From theholders.org
Translated by Admin
Di kota manapun, di negara manapun, pergilah ke institusi mental atau rumah rehabilitasi yang bisa kau datangi. Saat kau mencapai meja depan, mintalah untuk mengunjungi seseorang yang memanggil dirinya “Sang Penjaga Duka” [The Holder Of Sorrow]
Si Pegawai akan cemberut dan menggigit bibirnya. Dengan
bimbang, ia akan memandumu jauh ke dalam institusi sampai kau mencapai sebuah
pintu besi yang hangus dan berkarat. Ia akan membuka pintu tersebut untukmu,
dan kau harus memasuki kegelapan di dalamnya tanpa bersuara sama sekali. Begitu
kau berada di dalam, pegawai itu akan menutup dan mengunci pintu itu secara
hati-hati.
Kau akan mendengar banyak teriakan dari jiwa-jiwa yang
tersiksa beberapa meter di depanmu. Kapanpun jika teriakan tersebut berhenti,
cepatlah berteriak sekeras-kerasnya, “Aku tidak merasa kasihan padamu!”
Jika mereka tidak berteriak lagi, berharaplah mati dengan
cepat, karena tiada gunanya mencoba berlari. Namun, jika suara teriakannya
kembali, berjalanlah terus ke depan dalam kegelapan. Berjalanlah terus sampai
kau melihat seberkas cahaya redup berpendar di depanmu. Saat itu terjadi,
segeralah berhenti tatap cahaya itu dengan seksama.
Kau akan tergoda untuk melihat kepada wajah-wajah makhluk
sekarat yang bergelantungan di dinding, dan mereka akan memohon pertolongan
padamu. Jangan jawab tangisan mereka, karena jika kau memalingkan pandanganmu
dari cahaya, pikiranmu dengan cepat akan terkoyak dan dengan reflek kau akan
mencungkil matamu.
Cahaya itu akan mengungkap sosok seorang pria yang berdiri
membelakangimu, dan kehadirannya akan meredakan teriakan-teriakan di sekitarmu.
Ia hanya akan merespon satu pertanyaan: “Siapa
yang akan terselamatkan saat mereka bersatu?”
Ia akan berputar untuk memandangmu, dan menjawab pertanyaanmu
dalam rincian yang menyiksa. Jangan menginterupsi ceritanya. Hal yang akan
terjadi jika kau melakukan itu tidak akan bisa dijelaskan bahkan oleh kriminal
yang paling sakit dan gila sekalipun.
Begitu ia selesai bercerita, ia akan memberikanmu sesuatu
yang terlihat seperti sebuah batu biasa. Ia akan mundur dari hadapanmu,
pendaran cahaya misterius tadi pun memudar. Kata-kata ini mulai akan berdering
di dalam pikiranmu ; “Serangan pertama
dari pertempuran yang paling kuno dalam sejarah adalah melempar batu.”
Pejamkan matamu dan hitung sampai sepuluh. Saat kau membuka
mata kau akan berdiri di depan meja depan institusi. Memegang sebuah batu.
Batu tersebut adalah
objek ke-85 dari 538.
“Saat tidak ada senjata
buatan manusia manapun yang dapat menghentikan apa yang akan datang. Saat
setiap senapan sudah tidak bisa digunakan, dan setiap tank serta alat tempur
sudah tidak mampu bergerak lagi, batu ini akan menjadi simbol serangan
pembalasan pertama umat manusia. Serangan pembalasan yang akan berhasil. Tugasmu hanyalah melemparnya
kepada sasaran yang tepat.”
Baca
The Holders Series Lainnya
Tag : Cerita Horor, Baca The Holders
Series Lainnya, Creepypasta.
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
0 Response to "Chapter 85 : The Holder Of Sorrow"
Post a Comment