Cerita
By Admin
Ide
Cerita ini muncul saat admin sedang duduk di depan indomaret.
“Serial Killer Journal”
Malam itu, Polisi di kota X menerima telfon dari seorang wanita yang mengaku sebagai Jill Slasher
Jill Slasher adalah seorang pembunuh berantai yang dilaporkan meneror kota X selama satu tahun terakhir. Dia membunuh paling tidak 145 lelaki muda selama bulan Januari sampai Desember, mengirimi polisi paket yang berisi ‘lidah’ dan surat yang mengandung cara-cara membunuh yang dia lakukan.
Itulah kenapa saat seorang perempuan yang mengaku sebagai Jill Slasher menelfon polisi dan memberikan sebuah alamat, polisi langsung datang menanggapi panggilan tersebut.
Polisi diarahkan ke sebuah
gubug tua di pinggir kota. Di dalamnya, polisi menemukan sosok wanita, yang
dipercayai sebagai Jill Slasher, nampak gantung diri.
Di sebuah meja tak jauh dari
situ, terdapat sebuah buku yang berlumuran darah. Di atas buku tersebut,
terdapat sebuah memo yang bertuliskan, “baca
jurnalku.”
Polisi yang datang pun
langsung membaca jurnal yang dimaksud.
Jurnal tersebut berisi
tertang berbagai macam hal, dari daftar nama sampai dengan detail dari korban-korban yang
dia temui.
149 Nama dari 150 telah
dicoret, menandakan bahwa sosok Jill sudah membunuh 149 orang. Nomor itu 4
lebih banyak dibanding catatan polisi yaitu 145, menandakan bahwa ada 4 korban
yang kematiannya belum terungkap.
Beberapa nama yang tercantum
mengkonfirmasi identitas korban, menegaskan kalau sosok wanita ini, adalah Jill
Slasher yang asli.
Yang janggal dari catatan
tersebut adalah, satu nama terakhir, atau korban nomor 150, namanya belum
dicoret. Hal itu membuat polisi menyimpulkan kalau sang korban kemungkinan
masih hidup.
Di bagian belakang jurnal,
terdapat sebuah catatan aneh yang ditinggalkan. Catatan itu berbunyi.
“Aku tidak mampu membunuh nomor 150. Jika kau mencarinya, dia ada di
dalam koper berwarna merah di ruang bawah tanah.”
Polisi pun bergegas
mengecek. Saat koper yang dimaksud ditemukan dan dibuka, suara langsung
menyambut mereka dari dalam koper. Itu adalah korban nomor 150.
Korban nomor 150 itu,
memperkenalkan dirinya sebagai Henry, dia mengatakan bahwa dia disekap selama 1
bulan di ruang bawah tanah dan disiksa sedemikian rupa.
Polisi nampak diam
mendengarkan, menunggu Henry menyelesaikan ceritanya.
Henry mengatakan bahwa
dirinya adalah seorang pengidap DID atau Dissosiative
Identity Dissorder, atau sering dikenal dengan kepribadian ganda.
Sang Pembunuh menaruh
ketertarikan dengan kepribadian-kepribadian lain Henry, dan menyekap lalu
menyiksanya untuk bersenang-senang.
Kepribadian miliknya itu bermacam-macam bentuknya, ada yang berwujud seperti perempuan, anak kecil,
orang tua, remaja dan lain-lain. Ada cara-cara tertentu untuk “memicu”
kepribadian itu untuk muncul.
Dalam kasus kepribadian anak
kecil misalnya. Cara untuk memicunya adalah dengan memberi wewangian
bunga mawar. Saat wangi mawar tercium anak itu akan muncul.
Atau mungkin kepribadian si
perempuan. Cara untuk memicunya adalah dengan menyetelkan lantunan piano “Fur
Elise”
Mendengar Henry yang terus
mengoceh, membuat polisi sedikit terganggu. Kalau boleh jujur, mereka menahan
sebisa mungkin untuk tidak pingsan di detik itu.
Dengan nada takut, polisi
tiba-tiba menyela perkataan Henry, dan bertanya.
“K-Kau ini apa?” tanya salah
satu polisi.
Mendengar hal itu Henry
terdiam.
Di dalam koper yang sempit,
diantara tubuhnya yang sudah tercincang-cincang dan kepalanya yang sudah
terbelah dua, Henry tertawa serak sebelum menjawab.
“Namaku Henry, aku adalah kepribadian yang datang setelah jantung
David terlepas dari badannya.”
David, adalah nama asli sang
korban nomor 150.
End.
Baca cerita lain disini
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
Dafuq. Daritadi ngomong sama orang mati?
ReplyDeleteKeren Min ceritanya. Gue juga suka tema DID soalnya pernah baca Tell Me Your Dreams Sidney Sheldon soal sidang kasus pembunuhan berantai yg melibatkan DID.
Kasus true crime kah? Boleh tuh dibahas di blog .. ahaha
DeleteBukan Min. Itu novel fiksi tapi alurnya menarik.. Sidang kasus pembunuhan berantai dgn pelaku penderita DID. Seru.
Delete