From theholders.org
Translated by Admin
Di kota manapun, di negara manapun, pergilah ke sekolah atau universitas yang cukup besar yang bisa kau temui. Saat kau sampai di resepsionis, mintalah untuk menemui seseorang yang menyebut dirinya “Sang Penjaga Kesederhanaan” [The Holder Of Simplicity]
Jika Si Pegawai
mengeluarkan sebuah teriakan yang memekakan, tutup matamu dan gunakan kedua
tanganmu untuk menutup telinga. Jangan pergi, karena kau telah datang ke tempat
yang tepat.
Dengan melanjutkan niatmu, cobalah bertanya lagi untuk kedua
kalinya. Jika dia mengabaikanmu dan malah melanjutkan kegiatanya menulis, maka
pergilah dari situ. Orang itu sudah menolak permintaanmu dan kau sebaiknya
jangan memaksanya lebih lanjut.
Hal Benar yang
seharusnya terjadi, tatkala kau bertanya untuk kedua kalinya, ia biasanya akan
segera tenang dan memintamu untuk mengikutinya.
Ia akan membimbingmu ke jalan yang salah, dan dia akan terus mengajakmu
belok ke kanan di setiap cabang
lorong yang kalian lewati. Dia akan menuntunmu menuju ke lorong sekolah yang
sepertinya tak berujung.
Hitung berapa banyak belok kanan yang kau lewati—setelah
belok kanan yang ketujuh,
menyelinaplah secara perlahan dan beloklah kekiri.
Jangan sampai si pegawai tau kalau kau sudah tidak mengikutinya.
Jangan sampai kau salah belok, karena belokan lain selain
belokan ke tujuh, akan membawamu ke sebuah lorong labirin yang sangat
membingungkan. Dan keluar dari labirin itu mendekati kata mustahil.
Jika kau berhasil menyelinap pergi dari Si Pegawai, berjalanlah
santai dan carilah sebuah papan bulletin di sekelilingmu. Akan ada banyak
sekali pengumuman berwarna-warni yang tertempel di sana, dengan jajaran gambar
yang menarik hati beserta rincian kegiatan-kegiatan yang begitu menyenangkan.
Jangan terlena akan hal-hal tersebut - mereka mencoba menyembunyikan apa yang kau cari. Carilah selembar
kertas putih sederhana yang hampir seluruhnya ditindih oleh kertas-kertas lain.
Catatlah nomor ruangan, kemudian lihat waktu kegiatan yang tertera di kertas
pengumuan tersebut. Tanggalnya akan selalu hari ini, dan itu merupakan tanggal
yang benar.
Namun semisal, dengan kemungkinan sangat kecil bahwa tanggal
yang tertera tidak akan menunjukkan hari ini, maka artinya mereka sudah tau akan kedatanganmu. Dan menuju ke tempat kegiatan
tersebut pun akan percuma saja karena hanya akan ada kematian yang menunggumu
disana.
Jika waktunya belum terlewat, mulailah untuk mencari ruang
kelas yang dimaksud diantara lorong-lorong disekitarmu. Penomorang ruang-ruang
yang ada disitu akan luar biasa acak, dan akan sangat membebanimu menemukan
ruang yang benar. Namun kau tidak akan punya pilihan lain selain menemukan
ruangan yang benar karena sementara kau mencari, mereka akan mulai berkumpul.
Jika dengan ajaibnya kau berhasil menemukan ruangannya, masukilah
dengan cepat dan tutup pintunya. Ambil benda apapun disitu untuk kau gunakan
sebagai alat pertahanan diri. Siapkan dirimu apabila mereka berhasil sampai kesini sebelum kau menyelesaikan urusanmu.
Mereka adalah pemburu-pemburu yang keji.
Ras mereka dikutuk dengan darah sehingga mereka memiliki hasrat tak tertahankan
untuk membunuh makhluk “berdenyut nadi” sepertimu. Mereka adalah ras peniru
bentuk, menyamarkan rupa-rupa buruk mereka menjadi wajah-wajah bersahabat
manusia. Tertangkap oleh mereka akan memberimu sebuah kematian yang lambat,
karena mereka tidak akan membiarkanmu mati sebelum “bermain-main” terlebih
dahulu.
