Vlado Taneski bekerja sebagai jurnalis selama lebih dari 20 tahun. Untuk sebagian besar karirnya, ia bekerja untuk surat kabar lokal di kota kelahirannya Kičevo, Makedonia. Kota itu kecil dan tenang, dan sebagian besar berita yang dia dapat berasal dari kegiatan sekolah-sekolah lokal dan kantor-kantor pemerintah.
Kemudian,
pada tahun 2005, ia mendapat berita yang besar. Seorang wanita hilang. Wanita
yang berprovesi sebagai petugas kebersihan itu, ditemukan dengan kondisi
mengenaskan, dibunuh dan diperkosa dipinggiran kota. Tubuhnya dibungkus kantong
plastik dan dibuang begitu saja.
Taneski
bekerja sama dengan polisi dan pihak berwenang setempat untuk meliput
pembunuhan itu. Itu adalah liputan luar biasa, karena dalam narasinya, Taneski
sangat jeli dengan detail-detail
atas pembunuhan tersebut,
Kasus Vlado Taneski
Selama
tiga tahun berikutnya, tiga wanita lain akan hilang. Dua di antaranya kemudian
ditemukan dalam kondisi yang sama seperti yang pertama.
Seperti
yang dilakukannya dengan pembunuhan pertama, Taneski meliput semuanya dengan jeli.
Setiap detail dan pengawasa di TKP nampak seperti sebuah analisa yang dilakukan
oleh penyidik profesional—Hal itu
menjadikan kolomnya dengan cepat menjadi favorit diantara para
penduduk setempat.
Namun,
polisi mulai curiga dengan liputan Taneski. Ada detail yang muncul dalam
ceritanya yang harusnya hanya diketahui polisi, dan tidak dibagikan kepada
publik. Mereka mulai bertanya-tanya apakah Taneski tahu siapa pembunuhnya dan
merahasiakannya sehingga dia bisa terus mendapatkan berita hangat untuk kolomnya.
Selama
tiga tahun, Vlado Taneski menjalani kehidupan ganda. Istrinya menggambarkannya
sebagai "pendiam yang lembut,"
dan rekan kerjanya di surat kabar Nova
Makedonija menyebutnya "si
rendah hati"
Namun,
wajah kedua Taneski menunjukkan sebaliknya. Dari empat wanita yang hilang, tiga
diantaranya ditemukan menunjukkan tanda-tanda diperkosa, dianiaya, dan disiksa
dengan kejam sebelum dicekik sampai mati dengan kabel telepon. Satu mayat terakhir, tidak pernah
ditemukan.
Polisi
sempat melaporkan bahwa wanita-wanita itu memang dicekik. Namun mereka tidak
menjelaskan secara detail benda apa yang digunakan untuk mencekik.
Meskipun
begitu, Taneski telah menyebutkan dengan benar jenis kabel telepon tertentu
yang digunakan. Dia membeberkannya di dalam tulisan surat kabarnya bahkan saat
polisi tidak pernah menjelaskan detail itu kepada siapapun.
Pada
akhirnya, polisi menangkap Taneski karena dicurigai melakukan pembunuhan.
Pengakuan Taneski
Setelah
menginterogasi Taneski, polisi kemudian memperoleh surat penggeledahan dari
atasanya dan mulai menyelidiki rumah Taneski. Dalam penggeledahan itu, mengungkapkan
wawasan lebih lanjut tentang pikirannya yang bengkok. Rumahnya penuh dengan
pornografi, dan catatan tentang kejahatan.
Benar
bahwa dia telah melakukan pembunuhan, kemudian menulis tentang mereka dengan
sangat rinci untuk koran, seolah-olah mengejek polisi.
Adapun
motifnya, polisi tidak pernah mengerti. Semua korban adalah petugas kebersihan,
profesi yang sama dengan ibu Taneski. Ada pula kemiripan sekilas antara Ibu
Taneski dan Para korban.
Polisi
percaya bahwa para korban mungkin mengenal Ibu Taneski, meskipun begitu,
penyelidikan lebih lanjut terkait hal tersebut tidak pernah dilakukan.
Pada
akhirnya, Taneski tidak dapat mengelak tatkala Tes DNA dilakukan. Kecocokan
antara sperma Taneski dengan sperma yang ditemukan di mayat korban,
mengkonfirmasi setiap kejahatan yang terjadi.
Taneski
dinyatakan bersalah dan pada akhirnya dipenjara. Sayangnya, mantan reporter itu
ditemukan meninggal bunuh diri di selnya tak lama setelah dijebloskan ke
penjara.
Dia bunuh diri dengan dengan menenggelamkan kepalanya ke dalam seember air.
Baca Juga :
- Kasus Alain Lamare dan Perburuan Kepada Diri Sendiri
- Kasus Gary Plauche dan Kisah Balas Dendam Seorang Ayah
- Kasus Menghilangnya Amy Lynn Bradey dari Kapal Pesiar
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
Kirain pinter. Ternyata malah kejahatannya bocor karena melewatkan detail kecil.
ReplyDeleteye gan.. mending Alain Lamare kemarin, meskipun sama-sama bodoh, tapi si Alain bisa tipu-tipu dikit.
Delete