Ada sesuatu tentang Gypsy Rose Blanchard dan ibunya Dee Dee Blanchard yang tidak bisa kau benci.
Gypsy, Seorang putri yang terserang kanker, distrofi otot, dan sejumlah penyakit lain tetapi masih tersenyum setiap ada kesempatan, dan Dee Dee, seorang ibu yang mengabdikan diri untuk memberikan semua yang diinginkan putrinya. Mereka adalah gambaran inspirasi dan harapan.
Itulah kenapa, ketika Dee
Dee terbunuh, ditemukan dipukuli sampai mati di rumahnya sendiri dengan
putrinya yang sakit-sakitan tidak dapat ditemukan, orang-orang langsung panik.
Mereka berpikir, Tidak
mungkin gadis itu bisa bertahan hidup sendiri, pikir mereka. Lebih buruk lagi,
bagaimana jika orang yang membunuh Dee Dee telah menculik Gypsy Rose?
Pasca mayat sang ibu
ditemukan, perburuan langsung dilakukan untuk mencari Gypsy Rose. Sayangnya,
pencarian itu membuahkan hasil yang aneh.
Gadis itu ditemukan hanya
satu hari kemudian. Tapi Gypsy Rose yang ditemukan bukanlah gadis yang sama.
Daripada seorang pasien kanker botak, kurus, menaiki kursi roda, polisi
menemukan seorang wanita muda yang kuat, dapat berjalan dan makan sendiri.
Pertanyaan pun langsung
muncul tentang pasangan ibu-anak tercinta ini. Bagaimana gadis itu berubah
begitu cepat dalam semalam? Apakah dia pernah benar-benar sakit? Dan, yang
paling penting, apakah dia terlibat dalam pembunuhan ibunya?
Kasus Dee Dee dan Gypsy Rose
Ketika Gypsy Rose masih
bayi, Dee Dee membawanya ke rumah sakit. Dia yakin bahwa anaknya menderita sleep apnea. Meskipun tidak ada
tanda-tanda penyakit, Dee Dee tetap yakin. Dia kemudian menyimpulkan kalau
anaknya itu, menderita kelainan kromosom—Semenjak saat itulah, Dee Dee terus
menjaga anaknya mati-matian.
Ketika Gypsy Rose berusia
sekitar delapan tahun, dia jatuh dari sepeda motor kakeknya. Dee Dee segera
membawanya ke rumah sakit, di mana dia dirawat karena lecet ringan di lututnya.
Meskipun begitu, Dee Dee yakin kalau kecelakaan itu mengakibatkan sesuatu yang
jauh lebih buruk.
Gypsy Rose akan membutuhkan operasi
jika dia berharap bisa berjalan lagi. Sampai saat itu, Gypsy Rose diperintahkan
ibunya untuk tetap berada di kursi roda agar lututnya tidak semakin parah.
Mereka kemudian pindah dari
rumah orang tua Dee Dee tatkala pasangan kakek-nenek itu mulai mempertanyakan
kondisi Gypsy Rose. Mereka berpikir, anak
itu nampak baik-baik saja, kenapa Dee Dee sangat bersikeras kalau anak itu
memiliki penyakit?
Dee Dee, yang merasa bahwa
orang tuanya tidak mengerti keadaan Gypsy, kemudian memutuskan untuk membawanya
pindah ke apartemen yang rusak dan hidup dengan uang jaminan sosial milik
Gypsy. Tidak banyak, tapi cukup.
Dee Dee kemudian membawa
putrinya ke rumah sakit di New Orleans, Gypsy menemukan bahwa selain kelainan
kromosom dan distrofi ototnya, Dia kini menderita masalah pendengaran dan
penglihatan.
Dee Dee mengatakan kepada
dokter bahwa, Gypsy Rose mulai menderita kejang. Meskipun penyakit itu tidak
terdeteksi setelah rangkaian tes yang dilakukan, Dokter tetap meresepkan obat anti-kejang dan obat nyeri generik—untuk
berjaga-jaga.
Titik Balik Hidup Dee Dee dan Gypsy
Pada tahun 2005, Badai
Katrina memaksa Dee Dee dan Gypsy Rose untuk pindah ke utara ke Aurora,
Missouri.
Di sana, keduanya menjadi
sepasang selebritas, bertindak sebagai pembela hak-hak orang cacat dan orang
sakit. Mendengar kisah haru perjuangan Dee Dee untuk merawat Gypsy sendirian,
Ormas Habitat for Humanity
membangunkan mereka sebuah rumah yang bagus lengkap dengan jalan kursi roda dan
bak mandi air panas.
Tidak hanya itu, Make-A-Wish Foundation bahkan mengirim
mereka dalam beberapa perjalanan ke Walt Disney World dan memberi mereka tiket
di belakang panggung ke konser Miranda Lambert.