Saat kau yakin kau sudah aman. Lanjutkanlah urusanmu di
ruangan tersebut. Ruangan tersebut adalah sebuah ruang kelas biologi dengan
dekorasi yang tidak biasa. Cat ruangannya terkesan menjijikkan—warna-warni buruk berbau anyir masih
terlihat menetes, seakan baru saja dioles di setiap permukaan ruangan.
Terdapat poster-poster berbaris di dinding. Poster-poster itu
terpampang dengan gambar-gambar anatomi dari makluk-makluk yang belum pernah
kau lihat sebelumnya. Di dalam ruangan itu, juga terdapat buku-buku yang
ditulis dengan bahasa kelam yang telah punah tergeletak berserakan di lantai.
Namun ruangan itu kosong—hampir.
Di ujung ruangan, akan ada seorang lelaki tengah berdiri dan berkutat didepan
bangkai sesosok makhluk yang hampir mirip seperti salah satu poster di dinding.
Lelaki itu nampak tengah membedah makhluk itu dengan penuh hati-hati
menggunakan pisau bedah bermata panjang.
Dekati dia dengan perlahan.
Dia akan menyadari kedatanganmu (Bahkan, dia akan sumringah
melihat kedatanganmu). Dia akan menghentikan kegiatannya untuk terfokus
kepadamu, dengan nada gembira dia akan mengatakan bahwa dia sudah menunggumu
begitu lama. Kemudian, dia akan mengatakan hal yang sangat Jujur—terlampau
jujur.
Tanpa basa-basi, dia bersedia memberikan benda yang kau cari
apabila kau mau menukarkan beberapa organ dalammu kepadanya. Kemudian, dia akan
membeberkan daftar panjang organ-organ mana yang dia inginkan; dimulai dari
otak, kedua paru-paru, Hati, lambung, usus, jantung dan ginjal.
Awalnya, kau mungkin akan sedikit lambat menerima
permintaannya, karena permintaan itu begitu to
the point dan tanpa basa-basi. Setelah cukup memproses, disinilah logikamu
akan mengambil alih.
Sebagai orang yang setidaknya tau akan kematian, kau tentu
saja akan paham bahwa manusia akan mati apabila setiap organ-organ itu diambil
dari dalam tubuh.
Kau boleh memutuskan untuk menolak. Namun itu berarti
pencarianmu berakhir. Sosok itu akan kecewa dan dia akan membiarkanmu pergi.
Dia tidak akan memberikanmu konsekwensi apapun.
Namun dibilang harus pergi, kau harus menemukan kembali pintu
keluarmu diantara labirin-labirin lorong diluar. Dan disepanjang labirin itu,
mungkin di detik ini sudah dipenuhi para pemburu yang siap mencegatmu di setiap
belokan yang ada.
Jika kau masih percaya akan pencarianmu. Bilang sajalah ke
sosok itu bahwa kau bersedia memberikan organ dalam-mu. Jika kau mengatakan hal
itu, maka kau akan dituntun ke meja operasi dan akan dilakukan pembedahan.
Kau akan dikekang di atas sebuah meja operasi yang sangat
mustahil untuk dilepas. Di detik ini, sudah terlambat untuk mundur.
Dia akan menyambungmu dengan alat EKG yang cukup aneh.
Alih-alih memperlihatkan denyutan jantung secara horizontal bergelombang, denyutan
jantungmu akan nampak seperti sonar yang ada di alat navigasi kapal.
Kemudian, sebuah infus berisi cairan berwarna perak dia
siapkan dan tanpa basa-basi akan dia suntikkan kepadamu. Seiring cairan perak
memasuki pembuluh darahmu, rasa sakit tak tertahankan akan menjalar ke seluruh
syarafmu. Rasa sakit itu akan membuatmu menggeliat berontak. Kemudian, di meja
operasi tempatmu terbaring, kau akan banyak memuntahkan darah. Darah akan
mengalir dari setiap lubang di tubuhmu seakan berusaha keluar dari tubuhmu
sepenuhnya.
Jika kau tidak kuat, si ‘dokter’ tidak akan menolongmu.
Tatapan ramahnya yang dia tujukan kepadamu tadi sudah sepenuhnya hilang dan
sekarang hanya tersisa tatapan dingin. Melihatmu sebagai hal yang tidak lebih
dari ‘kelinci percobaan’ miliknya.
