From theholders.org
Translated by Admin
Di kota manapun, di negara manapun, pergilah ke institusi mental atau rumah rehabilitasi manapun yang bisa kau datangi. Bawalah senter atau alat penerangan bersamamu karena kau mungkin membutuhkannya.
Lewatilah meja depan dan kunjungilah Kantin atau Cafetarianya. Di tempat itu lihatlah
sekelilingmu dengan seksama. Carilah pegawai-pegawai yang sedang makan.
Kemudian, carilah seseorang yang kelihatannya sudah kenyang
atau setidaknya hampir selesai makan, karena bertanya pada yang belum makan
bisa saja membuatmu malah jadi makan siang mereka. Mintalah pegawai itu untukmu
menemui “Sang Penjaga Darah dan Daging” [The
Holder Of the Flesh]*
Dengan mulut penuh makanan, ia akan menunjuk pada seekor sapi
mati yang tadinya tidak ada di tengah ruangan. Sapi itu akan tergeletak mati
telentang, dengan sayatan dalam yang terbuka dari leher hingga ke selangkangan.
Pegawai itu akan mengisyaratkanmu untuk masuk ke dalamnya.
Singkirkan segala pikiran what
the fuck yang menghinggap di kepalamu. Ketahuilah bahwa tidak ada jalan
lain yang bisa kau lewati selain ini.
Saat kau merangkak ke dalam sapi mati tadi, kau akan terselip
ke dalam pembuluh yang sesak dan berisi, refleks otot di luar selaputnya yang
licin akan menekanmu di sepanjang jalan.
Sapi yang kau masuki mungkin tidak seberapa, namun setelah
tubuhmu masuk sempurna, kau akan dipaksa terus merangkak diantara lorong daging
dan lemak yang panjang dan lengket. Lorong daging itu akan sangat gelap dan
disaat itulah sentermu akan berguna.
Di ujung lorong menjijikan itu, kau akan jatuh ke depan sebuah
pintu katedral yang berhiaskan tulang, daging, dan organ dalam. Mata dalam
berbagai macam ukuran akan mengintaimu dari berbagai macam sudut.
Di belakangmu, lantainya agak melengkung ke atas dan ke
bawah, sebuah tulang rusuk raksasa berfungsi sebagai penahan sepasang paru-paru
yang besar dan sebuah jantung yang lebar.
Di dinding jauh terdapat sebuah toples kaca besar, dengan
otak raksasa berdenyut yang melayang dalam cairan di dalamnya. Saraf-saraf
panjang dan tebal menggantung di sekelilingnya seperti jarring laba-laba,
memanjang ke dinding di sebelahnya sampai ke langit-langit yang jauh di atas.
Tanpa peringatan, sepasang lengan panjang, besar, berotot,
bercakar, dan tak berkulit muncul dari dinding. Kedua lengan itu akan berusaha
meangkapmu. Namun sebaik apapun kau menghindar, kau tak akan bisa lari dari
renggutannya.
Otak di dalam toples tadi tidak akan merespon pada apapun
yang kau katakan atau lakukan, kecuali satu pertanyaan. Jika kau tidak sempat
atau tidak bisa bertanya, kau akan dicabik-cabik, dipaksa utuk tetap hidup dan
merasakan setiap rasa sakitnya, seraya disatukan ke dalam struktur katredal
hidup itu. Tanpa pernah benar-benar mati atau hidup, tanpa mampu berteriak
meski kau amat sangat menginginkannya, kau akan hidup sebagai bagian katedral
hidup itu sepanjang waktu. Pertanyaan yang harus kau tanyakan sebelum menderita
akibat takdir yang keji tersebut adalah, “Mengapa
mereka memandang hina kehidupan?”
Tanpa jeda, otak itu akan membuka tengkorakmu, tanpa ada rasa
sakit. Ia akan mencubit sedikit bagian dirinya untuk diberikan kepada otakmu.
Kemudian kau akan menyadari, dalam yang rincian paling menyeluruh, setiap
kelumit dan serpihan yang membentuk kehidupan.
Seluruh pengetahuan, pencapaian, dan kemajuan umat manusia
yang akan diberikan secara total dan itu sama sekali tidak berguna dibandingkan
dengan ini. Hal ini telah membuat banyak orang gila dan jika kau juga tak bisa
menanganinya, kau harus mengalami takdir yang sama, mencakar otakmu sendiri dan
menghamburkan pikiranmu di seluruh jagat raya, tanpa pernah bersatu denganmu
lagi.
Tapi kau harus tetap fokus dan tenang, karena informasi ini
kemungkinan besar adalah rahasia paling
rahasia dari seluruh dunia, baik itu dunia yang kau pijaki masa ini maupun dunia
yang sepenuhnya dihuni oleh makhluk-makluk yang bukan manusia. Pula, hal yang
kau dapat tidak boleh dibicarakan pada manusia manapun. Mempertimbangkan bahwa
pengetahuan itu dapat mengundang kepunahan bagi ras yang memilikinya.
Jika kau masih menahan keteguhan hatimu, otak itu akan membiarkanmu pergi. Jangan membuang waktu, karena otak itu selalu tergoda untuk menambahkan daging ke dalam dirinya. Larilah lewat jalan tempatmu datang, dan begitu kau merangkak keluar, kau akan berhenti di sebuah jalan buntu yag kering. Kau akan menemukan dirimu berada di bawah selimut di atas tempat tidurmu dalam posisi terbalik, dengan kakimu di bantal.
Serpihan pengetahuan tersebut adalah objek ke-79 dari 538.
"Kehidupan adalah apa yang kau ciptakan, maka lakukanlah dengan baik."
Baca Cerita The Holders SeriesLainnya
*Untuk mempermudah. Sebenarnya Flesh dan Meat hampir
sama. Namun Flesh adalah kata yang biasanya digunakan dalam kalimat tidak
wajar. Ex. Human Flesh, The Beast Flesh, He arise again, In Flesh. Ex.
Chicken Meat, The Beef Meat, Can I Have
some meat? Artinya adalah sama-sama daging (well kurang lebih). Lebih
rincinya silahkan googling.
Di sini, Admin mentranslate Flesh sebagai darah dan daging untuk tidak membingungkan
saja.
Tag: Cerita Horor, The Holders Series Bahasa Indonesia, Creepypasta
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
0 Response to "Chapter 79 : The Holder Of The Flesh"
Post a Comment