Kejadian bernama "Jonestown Massacre" terjadi pada 18 November 1978, ketika lebih dari 900 anggota sekte Amerika bernama Peoples Temple tewas dalam bunuh diri massal di bawah arahan pemimpin mereka Jim Jones (1931-1978).
Pemimpin
Gila Jim Jones
Sebelum serangan teroris 11 September
2001, tragedi di Jonestown menandai hilangnya nyawa warga sipil AS terbesar
dalam bencana non-alam. Pria tidak waras di balik tragedi itu, Jim Jones,
adalah orang yang diyakini sepenuhnya bertanggung jawab.
Jones lahir pada 31 Mei
1931, di pedesaan Indiana. Pada awal 1950-an, ia mulai bekerja sebagai pendeta
Kristen di gereja-gereja kecil di sekitar Indianapolis, sebelum kemudian, dia
memiliki niat untuk membuat gerejanya sendiri.
Untuk mengumpulkan uang demi
membuat sebuah gereja sendiri, Jones mencoba berbagai usaha, termasuk menjual
monyet hidup dari pintu ke pintu.
Jones akhirnya membuka
gereja Peoples Temple di Indianapolis
pada pertengahan 1950-an. Dia bahkan secara mengejutkan mampu untuk menarik
beberapa orang menjadi jemaatnya.
Pada pertengahan 1960-an,
Jones bersama jemat kecilnya bermigrasi ke California Utara dan menetap di
Redwood Valley di Mendocino County.
Pada awal 1970-an,
pengkhotbah yang ambisius itu kemudian memindahkan kantor pusat organisasinya
ke San Francisco dan juga membuka sebuah kuil di Los Angeles.
Jim
Jones: Bangkitnya Pemimpin Sekte
Di San Francisco, Jones
menjadi sosok yang memiliki kedudukan. Dia berbaik hati dengan pejabat publik
dan media, menyumbangkan uang untuk berbagai tujuan amal dan memberikan suara
untuk berbagai politisi pada waktu pemilihan.
Peoples
Temple bahkan sampai menjalankan program sosial dan medis untuk
yang membutuhkan, termasuk ruang makan gratis, rehabilitasi narkoba dan layanan
bantuan hukum.
Pesan Jones tentang
kesetaraan sosial dan keadilan rasial menarik beragam kelompok untuk menjadi
pengikut, termasuk kaum muda idealis yang ingin melakukan sesuatu yang berarti
dalam hidup mereka. (Pada tahun 1977, anggota sekte Peoples Temple diperkirakan mencapai 20.000 orang)
Ketika jemaat Jones tumbuh,
laporan negatif mulai muncul ke permukaan tentang kepribadian pemimpin sekte
itu (Jones dipanggil sebagai “Bapa” oleh para pengikutnya).
Mantan anggota yang keluar
dari sekte itu, menggambarkan bahwa mereka dipaksa untuk menyerahkan
barang-barang mereka, rumah dan bahkan hak asuh anak-anak mereka. Mereka juga
menceritakan tentang kekerasan fisik, dan mengatakan Jones melakukan
"penyembuhan kanker" palsu.
Dihadapkan dengan perhatian
media yang tidak menarik dan investigasi yang meningkat, pada akhirnya membuat
Jones mengajak jemaatnya untuk pindah bersamanya ke Guyana, di mana dia
berjanji kepada mereka bahwa mereka akan bersama membangun surga dengan lingkungan
yang baik.
Awal
dari Jonestown
Pada tahun 1974, sekelompok
kecil pengikut Jones pergi ke Guyana untuk mendirikan koperasi pertanian di
sebidang hutan di negara kecil Guyana. (Guyana, yang memperoleh kemerdekaannya
dari Inggris pada tahun 1966, adalah satu-satunya negara di Amerika Selatan
dengan bahasa Inggris sebagai bahasa resminya.)
Pada tahun 1977, Jones dan
lebih dari 1.000 pindah sepenuhnya ke Guyana dan mulai membangun kota impian
mereka. Namun, Jonestown ternyata bukanlah surga seperti yang dijanjikan
Banyak pengikut yang disuruh
bekerja berhari-hari di ladang dan dikenai hukuman berat jika mereka
mempertanyakan otoritas Jones. Paspor dan obat-obatan mereka disita dan mereka mulai
mendapat berbagai macam penyakit.
Banyak penjaga bersenjata
berpatroli di kompleks hutan. Para anggota sekte dipaksa untuk menghadiri
pertemuan larut malam yang panjang. Mereka bahkan dilarang untuk melakukan
panggilan telfon dan menulis surat keluar.
Jones, yang pada saat itu
kesehatan mentalnya menurun dan kecanduan narkoba, memiliki tahtanya sendiri di
paviliun utama kompleks itu dan membandingkan dirinya dengan Vladimir Lenin dan
Yesus Kristus.
Dia yakin bahwa pemerintah,
media, dan lainnya ingin menghancurkannya. Dia juga meminta anggota Peoples Temple untuk berpartisipasi
dalam ‘latihan’ bunuh diri di tengah malam.
