Pada malam Sabtu, 27 Agustus, tepatnya pukul 23:50, 12 pria berseragam abu-abu memasuki salah satu gedung paling aman di São Paulo, cabang bank Banco Itaú yang terletak di Paulista Avenue, jantung keuangan dan bisnis terbesar di Brasil. Bank tersebut merupakan, bank terbesar di Amerika Latin berdasarkan nilai pasarnya.
Mereka melewati pemeriksaan
keamanan di taman bawah tanah bank dengan mengidentifikasi diri mereka sebagai
pekerja perabotan—penyamaran yang
sempurna, karena cabang sedang direnovasi dan penjaga di gedung sebelumnya
telah diperingatkan akan ada orang-orang yang datang malam itu.
Sesampainya di dalam, Hanya
dua satpam yang dilucuti senjatanya, yang pertama saat perampok itu merebut
lantai dasar tempat pintu masuk, sehingga anggota tim lainnya bisa masuk; dan korban
yang satunya adalah seorang satpam malang yang baru saja masuk dan bersiap
melakukan pergantian shift. Mereka tidak membunuh siapapun.
Lima pria dari komplotan
yang sama, nampak berjaga di luar, untuk menjaga agar yang lainnya tetap
waspada terhadap kemungkinan korban, jika terjadi kesalahan. Mereka
menghabiskan 10 jam berikutnya membobol sekitar 170 kotak brankas pribadi milik
setidaknya 120 klien Banco Itaú
Keesokan paginya, para
pencuri pergi dengan uang tunai, jam tangan mewah, emas batangan, safir,
zamrud, rubi, dan berlian. Jumlah total barang berharga yang diambil adalah
sekitar R$ 100 juta ($58,5 juta). Sedikit dari jarahan yang diasuransikan (bank biasanya tidak bertanya kepada nasabah
mereka tentang isi brankas mereka) dan sebagian besar tampaknya sulit untuk
dilacak.
Banco
Itaú
hanya menjamin kompensasi sebesar R$ 15.000,00 ($8.800) per kotak deposit.
Mereka yang barang berharganya bernilai hingga R$ 200.000,00 ($117.000) dapat
memilih paket asuransi yang disediakan oleh bank. Jika jumlah yang harus
dijamin lebih tinggi dari itu, perusahaan asuransi dari luar pihak bank harus
dipekerjakan untuk layanan tersebut.
Karena para nasabah tidak
pernah terbersit sekalipun kalau barang-barang mereka akan dirampok. Situasi
ini menjadi cukup kacau.
Penyelidikan
‘Polisi’
Karena situasi yang luar
biasa, orang harus berharap bahwa polisi akan segera mengambil tindakan. Tapi
bukan itu yang terjadi sama sekali. Meskipun Banco Itaú segera diberitahu tentang kejahatan tersebut, departemen
kepolisian yang bertanggung jawab untuk menangani perampokan bank di São Paulo
itu baru mulai menyelidiki kasus tersebut seminggu setelah terjadi.
Bahkan petugas keamanan yang
bekerja malam itu baru diinterogasi setelah 11 hari pasca perampokan, belum
lagi penyidik tidak berbuat banyak selama waktu yang dikenal sebagai 'Golden
48' (mengacu pada relevansi pengumpulan
bukti dan wawancara saksi selama 48 jam setelah kejahatan dilakukan, periode
setelah itu kemungkinan penyelesaiannya menurun drastis)
Sudah ada kecurigaan dan ada
spekulasi bahwa anggota kunci tim investigasi kasus ini sebenarnya bekerja sama
dengan para perampok untuk memperlambat penanganan kasusnya.
Terutama karena polisi São
Paulo memiliki sejarah dalam hal seperti ini. Di masa lalu, beberapa pejabat
polisi tersebut ketahuan memeras uang dari raja narkoba Kolombia, termasuk Juan
Carlos Ramírez Abadía. Mereka juga diketahui punya sejarah meminta ‘uang tutup mulut’ dari para pencuri kroco yang bertanggung jawab atas
beberapa pencurian bank selama beberapa tahun terakhir.
Itulah kenapa, banyak korban
lebih memilih menyewa agen investigasi swasta seperti RCI First Security and Intelligence
Advising yang berbasis di New York. Karena mereka memiliki koneksi dan
menjamin dapat menghubungi ratusan pemotong, penjual perhiasan, juru lelang,
dan penukaran uang dari seluruh dunia untuk mengetahui lokasi-lokasi perhiasan
curian itu secara efektif. Dan itu merupakan hal kunci dari pemecahan kasus
ini.
Meskipun begitu, Fakta bahwa
penyelidikan sudah terlanjur tertunda, bagaimanapun, adalah masalah besar.
Waktu sangat penting dalam kasus ini, karena semakin lama waktu diulur, maka
semakin jauh pula komplotan pencuri itu hilang dan bersembunyi.
Upaya
Penanganan
Segera setelah mereka
mendengar berita mengejutkan tentang perampokan, direktur Banco Itaú membentuk komite krisis untuk memantau situasi dan
membuat penilaian menyeluruh tentang konsekuensi dari pencurian yang belum
pernah terjadi sebelumnya ini.
Untuk bank, perampokan besar
seperti dalam kasus ini entah bagaimana bisa dibandingkan dengan kecelakaan
pesawat (Dari segi kerugian dan kacaunya). Sekitar 40 manajer di bank
diperintahkan untuk mengesampingkan tugas sehari-hari mereka dan mengabdikan
diri untuk memberi tahu klien secara pribadi bahwa barang berharga mereka telah
dicuri.
Memberitahu berita tersebut
ke klien, sama saja dengan sebuah ajakan berkelahi (karena sudah pasti yang
mendengar dijamin emosi). Ngajak gelut, iso-isone duwit nang bank dicolong
uwong la dalah.
Sementara itu, penyelidik
berusaha mengidentifikasi pencuri berkat satu-satunya petunjuk yang tersisa:
Meskipun mereka telah menghancurkan banyak kamera keamanan, ada beberapa yang
tidak disentuh.
Berdasarkan rekaman video,
sejauh ini sudah teridentifikasi 12 pencuri. Meskipun begitu, orang-orang
tersebut tidak pernah ditemukan.
Atau mungkin..
Memang sengaja tidak mau
ditemukan?
Selebihnya masih menjadi
misteri.
Baca
Juga :
The
Bank Robbers Saga : Kasus Perampokan duo Trenchcoat dan 161 kilogam tas berisi
uang
The
Bank Robbers Saga : Kasus Perampokan Tak Terpecahkan Irish Northern Bank
Tag : Perampokan perhiasan terbesar, kasus perampokan paling
merugikan, perampok paling cerdas
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
Cewek Said : "Semua Cowok sama aja"
ReplyDeleteMeanwhile Gue : "Semua Polisi sama aja"