From theholders.org
Translated by Admin
Di kota manapun, di negara manapun, pergilah ke
institusi mental atau rumah penampungan yang bisa kau datangi. Saat mencapai
meja depan, mintalah ke resepsionis untuk mengunjungi seseorang yang dijuluki "Sang
Penguasa Api." [The Holder Of The
Flame]
Pegawai akan menatapmu dengan tenang selama beberapa menit
sebelum menunjuk tanpa bicara, ke sebuah pintu yang ada di belakangmu. Pintunya
tidak ada di sana, dan siapa pun di sekitarmu tidak akan menyadarinya.
Si pegawai itu akan benar-benar menunjuk ke sebuah
udara kosong dan mempersilahkanmu untuk pergi ke ‘pintu’ yang ada disitu. Dekatilah
ke arah dia menunjuk. Tutup mata dan persiapkan tangan di udara. Buatlah gestur
seakan mengetuk pintu meskipun secara fisik tidak ada apa-apa di depanmu.
Jika ketukanmu ke udara (dengan entah bagaimana)
berbenturan dengan sebuah benda yang dingin, maka bukalah mata dan lari. Itu
bukanlah pintu yang kau cari.
Jika pintu yang kau ketuk terasa hangat, masuklah
tanpa membuka mata. Jika kau sudah di dalam, dan kau sudah menutup pintunya
kembali, buka mata.
Kau akan berada di sebuah tataman kecil, diterangi
oleh cahaya bulan purnama, dan dikelilingi oleh dinding-dinding batu yang
tertutup tanaman merambat.
Di sebelah tempat kau berdiri akan ada sebuah kolam.
Jangan melihat langsung ke dalam air. Jangan dekati kolamnya, karena apapun
yang ada di situ adalah sesuatu yang tidak mau diganggu, bahkan jika hanya
sekedar diperhatikan.
Di sebelah kananmu akan ada tumpukan kayu untuk
kremasi (cara kuno). Tumpukan itu belum
menyala, namun kau bisa melihat kayu-kayu itu basah karena diguyur oleh minyak.
Berjalanlah tepat 5 langkah mendekati tumpukan kayu.
Jangan tanya kenapa. Di atas tumpukan kayu itu, kau akan menemukan mayat
seorang lelaki yang sudah dikebiri. Tangannya terlipat di dada sembari memegang
sebuah botol Quicksilver (salah satu
Merk Vodka).
Tanyakan satu pertanyaan kepada dia "Apa yang menyebabkan para holder mau
berkorban?”
Mayat itu tidak akan bergerak, namun kau akan mulai melihat
tumpukan kayu itu terbakar sendiri. Seperti halnya semak-semak, rumput,
pohon-pohon, dan bunga-bunga di sekitarnya (yang akan ikut terbakar). Nyala api
semakin lama akan mengubah warna, dari warna api normal, ke merah darah yang
baru tumpah, ke warna hijau seperti infeksi dan penyakit.
Tanaman disekitar situ (yang terbakar api) akan mulai
mengeluarkan suara-suara jeritan. Kolam yang kau lihat tadi akan mulai mengering,
dan air yang memenuhinya mulai terbakar dengan panas menyengat, seakan dari
awal air yang mengisi kolam itu adalah minyak.
Kemudian dari kobaran api diatas kolam itu, asap-asap
yang membentuk seperti jiwa-jiwa manusia ikut menguap ke udara sembari
meneriakan sumpah serapah kepadamu.
Saat sumpah serapah itu mulai kau dengar, bersikaplah
sombong dan berani. Tunjukan bahwa dirimu tidak takut, dan keberadaanmu disini
lebih dominan dibanding jiwa-jiwa malang yang menguap ke udara itu.
Jika jiwa-jiwa malang itu mengumpat semakin keras, berarti mereka terpancing ucapanmu dan kau
aman. Namun jika mereka malah diam seribu bahasa, maka mereka tidak mengakui
keperkasaanmu dan mereka akan memilih untuk membunuhmu di tempat.
Setelah asap para jiwa malang itu sepenuhnya pergi,
mayat pria yang ada di tumpukan kayu akan duduk dan menoleh kepadamu. Dengan
senyum gosong dan wajah melelehnya, dia akan menawarkan botol quicksilver yang dipegangnya kepadamu.
JANGAN TERIMA BOTOL ITU, itu bukanlah obyek yang kau
cari. Botol itu akan hancur sesat setelah menyentuh tanganmu dan isinya mungkin
akan mengubah kulitmu menjadi sesuatu yang tidak kau inginkan.
Alih-alih, tatkala dia menawarkan, tertawalah sombong
sambil menggeleng. Biarkan dia meminum setengah minumannya itu dan dia akan
melempar botolnya ke tanah. Setengah cairan yang tertumpah di tanah akan
membuat tanah disitu menghitam dan akan tertumbuh sebuah tanaman berwarna
merah
,
,
Tanaman itu adalah bunga yang bentuknya seperti mawar,
namun merahnya sangat tidak biasa. Bunga itu akan memiliki kelopak yang
bermotif aneh ibarat bunga dari neraka. Meskipun begitu, bunga itu sangat indah
dengan caranya sendiri.
Sesaat setelah kau petik bunga itu, kau akan menemukan
dirimu ada di halaman rumah sakit.
Bunga itu
adalah Obyek ke-30 dari 538
Bunga itu membangkitkan jiwa amarah dari pemiliknya. Amarah yang lama-lama akan membuat seseorang gila. Meskipun begitu, pengorbanannya harusnya sepadan dengan kecantikannya.
Catatan
Admin : “Apa yang menyebabkan para Holder Mau Berkorban?” Teks Originalnya
adalah : “What Caused Their Immolation?”
(mungkin) maksudnya adalah, kenapa para holder mau mengorbankan diri dan menjaga obyek dari para seekers (pencari).
Yth Pembaca,
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
0 Response to "Chapter 30 : The Holder Of The Flame"
Post a Comment