Mimpi terburuk orang tua kemungkinan adalah penculikan anak. Gary Plauché, seorang ayah Amerika dari Baton Rouge, Louisiana, mengalami hal yang lebih buruk dari itu. Dia mendapati anak lelakinya Joey diculik, dan dilecehkan secara seksual.
Jika menyeret si pelaku ke
pengadilan adalah suatu alternatif, Gary nampaknya lebih memilih untuk memburu
si penculik dan membunuhnya sendiri.
Keluarga Plauche dan Putra Mereka Jody
Leon Gary Plauché lahir pada
10 November 1945, di Baton Rouge. Dia sempat bertugas di Angkatan Udara AS, di
mana dia mendapatkan pangkat Sersan Staf. Setelah meninggalkan tentara. Pasca
mengabdi di tentara, Plauché berkarir menjadi salesman dan juga bekerja sebagai juru kamera untuk sebuah stasiun
berita lokal.
Secara keseluruhan, Plauché
tampaknya ditakdirkan untuk menjalani kehidupan yang tenang dan biasa. Kemudian,
suatu hari, semuanya berubah.
Serangkaian peristiwa yang
akan mengubah hidup Plauché selamanya dimulai pada 19 Februari 1984, ketika,
instruktur karate putranya yang berusia 12 tahun, Jody, menjemputnya untuk pergi
jalan-jalan. Jeff Doucet,
25 tahun, berjanji pada ibu Jody, June, bahwa mereka akan kembali dalam
15 menit.
June Plauché tidak meragukan
Doucet sama sekali. Secara, ketiga (Dari empat) anaknya memang dari dulu sudah
kursus karate dengan Doucet dan dia dikenal sebagai instruktut yang mumpuni
dikalangan masyarakat. Doucet pun sering berkunjung dan over all, adalah sosok yang dapat dipercaya (menurut June)
“Dia
adalah sahabat kita semua,” kata Jody Plauché kepada surat kabar
sekolah sebelum kejadian. Menurut
June, putranya berhenti dari kegiatan sepak bola dan bola basket untuk lebih sering
berlatih bela diri di dojo Doucet.
Sayang sekali, bahwa ibu
rumah tangga itu pada akhrinya akan dikhianati oleh Doucet.
Kasus Penculikan Jody oleh Jeff Douchet
Sayang sekali, bahwa Jeff
Doucet kala itu nyatanya tidak mengajak Jody berkeliling lingkungan. Pada malam
hari, keduanya berada di bus menuju Pantai Barat. Dalam perjalanan, Doucet
mencukur jenggotnya dan mengecat rambut pirang Jody menjadi hitam. Dia berpura-pura
menjadikan Jody sebagai putranya sendiri sembari bersembunyi dari penegak hukum
yang akan segera melacak mereka.
Doucet dan Jody Plauché
menginap di sebuah motel murah di Anaheim, California, hanya beberapa blok dari
Disneyland. Di dalam kamar motel, Doucet melakukan pelecehan seksual terhadap
murid karatenya itu.
Hal ini berlanjut sampai
Jody meminta untuk menelepon orang tuanya, yang (sebenarnya) diizinkan Doucet. Di
rumah, Orang tua Jody sudah khawatir dan mereka sudah menelfon polisi untuk
menangani hal ini.
Polisi, yang sudah bersama
orang tua Jody, pada akhirnya melacak panggilan itu dan menangkap Doucet ketika
mereka hendak terbang ke Louisiana.
Mike Barnett, seorang mayor
sheriff Baton Rouge yang telah membantu melacak Jeff Doucet sekaligus
bersahabat dengan Gary Plauché, mengambil inisiatif untuk memberi tahu dia
tentang apa yang telah dilakukan instruktur karate kepada putranya.
Reaksi Gary saat mendengar
hal tersebut, adalah reaksi yang sama seperti kebanyakan orang tua ketika
mereka mengetahui anak-anak mereka telah diperkosa atau dianiaya : Shock dan Ngeri.
Kegelisahan Gary Pasca Anaknya Kembali
Meskipun putranya telah
ditemukan, Plauché tetap gelisah. Dia menghabiskan beberapa hari berikutnya di
dalam bar lokal, The Cotton Club,
bertanya kepada orang-orang kapan kira-kira Doucet akan dibawa kembali ke Baton
Rouge untuk diadili.
Seorang mantan rekan dari
WBRZ News, yang kebetulan ada di bar itu untuk minum, mengatakan kepada Plauché
bahwa instruktur karate bejat itu
akan diterbangkan pada pukul 9:08.
