From theholders.org
Translated by Admin
Di kota manapun, di negara manapun, pergilah ke institusi mental atau rumah rehabilitasi manapun yang bisa kau kunjungi. Saat kau mencapai meja depan, mintalah untuk mengunjungi seseorang yang memanggil dirinya “Sang Penjaga Keilahian” [The Holder Of Divinity]
Mintalah sampai dua kali lagi sebelum pegawainya merespon.
Tubuhnya akan kaku, matanya menatap lurus ke atas selama beberapa detik sebelum
melihat kembali ke arahmu dengan warna mata abstrak yang sulit kau pahami
kombinasinya.
Dia kemudian akan berjalan memandumu. Ikuti dia namun
lakukanlah dengan menundukkan pandanganmu. Lihat langkah kakinya dan ikuti
temponya. Jika kau tidak bisa mengikutinya sama persis, kau tidak akan pernah
menemukan jalanmu lagi.
Saat pegawai itu berhenti, Ikutlah berhenti. Berbalik
badanlah dan jangan pernah menoleh kembali kepada pegawai yang mengantarmu
tadi.
Kau akan menemukan dirimu berada di depan sebuah pintu. DI
tengah pintu itu, akan terdapat sebuah belati berwarna merah yang tertancap.
Cengkeramlah pegangan belati tersebut, dan rasa sakit yang
hebat akan merayap secara perlahan di lenganmu, kemudian menembus seluruh
tubuhmu, tenggelam semakin dalam dan dalam di setiap syarafmu,
Kapanpun jika kau melepaskan peganganmu pada belatinya, rasa
sakit itu tidak akan pernah pergi, bahkan setelah kau mati. Begitu rasa
sakitnya mencapai jantungmu, kau akan merasakan sebuah gelombang kekuatan jahat
yang mendadak datang. Cabut belati itu dari pintunya sebelum jantungmu
berhenti, dan pintu itu akan berayun terbuka, rasa sakitnya akan memudar saat
belati itu terpisah dari pintu.
Kau harus belari ke dalam pintu itu dan terjang arahmu
melalui lorong yang panjang dan berliku, yang mana akan mengantarmu ke sebuah
ruangan bundar bercahaya aneh.
Berjalanlah lurus menuju seorang pria di tengah ruangan. Ia
akan berlutut, membelakangimu, tenggelam dalam doanya, yang ia panjatkan entah
kepada siapa. Sosoknya tertelan dalam kegelapan namun dikelilingi sinar
keemasan. Jika ia menyelesaikan doanya sebelum kau mencapainya, jiwamu yang
abadi akan jadi tidak lebih berharga dari secuil besi berkarat.
Begitu kau mencapainya, tekan belati tadi ke tenggorokannya
dan tanyakan pertanyaan, “Apa yang mereka
ajarkan?”
Ia akan mulai
menyanyikan jawabannya. Sebuah puji-pujian dari sebuah agama yang tidak pernah
kau dengar di belahan bumi manapun.
Jangan mencoba memahami kata-katanya; karena hal itu akan
membuatmu gila.
Dia akan terus bernyanyi. Di suatu kalimat, diantara
nyanyian-nyanyian itu, kau akan mendengar kata “pengorbanan” dengan sangat
jelas. Kata itu akan terucap dengan bahasa yang paling kau mengerti dan
merupakan satu-satunya kata yang berbahasa tidak asing.
Segera setelah kau mendengar kata ini, tikamkan belatinya ke
tenggorokan pria itu. Darahnya akan meresap ke dalam belati, mengubahnya, dan
seberkas cahaya akan memenuhi ruangan. Kau akan menemukan dirimu berdiri di
atas atap bangunan tempatmu memulai, menggenggam sehelai bulu berwarna putih
bersih.
Bulu tersebut adalah
objek ke-77 dari 538.
“Melidungi benda itu
adalah segalanya, karena takdirnya kini menjadi milikmu. Apakah bulu ini
memiliki hubungan dengan bulu yang dijaga The Holder Of Color?.... Hm,, sepertinya tidak.”
Baca
The Holders Series Lainnya
Tag
: Cerita Horor, The Holders Series Bahasa Indonesia, Creepypasta.
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
0 Response to "Chapter 77 : The Holder Of Divinity"
Post a Comment