From theholders.org
Translated by Admin
Di kota manapun, di negara manapun, pergilah ke rumah
sakit jiwa atau rumah penampungan yang bisa kau datangi. Saat kau mencapai meja
resepsionis, tanyalah pegawai di sana apakah kau bisa menemui seseorang yang
menyebut dirinya “Sang Penjaga Paron” [The
Holder Of Anvil]
Pegawai itu akan diam. Diam dengan sangat lama.
Tatapannya akan tajam kearahmu dan mungkin akan membuatmu terganggu. Namun
jangan berpaling, tatap balik matanya dan pahami makna dari sorot matanya.
Di sorot mata pegawai itu akan tergambar sebuah pandangan
kasihan. Seakan dia barusaja melihat sebuah tragedi. Pandangannya sayu dan
sedih.
Kalian akan saling tatap dengan sangat lama. Jangan
hitung waktu yang berlalu, pasalnya kau mungkin akan berubah temperamental
kalau kau tau sudah berapa lama kalian menatap satu sama lain.
Yang harus kau tau, kau kan diantar ke tempat yang kau
inginkan apabila si pegawai memalingkan wajah duluan dibanding dirimu. Jika dia
menyerah dan membiarkanmu menang dalam kontes saling tatap itu. Dia akan
beranjak dan membawamu ke sebuah pintu.
Pintu itu akan mengarah ke sebuah lorong yang sangat
gelap dan si pegawai akan menyuruhmu mengikutinya. Meskipun begitu, pegawai itu
sangat percaya diri berjalan bahkan tanpa membawa penerangan apapun.
Ikuti dia dengan hati-hati; ia tidak dapat dipercaya
dan bisa jadi akan meninggalkanmu di tengah kegelapaan dimana teriakanmu tidak
akan pernah terdengar dan keberadaanmu tidak akan pernah ditemukan.
Di akhir jalan ini, diantara cahaya remang yang entah
datang dari mana, kau akan menemukan seorang pria muda dirantai di sebuah
lempeng besi yang kasar.
Pegawai yang mengantarmu akan berbalik dan
menawarkanmu dua buah benda. Palu di tangan kananya dan pedang di tangan
kirinya.
Jika kau mengambil pedang, maka kau akan langsung
diantar keluar. Pencarianmu selesai dan pedang itu akan menjadi milikmu. Kau
akan mendapat pedang kuat yang bisa membelah apapun. Bahkan lempeng baja
sekalipun, hanya ibarat mentega. Namun ingat, 666 hari setelah kau keluar dari
institusi mental, si pemilik pedang akan mengambil kembali pedangnya.
Dan kau harus bertanggung jawab karena kau adalah
penyebab sosok yang sangat mengerikan dari neraka yang paling dalam bangun dan
keluar ke bumi.
Beda cerita jika kau memilih Palu. Kau akan
dipersilahkan untuk memukul pria muda yang terikat lempeng besi dengan palu
itu. Kau harus memukulnya keras, dan
sekuat tenaga tepat di kepalanya.
Jangan berbelas kasihan meskipun dia terlihat tak
berdosa. Kematian pria itu adalah harga yang harus dibayar untuk mendapatkan
obyek yang kau inginkan. Kau tidak perlu tau identitasi pria itu, karena untuk
sekarang, itu tidak ada hubungannya denganmu.
Jika dia sudah mati, dan teriakannya sudah berhenti.
Bersamaan dengan darahnya yang sudah menggenang di kakimu, kau akan mendapati
dirimu berada di luar institusi mental.
Palu yang kau pegang akan tetap berada di tanganmu;
darah yang membekas di palu itu tidak bisa dihilangkan. Rasa haus dari palu itu
untuk saat ini telah terpuaskan.
Palu
tersebut adalah objek ke-53 dari 538.
Benda itu akan digunakan sekali lagi, untuk membelah dunia dan menemukan jantung rahasia yang berdetak di dalamnya. Berdoalah semoga tanganmu bukanlah tangan yang akan mengayunkan palu itu.
Tag : Cerita
Horor, The Holder, Creepypasta
Yth Pembaca,
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
0 Response to " Chapter 53 : Holder Of The Anvil"
Post a Comment