Lebih dari itu, pemberitaan yang
mereka terima melalui berbagai yayasan menarik perhatian para dokter nasional.
Tak lama kemudian, para spesialis menghubungi Dee Dee dan Gypsy Rose untuk
melihat apakah ada yang bisa mereka lakukan untuk membantu.
Salah satu dokter ini,
adalah seorang ahli saraf pediatrik dari Springfield bernama Bernardo Flasterstein.
Dia menawarkan mereka checkup dan
perawatan gratis di klinik miliknya sampai Gypsy Rose dapat sembuh.
Sayangnya, tatkala dokter
Bernando Flasterstein melakukan pengecekan terhadap Gypsy Rose, dia menemukan
fakta mengejutkan : Gadis itu tidak memiliki penyakit apapun.
Yap, Segala hal tentang
kelainan kromosom, distrofi otot dan penyakit-penyakit lain yang di klaim Dee
Dee Blanchard diderita oleh anaknya, tidak ada—menurut tes medis.
"Aku
tidak melihat alasan mengapa dia tidak bisa berjalan,"
katanya kepada Dee Dee.
Dee Dee tentu saja
melayangkan bantahan kepada dokter tersebut. Dee Dee mengklaim bahwa badai
telah menyapu bersih semua catatan Gypsy Rose. Meskipun begitu, Dee Dee
meyakinkan Dr. Flasterstein bahwa catatan itu ada.
Dr. Flasterstein yang
curiga, kemudian mulai melacak “catatan medis” yang dimaksud oleh Dee Dee. Dia
menemukan salinan dari catatan tersebut di sebuah rumah sakit di New Orleans
(rumah sakit yang sama, yang didatangi Dee Dee beberapa bulan yang lalu)
Setelah berbicara dengan dokter
di New Orleans dan memastikan sekali lagi bahwa Gypsy Rose adalah (berdasarkan fakta
medis) anak yang sehat, Dr. Flasterstein mulai curiga bahwa ‘penyakit’ yang dimaksud
adalah Dee Dee sendiri.
Kebenaran yang Mengerikan
Pada tahun 2010, meskipun
Dee Dee memberi tahu semua orang bahwa anaknya berusia 14 tahun, dia sebenarnya
sudah berusia 19 tahun.
Pasca mengunjungi klinik Dr.
Flaterstein, Gypsy mulai menaruh kecurigaan dengan Ibunya. Ibunya itu
meyakinkan Gypsy sepanjang hidupnya kalau dia mengidap penyakit tertentu, dan
Gypsy selalu percaya. Namun, perkataan Dr. Flasterstein tentang Gypsy yang
baik-baik saja, selalu terngiang ngiang di kepalanya.
Hal tidak beres semakin
terungkap seiring berjalannya waktu. Gypsy Rose sering disuruh minum
obat-obatan tertentu oleh ibunya. Gypsy Selalu beranggapan bahwa obat itu
adalah obat yang membantu penyakitnya. Namun bagaimana jika itu bukan?
Berharap menemukan jawaban
yang lebih jelas, Gypsy ingin bertanya kepada Dr. Flasterstein secara pribadi.
Suatu malam Gadis itu muncul
di depan pintu rumah tetangganya, berdiri di atas kedua kakinya sendiri dan
memohon tumpangan ke rumah sakit. Sayangnya Dee Dee memergokinya. Ibunya dengan
cepat turun tangan dan menjelaskan semuanya kepada tetangganya yang bingung
melihat Gypsy—ngeles adalah bakat
yang sudah Dee Dee kembangkan selama bertahun-tahun.
Setiap kali Gypsy Rose
ketahuan orang mulai menyimpang, menjadi mandiri, atau menyarankan bahwa dia tidak
apa-apa dan tubuhnya dapat digunakan secara normal, Dee Dee akan turun tangan
dan menjelaskan kepada publik bahwa pikiran Gypsy Rose diganggu oleh penyakit.
Dee Dee akan mengatakan
bahwa Gypsy mengalami gangguan mental, atau bahwa obat-obatan telah membuatnya bicara
ngelantur. Karena sifat mereka yang
menyenangkan dan ikatan inspirasional mereka, orang-orang percaya saja pada alasan
Dee Dee itu.
Gypsy dan Tipu daya Dee Dee
Disisi lain, Gypsy tau dia
tidak sakit. Semakin hari semakin jelas. Fakta bahwa dia sering diberi obat
bius dan pelemas otot oleh Dee Dee, membuat Gypsy tau bahwa ini semua adalah
ulah ibunya—yap, sebuah penipuan besar-besaran demi exposure dan benefit
sosial.
Wajah asli Dee Dee pun mulai
terlihat. Ibunya itu akan berperilaku kasar kepadanya apabila Gypsy melakukan
hal-hal yang tidak dia sukai. Bahkan, pasca insiden dengan tetangga kemarin,
Gypsy selalu dirantai di tempat tidur tatkala malam tiba.
