The Crying Boy adalah serangkaian lukisan anak laki-laki yang menangis, dilukis oleh seorang seniman Italia, Giovanni Bragolin yang juga dikenal sebagai Bruno Amadio.
Saat admin mengatakan “serangkaian”
artinya bahwa lukisan “The Crying Boy”
memang lebih dari satu. Diduga bahwa berbagai versi dari Lukisan The Crying Boy
didistribusikan selama tahun 1950-an dan tahun-tahun berikutnya.
Lukisan-lukisan yang
menampilkan wajah anak-anak yang menangis ini, karena rentetan kejadian,
dipercayai membawa kutukan kepada siapa saja yang memilikinya,
Menurut legenda urban,
seniman itu melarikan diri ke Spanyol setelah panti asuhan yang dia lukis
dilalap api misterius. Dia bekerja di Venesia pasca perang dunia kedua dan
biasa membuat lukisan anak laki-laki yang menangis untuk para turis di sana.
Amadio atau Giovanni,
melukis sebanyak 65 anak laki-laki dengan mata berkaca-kaca, menatap lurus.
Lukisan-lukisan ini sangat mempengaruhi orang dan menyentuh mereka.
Kutukan Lukisan Anak Laki-Laki yang
Menangis
Tahun 1985,. Surat kabar
harian The Sun mencetak sebuah berita berjudul, 'Kutukan Berkobar dari Anak Laki-Laki yang
Menangis'. Dalam berita itu, dibahas tentang kebakaran rumah di Rotherham,
Inggris. Api yang berkobar membumihanguskan rumah tersebut—penyebab api,
diketahui berasal dari kompor yang tidak diperhatikan.
Segala sesuatu di rumah
hancur. Namun hanya satu benda yang selamat, itu adalah lukisan anak laki-laki
menangis yang jatuh, telungkup, dan sedikit kotor saja.
Laporan itu juga berbicara tentang
seringnya kebakaran terjadi di lingkungan itu. Untuk kasus rumah tersebut, api
pada akhirnya berhasil dipadamkan, sayangnya semua bangunan beserta isinya
sudah hangus tak bersisa.
satu-satunya hal yang
selamat di rumah itu adalah lukisan The
Crying Boy ini
Hal-hal mulai menjadi lebih
aneh ketika laporan menunjukkan bahwa petugas pemadam kebakaran menganggap
lukisan itu terkutuk dan surat kabar The
Sun nampak menyetujuinya.
Alan Wilkinson, seorang
petugas stasiun pemadam kebakaran, dilaporkan telah mencatat sebanyak 50
kebakaran di mana Lukisan Crying Boy ditemukan. Orang-orang mulai menyambungkan
kejadian-kejadian dengan kutukan.
Kepanikan publik menjadi
nyata. Akhirnya, setelah kebakaran besar lain yang terjadi di sebuah restoran
Italia, media percetakan yang memberitakan kejadian tersebut meminta para
pembacanya untuk mengirimkan lukisan Crying Boy ke kantor mereka
Mereka mencoba membakar
lukisan itu dengan sengaja sebelum pada akhirnya gagal dan menyerah.
Kisah Dibalik Lukisan
Meskipun Versi dari lukisan
the Crying Boy bermacam-macam. Namun diyakini bahwa model dari lukisan tersebut
adalah satu individu saja.
Diyakini bahwa namanya
adalah Don Bonillo, seorang yatim piatu yang diadopsi oleh Amadio. Namun anak
yang bisu itu diyakini dikutuk dan disebut anak setan karena sempat melihat
kematian orang tuanya dalam kebakaran rumah yang terjadi pada Perang Dunia II,
dan tidak melakukan apa-apa.
Pendeta setempat telah
memperingatkan agar tidak mengadopsinya, tetapi Amadio tidak mendengarkan.
Mereka hidup bahagia bersama. Namun suatu hari, studio dan apartemennya
terbakar. Amadio kemudian menyalahkan Don dan mengusirnya dari rumah—semenjak
saat itu, bocah kecil itu tidak pernah terlihat lagi.
