From theholders.org
Translate by Admin
Di kota manapun, di negara manapun, pergilah ke institusi mental atau rumah rehabilitasi yang bisa kau kunjungi. Saat kau mencapai meja depan, mintalah ke resepsionis untuk mengunjungi seseorang yang memanggil dirinya “Sang Penjaga Tanda” [The Holder of the Mark]
Si resepsionis akan mematung terkejut, wajahnya akan
memancarkan rasa kaget atas apa yang kau minta. Seolah, dia sejak lama sudah
mengetahui kalau hari kedatanganmu pada akhirnya akan tiba juga.
Dengan gugup ia akan memberitahumu bahwa tidak ada orang semacam
itu di tempat ini. Bujuk dia sebisamu, gunakan tipu muslihat apapun yang kau
bisa agar dia menyerah dan mau menuntun jalanmu.
Jika kau berhasil membujuknya, Ia akan membimbingmu menuju
sebuah lorong panjang. Ukuran lorong itu akan semakin mengecil seiring kau
menyusurinya. Bahkan di suatu titik, kau harus berjalan membungkuk untuk tetap
melanjutkan perjalananmu.
Di akhir lorong itu, akan terdapat sebuah pintu, namun untuk
mencapai pintu itu, kau harus merangkak. Hukum di ruangan itu akan terus
berlaku dimana semakin jauh kau berjalan, maka semakin mengecil pula lorong
yang harus kau lewati
Pintu itu sepenuhnya normal. Pintu tersebut akan terlihat
seperti sebuah pintu panic room atau
pintu-pintu kecil yang mungkin pernah kau lihat di tempat-tempat tertentu yang
pernah kau kunjungi. Bedanya, di tengah pintu itu akan tergambar sebuah “TANDA
SERU” besar yang membentang dari bagian atas sampai bagian bawah. Sedangkan di
knopnya, akan terdapat sebuah “TANDA TANYA” kecil.
Ini adalah kesempatan terakhirmu jika kau ingin kembali. Jika
kau memiliki sedikit saja keraguan dalam hatimu, maka berbalik lah dan pergi.
Pulanglah dan lupakan segala hal tentang pencarianmu. Aku jamin bahwa tidak
akan ada Konsekwensi apapun yang akan menyertaimu selama kau belum melewati
pintu tersebut.
Disisi lain, jika kau sudah memantapkan hati dan sudah siap
dengan segala resiko, maka bukalah pintu itu dan masuk.
Dibalik pintu itu adalah sebuah galeri berukuran besar.
Galeri yang menampakan berbagai macam lukisan. Lukisan-lukisan itu akan
menggambarkan makhluk-makluk yang tidak biasa. Sebagian diantaranya cantik dan
rupawan sedangkan sebagian lain mengerikan dan buruk rupa.
Dipojok galeri itu, akan terdapat sesosok (menyerupai)
manusia yang tengah melukis. Dia akan mengenakan sebuah topeng dengan dua
ekspresi, Setengah senang dan setengah sedih.
Melihat kedatanganmu, dia kemudian akan menoleh padamu.
Kemudian, dia akan berkata : “Duduklah,
aku akan menjawab pertanyaanmu.”
Kau mungkin hanya akan melihat satu kursi yang bisa kau
duduki. Kursi itu akan ada 1 meter didepan sosok itu dan kanvasnya.
Tidak ada 1 menit kau duduk, kau akan menyadari kalau dia
akan terus melukis dan sesekali memperhatikanmu, seolah, dia tengah melukismu.
Yap, dia secara sengaja membuatmu menjadi model lukisannya.
Tanyakanlah sebuah pertanyaan padanya. Kau boleh menanyakan
apapun, Bahkan pertanyaan-pertanyaan pribadi. Namun ku sarankan untuk bertanya
seputar Topik-topik yang bersangkutan dengan The Holders. Mempertimbangkan, kalau informasi akan hal tersebut
mungkin dapat membantumu suatu hari nanti.
3 pertanyaan adalah batasmu. Bertanya lebih dari itu, maka
akan mendatangkan rasa tidak suka darinya dan mungkin saja kematian untukmu.