Kemudian, saat darah sudah tidak keluar dari tubuhmu, dia
akan memulai operasi untuk mengeluarkan organmu. Dia tidak akan repot-repot
memberimu obat bius. Dia akan begitu saja membelah perutmu dan mengambil
hal-hal yang dia inginkan. Rasa sakit yang akan kau rasakan akan sepenuhnya
nyata.
Kau mungkin berharap kau akan pingsan dan akan melewati hal
ini. Namun sayangnya kau tidak akan bisa pingsan bahkan tidur. Setiap detik
tatkala dokter itu mengambil otak, paru-paru, jantung, ginal, lambung dan usus
akan kau lewati dengan kesadaran penuh.
Kau akan sepenuhnya melihat kau tidak mati saat Jantungmu dia
putus dari setiap pembuluhnya.
Saat seluruh organ yang dia minta sudah dicabut, dia akan
menatapmu dalam. Menunggumu apakah kau akan meninggal dalam syok atau tidak.
Jika iya, maka dia akan membawa mayatmu ke dalam sebuah ruangan. Ruangan yang
diisi setidaknya ratusan atau bahkan ribuan tumpukan mayat para seekers (pencari) yang datang sebelummu.
Menandakan bahwa mereka mengalami nasib yang sama denganmu.
Namun jika kau tidak mati. Dia akan menatapmu dengan penuh
gairah. Seakan barusaja mendapatkan kandidat yang tepat untuk melanjutkan
operasinya.
Operasi tahap dua belum pernah dilakukan olehnya, itulah kenapa,
jika kau masih bisa hidup setelah organmu dilepas. Maka darah perak yang dia
suntikkan untuk menggantikan darahmu tidak ditolak oleh tubuhmu dan bekerja
sebagaimana mestinya.
Operasi tahap 2 akan lebih aneh dari tahap pertama. Dia akan
mencangkokkan hal-hal tidak masuk akal kepada tubuhmu. Bahkan beberapa
diantaranya adalah organisme hidup yang mirip seperti serangga seukuran kepalan
tangan si dokter.
Setelah semua organ yang dia ambil digantikan oleh hal-hal
aneh selesai, setiap sayatan yang ada di tubuhmu akan dijahit kembali dan kau
akan dilepaskan.
Tubuhmu akan terasa aneh, kau masih memiliki ingatan meskipun
otakmu hilang sepenuhnya. Kau masih bisa bernafas, meskipun paru-parumu sudah
diambil. Kau mungkin akan menyimpan amarah kepada sang dokter tatkala kau sudah
dilepaskan. Namun ingatlah bahwa itu semua adalah harga yang harus kau bayar
untuk mendapatkan obyek yang memang dari awal ingin kau miliki.
Begitu dilepas, sang dokter akan melihatmu dengan tatapan
kagum. Sekan dia sangat bangga dengan kreasinya sendiri. kemudian sang dokter
itu akan mengeluarkan sebuah batu asah dari salah satu lemari. Itu adalah batu
yang dia gunakan untuk mengasah pisau bedahnya. Dia kemudian akan memberikannya
padamu, dan menyuruhmu pergi.
Tak usah bertanya lebih lanjut dan tinggalkanlah tempat itu.
Di perjalanan keluarmu, para pemburu diluar tidak akan repot-repot menggangumu
karena sekarang kau sudah tidak memiliki denyut nadi yang dapat mereka lihat
dengan mata-mata picik mereka.
Batu asah yang
ada di dalamnya adalah objek ke-81 dari 538.
“Jika digunakan di
pedang atau pisau manapun, pedang atau pisau tersebut tidak akan pernah tumpul
lagi, dan tidak akan ada yang mampu melawan tebasannya.”
“Sang dokter akan
selalu menyambut kembali kreasi terhebatnya kapanpun jika ingin berkunjung.”
Baca
Cerita The Holder Series Lainnya.
Catatan admin : Batu asah, kalau orang jawa
nyebutnya ungkal. Itu lho, batu
persegi panjang yang biasanya buat ngasah golok.
Tag
: Cerita Horor, The Holder Series Bahasa Indonesia, Creepypasta
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
0 Response to "Chapter 81 : The Holder Of Simplicity"
Post a Comment