Penyelidikan Ke Jonestown
Leo Ryan, seorang guru
sekaligus politisi dari California, mendengar dari beberapa orang bahwa anggota
keluarga mereka adalah orang-orang yang ditahan di luar kehendak mereka di
Jonestown. Mendengar hal itu, dia memutuskan untuk pergi ke sana untuk
menyelidiki.
Ryan tiba di Guyana pada
bulan November 1978, dengan delegasi yang mencakup wartawan berita dan
fotografer, bersama dengan kerabat yang peduli kepada anggota Peoples Temple yang diduga ditahan.
Pada tanggal 17 November,
anggota kongres dan wartawan disambut di kompleks Jonestown, yang mengejutkan adalah,
bahwa mereka disambut dengan sangat baik.Mereka bahkan diberikan jamuan makan
malam dan hiburan-hiburan. Jones bahkan setuju untuk bertemu dengan wartawan.
Sayangnya, selama kunjungan,
beberapa anggota Peoples Temple
secara diam-diam mendatangi Ryan dan meminta untuk dikeluarkan dari Jonestown.
Pada 18 November, Ryan dan
kelompoknya, yang juga termasuk kelompok kecil pembelot Peoples Temple yang berhasil dibebaskan, pada akhirnya berniat meninggalkan
Jonestown.
Saat menunggu di landasan
udara, mereka disergap oleh orang-orang bersenjata yang dikirim oleh Jim Jones.
Ryan terbunuh dalam kejadian itu, bersama dengan seorang reporter dan juru
kamera dari NBC, seorang fotografer
dari San Francisco Examiner dan
seorang wanita anggota Peoples Temple
yang berusaha untuk pergi.
Ritual
Mengerikan di Jonestown
Pada hari yang sama dengan
pembunuhan di landasan udara, Jones mengatakan kepada pengikutnya bahwa tentara
akan datang dan menyiksa mereka. Dia
memerintahkan semua orang untuk berkumpul di paviliun utama dan melakukan apa
yang dia sebut sebagai “Pengabdian Terakhir.”
Anak-Anak adalah yang
pertama meninggal. Jim Jones memerintahkan orang tua mereka untuk memberikan
jus buah yang sudah diberi Sianida pada saat itu juga. Jones tidak menerima
penolakan karena dia meyakinkan bahwa jika para orang tua tidak melakukannya,
maka anak-anak mereka akan disiksa oleh tentara yang akan datang.
Setelah seluruh anak-anak
meninggal, kali ini giliran orang dewasa yang disuruh meminum racun. Mereka
tidak punya pilihan mengingat pasukan bersenjata anak buah Jim Jones mengepung
paviliun kala itu.
Pada akhirnya, mereka pun
pasrah.
Ketika para pejabat Guyana
tiba di kompleks Jonestown keesokan harinya, mereka menemukan ratusan mayat
yang tergeletak tak berdaya.
Banyak orang telah tewas
dengan posisi saling berpelukan. Jim Jones, usia 47 tahun, ditemukan di
singgasananya, tewas dengan satu luka tembak di kepala, kemungkinan besar bunuh
diri.
Korban tewas di Jonestown dilaporkan
pada 18 November 1978 berjumlah 909 orang, sepertiga dari mereka adalah
anak-anak. Beberapa orang berhasil melarikan diri ke hutan hari itu, sementara
setidaknya beberapa lusin anggota Pepoles
Temple lainnya, termasuk beberapa putra Jones, berada di bagian lain Guyana
pada saat kejadian. Secara total, hanya 33 orang saja yang selamat.
Rekaman kejadian yang
mengerikan, yang dikenal sebagai "rekaman
kematian", membantu penyelidik memahami apa yang terjadi malam itu.
Penelitian juga menemukan lebih dari seribu rekaman propaganda, percakapan, dan
khotbah yang melukiskan gambaran mengerikan tentang kegiatan Peoples Temple.
In
The End..
Setelah kejadian itu, Sekte
aliran sesat Peoples Temple pun resmi
berakhir. Meskipun begitu, kejadian tersebut akan terus dikenang sebagai
coretan buruk dalam sejarah Guyana dan Amerika Serikat.
Baca
Juga :
- Kasus Pembantaian Sadis di peternakan Hinterkaifek
- Kisah James Misson dan Negara Bajak Laut Libertalia
- Kisah Lucifer dan Perang di Taman Eden
Tambahan
:
Sebenarnya gambar-gambar pasca kejadian bunuh diri masal ada di google, namun
karena gambarnya terlalu graphic,
jadi admin tidak bisa menampilkannya di blog. Kalau mau lihat silahkan search
saja : Peoples temple Death. Rekaman
dan dokumenternya mungkin ada juga di Youtube.
Tag : Sejarah Jonestown, Tragedi bunuh
diri masal Jonestown, Kasus Jonestown, Sekte Jonestown, Sekte Alian sesat
Jonestown.
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
Gue cuma pengen jemaatnya bahagia di alam sana. Udah disiksa gitu gara gara masuk sekte ga jelas ini. Mudah mudahan berbuah manis di alam sana.
ReplyDelete