Cerita ini merupakan salah satu perampokan bank paling terkenal dalam sejarah modern dan menjadi inspirasi untuk film klasik Dog Day Afternoon. Meskipun begitu, sebenarnya dalam kasus perampokan bank New York tahun 1972 yang dilakukan oleh John Wojtowicz dan rekan-rekannya ini, Kenyataan yang terjadi lebih daripada fiksi.
John
Wojtowicz
John Wojtowicz, lahir di New
York City pada tahun 1945, menjalani kehidupan yang pada dasarnya
"normal" sampai akhir 1960-an. Setelah lulus SMA, dia masuk militer
dan dikirim ke Vietnam. Kemudian ia kembali ke Amerika dan setelahnya mulai
bekerja untuk Chase Manhattan Bank,
di mana ia menjalin hubungan dengan seorang rekan kerja bernama Carmen Bifulco.
Pasangan itu menikah pada tahun 1967,.
Sebenarnya, kisah John
Wojtowicz bisa saja selesai disitu, dan menjadi cerita happy ending yang tidak memiliki plot twist atau semacamnya. Namun sayangnya, John Wojtowicz adalah
orang yang lebih suka hal rumit.
Saat Pelatihan kadet di kemiliteran,
ternyata dia sudah menjalin hubungan seksual dengan seseorang. Dan Hubungan itu
nyatanya masih terlus berlanjut bahkan sampai dia mempunyai istri. Parahnya,
Hubungan yang dimaksud adalah hubungan dengan seorang lelaki. Alias
Homoseksual.
Pasca diberhentikan dari militer
pada tahun 1967 dan dengan cepat menikahi Bifulco, John Wojtowicz tidak bisa
hidup lama dalam kebohongan. Dia berpisah dari istrinya pada tahun 1969 (2
tahun kemudian). Ia hidup luntang-lantung dan bergabung dalam Aliansi Aktivis
Gay. Semenjak saat itu, dia sudah menjalin hubungan dengan beberapa pria (alias
bergonta-ganti pasangan)
Pada tahun 1971, ia bertemu
seorang lelaki bernama Ernie Aron. Setelah cukup singkat mengenal, mereka pun
memutuskan untuk menikah.
Pernikahan sesama jenis
sangat mustahil kala itu, itulah kenapa mereka menikah dalam sebuah upacara
tidak resmi. Meskipun begitu, Ernie Aron diperkenalkan sebagai Liz Eden dan
dideklarasikan sebagai seorang perempuan oleh John Wojtowicz kepada khalayak
ramai.
Singkat cerita, mereka hidup
bersama. Memang dasarnya dua orang lelaki tidak bisa memiliki seorang anak. Liz
Eden pun jatuh ke dalam depresi. Dia sudah sangat berkomitmen atas
pernikahannya dengan John Wojtowicz dan dia ingin sekali melakukan operasi
pergantian kelamin agar dia dapat hamil dan memberikan seorang anak kepada John
Wojtowicz.
John Wojtowicz yang tidak
tahan melihat Istrinya (?) depresi pun pada akhirnya bertekad untuk mencari
uang demi biaya pergantian kelamin itu. Dan disinilah sebuah ide untuk merampok
Bank terpikirkan.
Waduh.
Yap, dari motivasinya pun
kita tau, ide itu tidak akan berjalan sebagaimana mestinya.
A
HEIST FOR PU$$Y.. LITERALLY..
Perampokan yang baik,
mememerlukan Tim. Layaknya film The Fast
And Furious V, Wojtowicz segera membentuk tim yang akan membantunya
merampok bank.
Dia merekrut Bobby
Westenberg dan Salvatore Naturale (keduanya dia temui sebelumnya di sebuah bar
tempat berkumpul orang-orang gay/Homoseksual). Namun mereka bukanlah pro.
Bahkan, mereka sangat-sangat amatir dalam ranah perampokan ini. Pada tanggal 22 Agustus 1972, mereka pun
berkeliling kota New York untuk memilih bank yang akan mereka rampok.
Di bank pertama yang mereka
masuki, mereka secara tidak sengaja menjatuhkan senapan mereka, menyebabkan
senapan itu menembakkan pelurunya secara tidak sengaja. Untungnya, mereka
berhasil melarikan diri. Peluru itu tidak mengenai siapapun. Bank No 1. Gagal.
