From theholders.org
Translated by Admin
Di kota manapun, di negara manapun, pergilah ke
institusi mental atau tempat penampungan yang bisa kau datangi.Saat kau sampai di meja depan, mintalah ke resepsionis
dan bilang kau ingin mengunjungi seseorang yang disebut “Sang Penjaga Lagu” [The Holder Of Song]
Kemudian kau akan dibimbing ke sebuah tangga spiral
yang panjang memutar. Tangga itu akan terlihat lebih tinggi dari bangunan
tersebut jika dilihat dari bawah. Kemudian di puncak tangga tersebut kau akan
mendapati sebuah pintu.
Dibalik pintu, Kau akan mendapati sebuah lorong
panjang yang mengeluarkan gelombang
panas. Gelombang panas itu bisa kau rasakan sedetik setelah kau membuka pintu.
Selama kau berjalan, udara di sekitarmu akan bertambah
dingin. Semakin dalam kau berjalan dan hawa dingin itu akan semakin tidak masuk
akal. Bahkan di suatu titik, kau akan merasa seakan tubuhmu terbungkus kristal
es. Terlepas dari tidak terlihat apapun yang menepel di kulitmu.
Saat itu terjadi (merasa terbungkus kristal es), kau
harus menghentikan langkahmu dan berdiamlah sesaat. Rasakan keheningan dan dengarkan
kehampaan yang ada.
Jika, setelah beberapa detik terlewat, kau mendengar
tangisan bayi, berbaliklah dan lari. Tak akan ada kekerasan yang menimpamu, hanya
saja, tangisan bayi itu akan terus mengikutimu bahkan sampai kau keluar dari
gedung itu.
Jika kau mendengar tangisan bayi itu sepanjang sisa
hidupmu, maka kau termasuk orang yang beruntung. Namun Jika suatu saat tangisan
itu berhenti, maka di detik itu juga anak pertamamu akan mati.
Disisi lain, semisal kau tak mendnegar suara bayi
menangis, tunggulah agar lorong kembali hangat, dan kemudian majulah sampai ke
pintu di ujung lorong. Masukilah pintu itu.
Ruangan di dalamnya akan bermandikan cahaya hijau. Di
tengah-tengah ruangan akan ada seorang wanita tua yang sedang sibuk memutar
tuas kotak musik yang tak mengeluarkan suara. Wanita itu secara fisik cacat
karena dia tidak memiliki kaki.
Saat kau berbicara padanya, kau harus melihat matanya.
Ia menyembunyikan sebuah tombak kuno di dalam tulang kakinya. Memalingkan
pandangan, maka ia akan menusukmu dengan tombak itu dan membiarkanmu mati
kehabisan darah
Ia hanya akan
merespon satu pertanyaan “Apa lagu yang
pernah mereka mainkan?”
Tanyakan padanya pertanyaan itu dan wanita tua itu
akan mulai menyanyi dengan bahasa yang tidak pernah terdengar di dunia ini. Melodinya
akan jadi melodi paling indah yang pernah kau dengar, membawa kedamaian dan
ketenangan bagi pikiran, raga, dan jiwamu.
Otakmu akan mulai membayangkan dengan jelas sekelompok
anak-anak riang yang bermain musik dan menyanyi, sepolos dan seriang mungkin
bak malaikat yang sedang bersuka cita. Dan dalam hitungan menit, pemandangan
itu akhirnya akan berubah menjadi sangat mengerikan. Anak-anak itu akan mulai
saling bertengkar, dan masalah mereka akan dengan cepat meningkat menjadi
kekerasan paling brutal dan mematikan yang bisa kau bayangkan. Mereka akan
saling menusuk dengan tonggak kayu, saling mengeluarkan isi perut dengan batu
yang tajam, dan bahkan merobek daging dari tulang dengan tangan kosong mereka.
Kau akan menyaksikan mereka, yang awalnya adalah
anak-anak bak malaikat, kini menjadi bak iblis kecil dengan raut wajah
menyeramkan. Mereka kemudian menyebarkan kematian dan kerusakan yang lebih mengerikan
dari yang bisa kau bayangkan.
Kemudian kau akan melihat anak laki-laki telanjang,
berlumuran darah, bernyanyi dengan riang sambil berlari melintasi gurun yang
panas. Anak laki-laki itu dikejar oleh monster-monster yang sangat buruk rupa.
Mereka akan mengejarnya dan menghancurkannya tanpa sisa, Kau masih bisa
mendengar lantunan lagu yang dinyanyikan anak laki-laki itu, bahkan tatkala
tubuhnya sudah remuk dan mulutnya hancur entah kemana. Menyisakan onggokan
daging yang bernyanyi sebelum akhirnya irama itu berhenti.
Penglihatan-penglihatan itu terus tergambar di matamu
dan semakin lama kau menontonya, semakin keji pula hal yang terjadi. Namun,
secara misterius, kau akan tetap tenang dan damai bahkan saat kau menonton
kebrutalan yang tak terkatakan ini.
Saat penglihatan menyeramkan itu berakhir, rasa sakit
yang hebat akan menusuk dadamu. Jantungmu akan terasa seperti ingin meledak. Jangan
biarkan siksaan itu merusak fokusmu, dan jangan memalingkan pandangan dari mata
si wanita tua. Jika kau berani memalingkan mata, maka jantung meledak pun lebih
baik dibanding apa yang akan terjadi selanjutnya.
Semisal pandanganmu tetap kukuh, rasa sakitnya akan
berangsur-angsur menghilang sebelum sepenuhnya berhenti. Kemudian wanita tua
itu akan berdiri (dengan matamu yang masih fokus padanya, kau tak akan tahu
mengapa) dan memberikan kotak musik miliknya kepadamu.
Kotak musik
itu adalah objek ke-6 dari 538.
Saat lagu itu terputar kembali, mereka semua akan bersatu.
Yth Pembaca,
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
0 Response to "Chapter 6 : The Holder Of Song"
Post a Comment