Disisi lain, Gypsy Rose
secara diam-diam mulai menggunakan internet setelah Dee Dee pergi tidur.
Mencari informasi atau mungkin pertolongan. Pada akhirnya, dia menemukan
dirinya nyasar ke sebuah ruang chating online.
Menggunakan internet adalah
hal yang beresiko, karena Dee Dee pernah mengancam akan menghancurkan jari-jarinya dengan palu jika
dia bermain internet. Namun Gypsy Rose tetap melakukannya secara diam-diam.
Dia mengobrol dengan para
pria, berharap salah satu dari mereka bisa menyelamatkannya.
Akhirnya, pada 2012, dia
bertemu Nicholas Godejohn, pria berusia 23 tahun dari Wisconsin. Godejohn
bukanlah orang baik-baik, meskipun tidak terlalu jahat pula. Dia memiliki
riwayat penyakit mental dan catatan kriminal. Namun, daya tarik yang aneh
mempertemukan kecocokan antara Gypsy dan Godejohn.
Beberapa bulan setelah
pertemuan dan saling chatting,
Nicholas Godejohn datang mengunjungi Gypsy Rose ke rumahnya. Kala itu Dee Dee
sedang melakukan perjalanan solo dan Gypsy Rose dirumah sendirian.
Saat bertemu, Mereka
bercerita banyak hal. Mereka saling menyukai dan Godejohn, sangat terganggu
dengan keadaan Gypsy kala itu. Entah bagaimana, di pertemuan mereka itu, sebuah
perjanjian pun dibuat.
Pembalasan Gypsy Rose
Suatu malam di pertengahan
Juni 2015. Gypsy menunggu ibunya sampai tertidur sebelum pada akhirnya dia
mempersilahkan Nicholas Godejohn yang sudah bersembunyi diluar, untuk masuk ke
rumahnya.
Yang terjadi berikutnya,
adalah pemukulan sampai mati sosok Dee Dee Blanchard di tempat tidurnya
sendiri. Pemukulan yang didengarkan olh Gypsy, dari balik pintu.
Pasca membunuh Dee Dee,
keduanya pun melarikan diri.
Penangkapan Gypsy Rose
Saat pencarian, Gypsy Rose
ditemukan oleh polisi dengan kondisinya yang baik-baik saja. Segala prasangka
tentang dirinya yang diculik oleh pembunuh Dee Dee, hilang seketika.
Bersamaan dengan itu, sebuah
fakta mencengangkan pun terungkap ke publik. Fakta bahwa selama ini, Gypsy Rose
Blanchard digunakan oleh ibunya sebagai “boneka pencari uang” dan ditipu dengan
berbagai penyakit.
Mereka yang telah menyatakan
kesedihan atas kematian Dee Dee sekarang marah karena perlakuan yang dia
lakukan kepada anaknya selama bertahun-tahun.
Akhirnya, psikiater menyebut
Gypsy Rose sebagai korban pelecehan anak, dengan menyebut sindrom Munchausen sebagai
akar dari perilaku Dee Dee. Namun, meskipun opini publik telah bergeser
menentangnya, masalah pembunuhannya masih tetap ada.
Dalam sebuah interogasi,
Gypsy Rose mengaku bahwa dia telah menyewa Nicholas Godejohn untuk membunuh
ibunya. Pada akhirnya dia tetap dihukum
dan dijatuhi vonis 10 tahun penjara setelah mengaku bersalah atas pembunuhan
tingkat dua(dia akan memenuhi syarat untuk pembebasan bersyarat pada tahun
2024)
Sementara itu, Nicholas
Godejohn telah dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Di penjara, Gypsy Rose kembali
mengingat hal yang dilakukan ibunya, dan mengatakan bahwa dia sudah merelakan
semuanya.
Dia menyesal atas pembunuhan itu tetapi mengatakan bahwa, dipenjara di sel lebih baik daripada dipenjara dirumahnya. Dalam sebuah wawancara pada tahun 2018, dia mengatakan :
“Aku
merasa seperti lebih bebas di penjara, daripada tinggal bersama ibu. Karena
sekarang, aku diizinkan untuk hidup seperti wanita normal.”
End Of Story.
Baca
Juga :
- Kasus Brenda Ann Spencer, Gadis yang terlalu membenci hari senin
- White Boy Rick, Perekrutan FBI dibawah Umur yang Berubah Bencana
- Penculikan dan Penyekapan selama 8 tahun, Natascha Kampusch
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
Sindrom Munchausen ini gue pertama tau di It. Kalo ga salah tokoh disana ada yg mengidap ini.
ReplyDeleteItu muka emaknya tampolable banget asli.
ingat ! jangan main fisik ke perempuan. caci maki aja sepedas dan sekasar mungkin. yang itu gue dukung 😎
ReplyDelete