Di Bank kedua yang mereka
masuki, Westenberg bertemu dengan salah satu teman ibunya. Teman ibunya itu
tentu saja mengenali Westenberg dan mulai menghampirinya dan bertanya aneh-aneh
bak ibu-ibu. Karena keadaan itu terlalu awkward,
mereka pun membatalkan rencana mereka. Bank
No 2. Gagal
Karena capek, mereka pun
istirahat sejenak dan memutuskan untuk Ke Bioskop untuk menonton film terlebih
dahulu (Anjrit). Ceritanya istirahat
makan siang.
Setelah Selesai melihat The
Godfather, mereka akhirnya memutuskan pergi ke Chase Bank di Gravesend Brooklyn.
Menonton film The Godfather
nyatanya memberikan mereka kejernihan dalam berfikir dan inspirasi. Tatkala
sampai di bank yang mereka targetkan, Mereka masuk dan langsung menyelipkan
kepada teller sebuah catatan yang berisi kutipan dari film The Godfather yang
baru saja mereka tonton: "ini adalah tawaran yang tidak dapat Anda
tolak." (This is an Offer that you
cant refuse).
Dan anehnya. Cara itu cukup
berhasil.
Singkat cerita, perampokan
itu ‘secara mengejutkan’ berjalan lancar.
Namun kurang beruntung,
brankas di cabang itu nampaknya setengah kosong. Meskipun begitu John Wojtowicz
dan kaki tangannya berhasil menyita $ 38.000 tunai dan $ 175.000 uang dalam
bentuk cek, sebelum pada akhirnya salah satu karyawan dapat membunyikan alarm
dan polisi tiba di tempat kejadian.
POLICE
VS THE BOYS
Mengetahui polisi sedang
membangun barikade di luar. John Wojtowicz dan kawan-kawan pun akhirnya menahan
8 orang yang ada di dalam bank sebagai sandera. Yang mana hal tersebut berhasil
menunda pergerakan polisi selama kurang lebih 14 jam kedepan.
Selain agen FBI, polisi,
jurnalis, dan penembak jitu yang ditempatkan di atap, sekitar 2.000 penonton
yang riuh (termasuk ibu Wojtowicz sendiri) berkumpul di luar bank untuk
menyaksikan kejadian tersebut. Penyanderaan itu pun disiarkan langsung melalui
televisi dan radio secara luas.
Terbawa suasana, John
Wojtowicz benar-benar mendalami perannya sebagai penjahat di kejadian ini. Dia
menuntun kepada polisi untuk memesankan pizza untuk para sanderanya, kemudian
dia lalu membayar kurir pizza tersebut dengan segepok uang tunai yang dia
rampok dari bank tersebut. Dia bahkan sempat-sempatnya melemparkan lebih banyak
uang curian ke kerumunan yang bersorak-sorai di luar.
Polisi diluar semakin tegang
melihat sosok John Wojtowicz yang dengan seenak jidat menghambur-hamburkan uang
milik bank itu. Disisi lain, sandera yang ada di dalam mulai sedikit santai.
Rasa takut mereka perlahan lahan mulai mereda. Mereka setidaknya tau kalau John
Wojtowicz tidak nampak seperti penjahat berdarah dingin.
Namun tentu saja,
dikarenakan negosiasi antara perampok vs polisi yang benar-benar alot, perlahan
tapi pasti, ketegangan semakin meningkat,
Ada satu momen dimana
seorang reporter New York Daily News, Robert Kappstatter mendapat wawancara
terhebat sepanjang karirnya tatkala dia menelepon nomor dari cabang bank tersebut
dengan iseng dan Wojtowicz sendiri benar-benar mengangkatnya.
Sedikit shock dengan dirinya
sendiri, Kappstatter membuka percakapan dengan bertanya "jadi, Apa Kabar?" di mana Wojtowicz membalas, "Gimana menurutmu?"
Pada akhirnya, kesepakatan
didapat tatkala FBI menjetujui untuk menyediakan sarana untuk penerbangan
internasional kepada John Wojtowicz dan kawan-kawannya di bandara Internasional
Kennedy.