Disisi lain, Jika kau memutuskan untuk diam dan tidak
bertanya sama sekali, maka dia akan menyebutmu dengan sebutan yang mirip
seperti ‘Pendiam/ansos/membosankan’
dan sebagainya. Namun seiring waktu, dia lah yang akan bercerita.
Cerita-cerita darinya adalah sebuah cerita tentang wujud asli
Jiwa manusia. Cerita tentang dosa-dosa mereka dan wujud Jiwa mereka yang
bermacam-macam jika dilihat dengan sudut pandang tertentu. Rupa Jiwa mereka
bisa sangat menawan bisa juga sangat buruk, hal ini seakan menjelaskan tentang
lukisan-lukisan yang kau lihat di dinding-dinding galeri ini.
Setelah selesai dengan lukisannya. Dia akan berdiri dan
menatapmu. Saat ini, dia akan menjelaskan apa yang barusaja dia lukis. Lukisan
itu adalah bentuk sejati dari Jiwamu, Dia kemudian akan menawarkan padamu
apakah kau ingin melihatnya.
Rasa penasaran yang kuat akan menghampirimu. Keingin-tahuan
akan apakah Jiwamu itu termasuk sosok
‘Rupawan’ atau ‘Buruk rupa’ akan menimbulkan ketertarikan akan
tawarannya. Perasaan tersebut akan sangat susah untuk ditolak, namun kau harus
berusaha menolaknya.
Jangan tertipu, Melihat lukisan itu artinya kau bersedia
memberikan nyawamu kepadanya. Ingatlah bahwa kebenaran kecil akan dirimu tidak
sebanding akan nyawamu.
Disisi lain, Sebutkanlah maksud dan tujuan aslimu kemari.
Katakan padanya tentang Kau yang ingin memiliki Obyek yang dijaga The Holder Of The Mark. Katakan juga apa
yang akan kau lakukan jika kau sudah memilikinya.
Si pelukis itu akan menatapmu sebentar, Dia kemudian akan
beralih ke lukisannya seakan mencoba mencocokan ucapanmu dengan apa yang dia
lihat dari ‘wujud aslimu’ di kanvas miliknya.
Jika dia menolak memberikan apa yang kau minta, dia akan
dengan perlahan membuka topengnya dan memperlihatkan wajah aslinya. Mengetahui
wajahnya aslinya tidak akan berguna untukmu karena upaya apapun yang kau
lakukan setelahnya, hanya akan membuat kematianmu semakin menyakitkan.
Jika dia memutuskan untuk mempercaiayimu, dia akan
mendekatimu. Tanpa melepas topengnya, dia kemudian akan menyerangmu. Dengan
sekali gerakan, dia akan menancapkan kuasnya ke mata kirimu.
Rasa sakit yang kau rasakan akan membuatmu meronta-ronta di
lantai sebelum akhirnya pigsan. Kau akan terbangun di Toilet umum terdekat
dengan rasa sakit di matamu yang masih terasa. Mata kirimu akan hancur dan
tergantikan yang baru. Di tengah mata barumu itu, akan terdapat sebuah tanda.
Tanda itu adalah objek
ke-74 dari 538.
“Tanda itu akan
membuatmu dapat melihat “Wujud asli” dari dunia ini. Kau dapat melihat wujud
asli dari Jiwa manusia. Kau juga dapat melihat bangunan-bangunan jahat yang
disamarkan menjadi Toko-toko, bar, sekolah dan sebagainya. Benda-benda terkutut
yang sengaja diubah bentuknya menjadi alat-alat sehari-hari juga tidak akan
lepas dari penglihatanmu.
Satu hal yang tidak
bisa kau lihat adalah bentuk jiwamu sendiri. Melihat ke cermin tidak akan
membantumu. Kebenaran akan jiwamu hanya bisa kau lihat di Lukisan yang disimpan
di Galeri milik The Holder Of The Mark. Yang, sayangnya saat ini tidak akan
dapat kau masuki lagi.”
Baca
The Holder Series Lainnya
Tag
: Cerita Horor, The Holder Bahasa Indonesia, Creepypasta.
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
0 Response to "Chapter 74 : The Holder Of The Mark"
Post a Comment