Ketika ditanya oleh seorang reporter mengapa dia menembakkan 30 peluru ke halaman Sekolah Dasar Grover Cleveland, jawaban Brenda Ann Spencer (17 tahun) sederhana: "Aku tidak suka hari Senin."
Brenda Ann Spencer
Pada hari Senin, 29 Januari
1979, sebelum jam 8 pagi, anak-anak SD mulai berbaris di luar Sekolah Dasar Grover Cleveland di San Diego,
California. Mereka sedang menunggu kepala sekolah mereka untuk membuka gerbang
sehingga mereka bisa masuk ke dalam.
Di seberang jalan, Brenda
Ann Spencer mengawasi mereka dari rumahnya, sebuah rumah bobrok yang penuh
dengan botol-botol alkohol kosong dan satu kasur yang dia tempati bersama
ayahnya.
Saat anak-anak berbaris di
luar gerbang, Spencer tanpa aba-aba langsung mengeluarkan senapan semi-otomatis kaliber .22 Ruger 10/22
yang dia dapatkan sebagai hadiah Natal (orang tua biadab ngasih hadiah natal
senjata anjir). Kemudian, dia mengarahkannya ke luar jendela dan mulai menembak
ke arah SD.
Kepala sekolah, Burton Wragg
terbunuh ketika dia mencoba membantu anak-anak melewati gerbang. Seorang
penjaga, Mike Suchar juga terbunuh saat mencoba menarik seorang siswa ke tempat
yang aman.
Ajaibnya, tidak ada anak
yang tewas. Meskipun beberapa nampak terluka
Setelah membunuh dua orang
dan melukai sembilan orang lain sebelum pistol itu kosong, Ann Spencer kemudian
meletakkan senapannya, menutup dan mengunci semua pintu dan jendela, lalu
menunggu.
Pengepungan Rumah Spencer
Polisi yang tiba ke TKP,
diberi tahu bahwa tembakan itu berasal dari rumah Spencer. Dengan sebuah
komando, gerombolan mobil polisi langsung mengepung rumah tersebut dan
mengamankan perimeter sampai beberapa blok.
Polisi kemudian mengirim
negosiator untuk berbicara dengan Spencer, yang sayangnya tidak mau bekerjasama.
Spencer mengatakan bahwa dia bersenjata dan masih memiliki amunisi. Jika mereka
memaksanya keluar, dia akan keluar dengan menembak.
Selama dibarikade di
rumahnya sendiri, dia bersedia melakukan wawancara dengan wartawan surat kabar,
termasuk dengan The San Diego Union
Tribune. Perlu waktu beberapa jam sampai Ann Spencer memutuskan untuk
menyerah dan pasrah kepada polisi.
Setelah menyelidiki rumah
tersebut, polisi menemukan botol bir dan wiski kosong berserakan di dekat
Spencer. Meskipun begitu, Spencer mengklaim bahwa dia tidak dalam kondisi mabuk
saat melancarkan aksinya.
Pada akhirnya, dia pun ditahan
Sidang Ann Spencer
Meskipun dia baru berusia 17
tahun saat itu, Brenda Ann Spencer diadili sebagai orang dewasa karena beratnya
kejahatannya. Dia didakwa dengan dua tuduhan pembunuhan dan penyerangan dengan
senjata mematikan, di mana dia mengaku bersalah dan dijatuhi hukuman seumur
hidup.
Selama persidangan,
terungkap bahwa Spencer telah mencoba menembaki SD Grover Cleveland satu tahun sebelumnya. Menggunakan pistol BB, dia
menembak keluar jendela sekolah, meskipun tidak berhasil melukai siapa pun. Dia
menjalani masa percobaan atas kejahatan tersebut.
Petugas menyarankan agar dia
menghabiskan beberapa waktu di rumah sakit jiwa karena diduga mengalami
gangguan mental. Hal itu berdasar pada laporan yang mengatakan bahwa dia dia
telah menunjukkan tanda-tanda bunuh diri saat ditahan
Sayang, Ayah Spencer menolak
memberikan izin kepada putrinya untuk dirawat di rumah sakit jiwa, mengklaim
bahwa dia dapat mengatasi pikiran bunuh diri dan depresinya sendiri—eyy bapak biadab, yang kasih hadiah natal
senjata ke dia kau cok!
Dalam sebuah interogasi, Ann
Spencer sempat berkata, "Aku meminta radio dan dia membelikanku senjata"
katanya. "Aku
rasa dia ingin aku bunuh diri."
Pengacaranya berargumen
bahwa perlakuan yang dia terima dari ayahnya adalah alasan dari tindakan kekerasannya
yang tidak masuk akal. Meskipun begitu, argumen tersebut tidak sebanding dengan
2 orang korban yang meninggal karena perbuatannya.
Pada akhirnya, dia tetap
dipenjara. Bahkan sampai hari ini, pengajuan pembebasan bersyarat yang diajukan
untuknya, selalu ditolak karena alasan satu dan lain hal.
In The End.
Kasus Brenda Ann Spencer
adalah bukti lain tentang betapa pentingnya parenting
bagi orang tua. Dan Juga JANGAN KASIH HADIAH NATAL SENJATA LAH BUJANK!!
Pada akhir kisahnya, tragedi
Ann Spencer ini menginspirasi penyanyi utama Boomtown Rats, Bob Geldof untuk
membuat lagu berjudul “I Don’t Like Mondays” yang cukup
populer hingga saat ini.
Baca
Juga :
- White Boy Rick, Perekrutan FBI dibawah umur yang berubah Bencana
- Kasus Gary Plauche, dan Kisah Balas Dendam Seorang Ayah
Tag : Tragedi Ann Spencer, Penembakan Ann Spencer, Kasus Ann
Spencer
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
1. Orang tuanya goblok akut bawaan lahir.
ReplyDelete2. Berarti soal kenapa dia benci hari senin ga dijelasin ya? Cuma sebaris kata soal kenapa dia nembakin anak anak dan itu jawabannya?
kalau dipikir benar juga ya.. gak disebutin secara clear dan jelas kenapa dia benci hari senin. tapi menurut admin sih, orang cenderung membenci segalanya jika dia depresi dan hidup di lingkungan yang stressfull. toh, dia juga belum genap 18 tahun.
Deletemungkin pemandangan anak-anak SD yang sering diantar orang tuanya 'yang baik hati' bikin iri si Ann Spencer, meningat bapaknya sendiri biadab.. tapi, tau deh..
menurut gw sih dia benci hari senin karena anak2 sekolah pada umunya, dan dia ga dpt akses itu. Iri karena hal baik tidak dia terima
ReplyDeletekeluarga yang tewas harusnya tembak mati tuh bapaknya yang SGM (sinting gila miring)
ReplyDelete