Tentu saja, ini adalah tipu
muslihat FBI. Gerombolan agen sedang menunggu mereka di bandara dan segera
setelah mereka tiba, Komplotan John Wojtowicz ditembak mati dan John Wojtowicz
ditangkap.
Hah.. Memang sial..
Pada
Akhirnya..
Atas Kejahatannya itu, Wojtowicz
dijatuhi hukuman 20 tahun penjara tetapi hanya menjalani lima tahun dan
dibebaskan pada tahun 1978.
Menariknya, John Wojtowicz
sempat meminta untuk menonton film Dog Day Afternoon tatkala film itu rilis.
Yang mana merupakan film yang didasari dari perampokan bank yang dia lakukan.
Film itu dibintangi oleh Al
Pachino, yang juga berperan dalam film The Godfather yang dia tonton saat hari
perampokan terjadi.
Sipir penjara awalnya
keberatan dengan permintaan John Wojtowicz yang ingin menonton film itu. Namun
Wojtowicz mengancam akan "memulai
kerusuhan penjara terbesar yang pernah ada dalam sejarah." Jika dia
tidak diizinkan menonton. Pada akhirnya, permintaan itu disetujui
Pendapat John Wojtowicz atas
film tersebut adalah dikutip : “Sebuah
kisah yang sangat mengharukan," Namun dia sempat mengirim surat kepada
editor dari The New York Times dan memprotes bahwa film itu "Tidak sesuai dengan apa yang terjadi.
Dan beberapa hal yang benar, diplintir dan diubah.”
Hal paling serius yang dia
tekankan dalam suratnya adalah bahwa film tersebut “..Menggambarkan
seakan Aku rela membiarkan teman-temanku ditembak Mati F.B.I Agar aku sendiri
dapat Hidup. Tidak ada manusia yang cukup rendah menukar nyawa teman-temannya
sendiri agar dia dapat bertahan hidup...”
Wojtowicz juga memiliki
masalah dengan aktor yang memerankan istrinya (yang dimaksud adalah mantan
istrinya yang perempuan) menyatakan
bahwa film tersebut membuat Carmen “..Seperti
orang jahat dan seakan hal tersebut adalah alasanku untuk meninggalkannya ke
pelukan seorang pria Gay. Aku merasa kasihan kepada aktris yang memerankan
mantan istriku karena harus memainkan peran yang tidak benar dan mengerikan...”
Meskipun begitu,
mengesampingkan masalah Wojtowicz dengan film tersebut, Dog Day Afternoon
menjadi film yang cukup populer dikalangan kritikus dan penonton, mendapat
untung lebih dari 20 kali lipat dari anggaran awalnya, dan menerima enam
nominasi Academy Award (memenangkan satu, untuk skenarionya).
Setelah film itu mulai
meredup dari topik perbincangan, dan Wojtowicz dibebaskan dari penjara, dia
pindah dan tinggal bersama ibunya di New York. Eden (pasangan gay John
Wojtowicz) telah meninggalkannya untuk orang lain sebelum meninggal karena
pneumonia terkait AIDS pada tahun 1987.
John Wojtowicz menghabiskan
sisa hari-harinya di New York. Pada satu titik, dia bahkan sempat melamar untuk
bekerja sebagai Security di Chase Bank, dalam wawancaranya, dia mengatakan
bahwa.
“Saya dulu sempat merampok salah satu cabang anda. Perampokan itu sangat
legendaris sampai difilmkan dan dibintangi Al Pachino. Jika saya bekerja disini,
maka saya jamin tidak akan ada yang berani merampok bank anda lagi.”
Yang mana tentu saja
langsung ditolak oleh pihak bank. (Ya iyalah)
Di akhir hidupnya, dia hidup
berkecukupan sebelum pada akhirnya meninggal karena kanker pada tahun 2006.
Baca
Juga :
- The Bank Robbers Saga : Saat Santa Claus Malah Merampok di Malam Natal
- Dietz Von Schaumburg, Berlari Tanpa kepala
- Apa Yang Terjadi Apabila kamu dikubur hidup hidup?
Tag : Perampokan terhebat sepanjang sejarah, perampokan bank,
kriminal paling hebat,
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
Wawancaranya koplak banget wkwkwk.
ReplyDelete