Bertahun-tahun kemudian,
selama tahun 1976, sebuah laporan tentang kecelakaan mobil dan tubuh yang
terbakar menarik perhatian. Korban dalam kecelakaan itu mati gosong tanpa dapat
dikenali.
Meskipun begitu,Di kompartemen
sarung tangan mobil, SIM (yang tidak hancur dalam kebakaran mobil) tertulis
nama Don Bonillo—cerita ini diyakini sebagai origin kemunculan kutukan dari lukisan ‘The Crying Boy’
Apakah lukisan itu benar-benar terkutuk?
Bertahun-tahun kemudian,
Steve Punt seorang komedian dan aktor terkenal mencoba membuktikan teori
tentang lukisan the crying boy dan
kutukan yang terkait dengannya.
Pembuktian dilakukan pada
acara yang disebut Punt PI. Meskipun acara itu tidak berhubungan dengan horor, namun pembuktian yang dilakukan
oleh Punt di acara itu menjadi sebuah kesimpulan yang tercatat dalam berkas
penyidik.
Pembuktian tersebut, Punt
mengatakan lukisan ‘The Crying Boy’ dilindungi
oleh cairan khusus yang bersifat ‘fire resistance’ atau anti terbakar. Cairan
tersebut menyerupai plitur dan
dioleskan di seluruh bagian lukisan saat lukisan itu sudah selesai. Punt bahkan
mendemonstrasikan penggunaan cairan tersebut dan efeknya terhadap api.
Oke, mungkin plitur seharusnya tidak mampu menahan
api yang ukurannya sebesar rumah. Secara logis, harusnya lukisan itu tetap
terbakar di dalam sebuah kebakaran yang besar. Namun, Punt juga memiliki teori
tentang hal ini.
Sebagian besar lukisan The
Crying Boy, memiliki ikat benang yang digunakan untuk menempelkannya ke
dinding. Lukisan tersebut tidak memiliki dudukan paku seperti bingkai foto atau
semacamnya.
Tatkala kebakaran terjadi,
api biasanya akan membakar benang pengait tersebut dan membuat lukisan itu
jatuh ke tanah. Jatuh dengan gambar ada di bawah. Dengan posisi ini, lukisan
cenderung bertahan dari kebakaran karena api tidak mampu menyentuh serat basah
yang tertelungkup ke lantai. Ditambah, jika lantai yang dimaksud adalah Ubin
dan bukannya kayu, api tidak akan mampu membakar ubin tersebut.
Sedangkan untuk rentetan
kebkaran yang terjadi karena lukisan itu, dipercayai sebagai kebetulan semata. Kebetulan
yang awalnya berasal dari histeria, dan berubah menjadi sugesti—orang cenderung
percaya kepada hal yang ingin mereka percayai, padahal bisa saja, penjelasan
yang sebenarnya adalah hal sederhana.
Yap, kebakarang hanyalah kebetulan.
In The End
Kasus The Crying Boy memang
sempat menggemparkan media-media lokal bahkan internasional. Meskipun begitu,
banyak yang menyetujui teori Punt dan menutup kepercayaan mistis begitu saja—tentu
saja disisi lain koin, masih juga ada yang percaya kalau lukisan itu membawa
semacam kutukan.
What
do you think?
Baca
Juga :
- Kasus John Titor, Penjelajah Waktu yang datang dari tahun 2036
- Lukisan (yang katanya) bukti alien Pernah Datang Ke Bumi
- Misteri Codex Gigas, Alkitab Iblis Yang sangat Misterius
- Green Children Of Woolpit, Anak-Anak Hijau dari dunia Lain
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
Penelitiannya keren. Hasilnya benar benar ilmiah (Menurut gue sih).
ReplyDeleteAnak kecil bisu yatim piatu yg diusir tadi tanpa kita ketahui, gue harap semoga dapat hidup layak.