From theholders.org
Translated By Admin
Di kota mana pun, di negara mana pun, pergilah ke rumah sakit jiwa atau rumah rehabilitasi mana pun yang bisa kau datangi. Saat mencapai meja depan, tanyakan pada pria muda yang bekerja di sana apakah kau dapat menemui seseorang yang menyebut dirinya [The Holder of Martyrdom]
Dia akan menampakkan wajah sedih kepadamu. Kemudian, dia akan
mengantarmu dan menyuruhmu masuk ke sebuah lift dengan tombol yang naik ke 538.
Tekan tombol dengan angka tertinggi, karena tujuanmu adalah lantai paling atas.
Setelah pintu ditutup, lift akan naik. Disepanjang
perjalananmu, kau akan mendengar jeritan-jeritan yang datang dari luar lift.
Jeritan itu akan dimulai dengan suara samar, kemudian akan mulai terdengar
jelas. Disuatu titik, kau akan mendengar suara orang yang kau kenal
memanggil-manggil namamu. Jangan tergoda untuk menakan tombol di lift untuk
keluar sebelum tujuannmu, karena di lantai-lantai yang salah, tidak akan ada
hal lain selain ‘museum orang mati’ yang penuh dengan pemandangan gore yang menjijikan.
Lift akan berhenti dengan sendirinya saat kau sudah sampai ke
tujuanmu. Tanpa kau pencet tombol apapun, pintu akan terbuka dan menampakkan
sebuah aula yang gelap gulita. Ingatlah bahwa sesaat kau melangkahkan kakimu
keluar lift, sudah tidak ada kata kembali.
DI Aula itu, kau tidak akan bisa melihat apapun. Satu satunya
hal yang bisa kau lihat adalah cahaya remang yang akan datang di sebuah celah
pintu nan jauh. Dekati pintu itu dengan langkah yang mantap. Kau tidak perlu
meraba tembok untuk menyusuri jalanmu. Malahan, Jika kau berinisiatif untuk
meraba tembok, kusarankan jangan. Tembok dan pilar di tempat gelap itu tidak
terbuat dari beton. Dan beruntung karena kegelapan menyembunyikan wujud wujud
asli mereka.
Di ruangan yang dimaksud, tidak akan ada penerangan kecuali
sebuah lampu minyak. Disebelah lampu minyak tersebut, terdapat sesosok yang
badannya dipenuhi dengan perban. Perban yang memerah menandakan bahwa perban
itu tidak cukup tebal untuk menyembunyikan setiap bekas lukanya.
Kepada sosok tersebut, tanyakanlah sebuah pertanyaan : “Kenapa kau begitu keras untuk melindungi obyek
yang kau jaga?”
Sosok itu akan menceritakan setiap siksaan yang pernah dia
alami. Setiap detail, setiap rasa sakit dan setiap cerita dari luka-luka yang
ada pada tubuhnya. Siksaan yang datang karena jiwanya yang sudah dikat untuk
menjadi pemegang obyek.
Kemudian dia akan menceritakan padamu, syarat untuk
mendapatkan obyek yang dia pegang. Perbannya tidak akan bisa dilepas dengan
cara apapun. Satu-satunya cara agar perban yang ada di tubuhnya dapat lepas
adalah apabila sang Holder mati.
Sang Holder adalah sosok yang sangat merindukan kematian.
Lebih dari apapun, hal yang paling dia inginkan adalah mati. Meskipun begitu,
berapa pun banyak orang mencoba, nyawanya nampak tidak ingin keluar dari
raganya. Dia akan mengatakan padamu bahwa kau boleh mencoba segala cara untuk
membunuhnya. Penggal, mutilasi, cekik. Gunakan imajinasimu.
Jika kau bisa membunuhnya, maka sang Holder akan sangat
berterimakasih.
Perban itu adalah
Object 97 dari 538.
“Lift menuju kesini,
akan selalu terbuka untukmu.. Jika kau ingin mencobanya lagi dan lagi..”
Baca The Holders Series Lainnya
Tag : Cerita Horor, Creepypasta, The
Holders Series Bahasa Indonesia.
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
Object ke 050 the holder of afterlife
ReplyDeletePenyakit tersebut adalah objek ke-50 dari 538.
Dengan penyakit itu, kau bisa menimbulkan wabah yang sangat fatal kepada dunia. (jika kau menginginkannya) kau dapat menjangkiti manusia, binatang, tanaman, bahkan makhluk yang abadi...
Apakah ini satu-satunya cara membunuh holder of martyrdom ??
Yess.. Itulah yang ada di pikiran admin ketika men translate chapter ini..
Delete..
Namun, kalau dibilang "Satu-satunya, kayaknya gak tau juga. Karena chapter the holder series masih panjang..
Sapa tau kan ada obyek lain yang lebih ampuh
Atau bisa juga, malah tidak mempan sama sekali.. Soalnya tidak ada penjelasan lebih lanjut (atau mungkin belum)
Delete