Detik itu juga, Gary Plauché
berkendara ke Bandara Baton Rouge. Dia memasuki aula kedatangan mengenakan topi
baseball dan kacamata hitam. Wajahnya tersembunyi.
kru berita WBRZ nampak menyiapkan
kamera mereka untuk merekam karavan polisi yang mengawal Jeff Doucet keluar
dari pesawatnya. Ketika mereka lewat, Plauché mengeluarkan pistol dari sepatu
botnya dan tanpa ampun menembak kepala Doucet.
Itu adalah pembunuhan. Dan setiap
detiknya, terekam oleh kamera milik kru berita WBRZ.
Salah satu Polisi, Mike
Barnet (Teman Gary yang ikut mengawal Douchet di tempat itu), lansung meringkus
Gary Plauché dan mendorongnya ke lantai. Mike Bernett kemudian terdengar
bertanya : “Kenapa Gary, Kenapa kau
melakukannya?”
Gary Plauché. Pahlawan atau Pembunuh?
Pasca Kejadian itu, Gary
ditangkap. Kasus ini sempat menjadi perdebatan dikalangan masyarakat. Pasalnya,
secara hukum, Gary memang harus diadili karena membunuh. Sedangkan disisi lain,
banyak warga yang percaya bahwa pembunuhan itu dibenarkan.
Dalam sebuah perbincangan
dengan pengacaranya, Gary sempat berkata “Jika
hal serupa terjadi pada anakmu, kau pasti akan melakukan hal yang sama!”
Menurut salah satu tetangga
Gary, seorang kapten perahu sungai bernama Murray Curry, Gary Plauché bukanlah
seorang pembunuh. "Dia seorang ayah
yang melakukan hal tersebut karena cinta, dan hal tersebut dia lakukan untuk
mempertahankan harga dirinya sendiri dan putranya."
Hal yang luar biasa atas
kasus ini adalah, banyak tetangga yang bersukarela menyumbangkan sejumlah
uang untuk mempersiapkan persidangan
Gary. Uang sekitar $100.000 itu akan digunakan sebagai uang jaminan apabila
saat persidangan, Gary harus membayar denda pembebasan.
Bahkan, cerita-cerita ‘protagonis’
ini, membuat Hakim yang memimpin persidangan Gary, pada akhirnya memberikan
putusan untuk tidak mengirim Gary Plauché ke penjara. Dia mengatakan bahwa “Mengirim Gary Plauché ke Penjara akan
menjadi hal yang kontraproduktif, Aku yakin bahwa Plauché tidak bermaksud
menyakiti siapa pun kecuali Jeff Doucet yang sudah mati.”
In The End..
Plauché menebus kesalahannya
dengan masa percobaan lima tahun dan 300 jam pelayanan masyarakat. Sebelum dia
menyelesaikan keduanya, Plauché sudah kembali menjalani kehidupan normal. Dia
meninggal pada tahun 2014 karena stroke ketika dia berusia akhir 60-an.
Di akhir hayatnya, dia
digambarkan sebagai pria yang "melihat
keindahan dalam segala hal, dia adalah teman yang setia bagi semua orang,
selalu membuat orang lain tertawa, dan pahlawan bagi banyak orang."
Istrinya, Jody Plauché,
membutuhkan waktu untuk memproses setiap hal yang terjadi, tetapi akhirnya
mengubah pengalamannya menjadi sebuah buku berjudul “Why, Gary, Why?” Di dalamnya, Jody menceritakan kasus yang dia alami
menurut sudut pandangnya, untuk membantu orang tua mencegah anak-anak mereka
mengalami apa yang dia alami.
Sedangkan Jody (si anak),
mengaku masih memiliki trauma atas kejadian yang menimpanya. Meskipun begitu,
ia yakin bahwa dia akan dapat mengalahkan traumanya karena banyak yang mengatakan
: “Jadilah Seperti Ayahmu, Seorang
pahlawan.”
End Of Story.
Baca
Juga :
- Kasus Alain Lamare, dan Perburuan Kepada Diri Sendiri
- Karma Ken Rex McElroy, Akhir Hidup Preman Terkuat di Bumi
Tag : Kasus Pembunuhan, Kasus Gary Plauche, Pembunuhan di Live TV
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
Keren.
ReplyDeleteUntung kemarin ada yg bebas ga kena kejadian kaya gini (You Know lah Siapa).
Btw, logika mereka "Dia udah menebus kesalahan dia dgn dipenjara. Biarkan dia cari rezeki".
Yo bro. Coba pikirin anak atau keluarga lo diperkosa orang lain dan kemudian orang itu nongol di media massa, nyengir nyengir tanpa penyesalan sedikitpun dan korban nya mungkin masih trauma.
Gue termasuk yg gregetan sama kejadian kemarin.
yang mana tuh? penasaran
DeleteInisial Saipul jamil
ReplyDelete