From theholders.org
Translated by Admin
Di kota manapun, di negara manapun, pergilah ke
institusi mental atau tempat penampungan yang bisa kau datangi. Saat kau ada di
meja resepsionis, mintalah untuk mengunjungi seseorang yang disebut “Sang
Penguasa Masa Depan” [The Holder Of The
Future]
Jangan mengikutinya jika ada seorang pegawai yang
menawarkan untuk mengantarmu; dia bukanlah pegawai yang asli. Dia malah akan
mengantarmu berputar-putar tanpa tujuan ke sudut-sudut paling menyeramkan di
bangunan itu, dan tatkala kau tau kau hanya disesatkan, maka kau akan gila.
‘Pemandu jalan’ yang asli hanya akan diam saja dan
menyerahkan padamu selembar kertas jika kau dekati. Kertas itu akan menjadi
kertas yang bergambarkan denah. Jalan yang harus kau lalui akan tergaris dengan
warna merah di kertas itu.
Ikuti arah denah itu, sampai kau berada di sebuah
lorong yang panjang dan terlihat tak terawat. Mungkin saja lorong itu dulunya
pernah terpakai dan terawat rapi, namun untuk sekarang, yang tersisa hanyalah
tembok berdebu dengan karpet penuh noda disertai dengan jaring laba-laba
dimana-mana.
Ketika kau melewati lorong, sekelebat bayangan akan melintas
di jendela yang tertempel di temboknya. Namun bayangan itu lebih seperti sebuah
gambaran dari ingatan. Dari sudut matamu kau akan melihat teman-teman, kerabat
atau bahkan kekasih yang sudah lama tiada. Mereka akan berbisik memanggilmu dan
mencoba menarik perhatianmu, seakan kau bisa menemui mereka diluar jendela
apabila kau mau.
Namun itu adalah keputusan salah. Yang harus kau
lakukan adalah tetap terfokus dengan kertas yang ada di tanganmu. Kau harus
ingat bahwa tempat yang ingin kau datangi terletak di akhir denah lokasi itu.
Diluar jendela yang ada memang hanyalah ingatan semu.
Satu-satunya mahluk yang memiliki kesadaran adalah sosok bermata tajam yang
sebaiknya tidak diceritakan.
Perjalanan akan terasa berbeda bagi setiap orang yang
datang. Ada yang langsung menemukan ujung lorong, ada juga yang berjalan dengan
jarak yang sangat panjang bahkan terasa seperti berhari-hari. Namun memori dari
luar jendela akan menunjukkan padamu kapan perjalananmu berakhir.
Apabila bayangan-bayangan yang ada di luar
menggambarkan ingatanmu yang paing baru, maka kau akan segera sampai ke ujung
lorong.
Di ujung lorong kau akan menemukan sebuah pintu yang
menuntunmu ke sebuah ruangan menyerupai aula dansa. Seperti lorong yang kau
lewati, keindahan nampak runtuh seiring banyaknya debu dan sarang laba-laba
yang ada di ruangan itu.
Aula dansa itu akan dipotong oleh sebuah karpet panjang
yang ada tepat ditengahnya. Yang harus kau lakukan adalah melewati karpet itu.
Namun karena aula itu sudah reot dan tua. Kau mungkin di suatu titik akan
melihat lubang besar di lantai yang akan memperlihatkanmu lubang tak berdasar.
Seiring kau berjalan, kau akan menyadari kalau aula
itu akan terasa sangat panjang. Semakin kau maju, maka kau akan sadar kalau
akan ada sesuatu yang pernah kau lewati tiba-tiba muncul lagi di depanmu.
Kau mungkin akan mulai meragukan niatmu dan mulai
bertanya-tanya, sebenarnya apa yang aku
cari disini?!
Ini adalah cara sang Holder mengetesmu. Dia akan membuatmu
melewati jalan yang sama selama berjam-jam, berhari-hari, Bakhan (terasa) berminggu-minggu
tergantung seberapa puas hasratnya mengerjaimu.
Jika dia sudah puas, dia akan menyambutmu dengan
sebuah cahaya remang yang datang entah dari mana. Semisal cahaya itu datang,
dekatilah dan pejamkan matamu.
Dalam kegelapan kelopak matamu sendiri, kesunyian akan
menemanimu. Tunggulah dengan sabar sampai kau mendengar erangan kucing yang
datang dari arah kakimu. Jangan membuka mata bahkan tatkalau kau yakin ada
seekor kucing yang mendekatimu secara fisik.
Kemudian, erangan itu akan berubah menjadi suara
manusia yang mengajukan satu pertanyaan serupa sebanyak tiga kali “Apa yang akan kau lakukan dengan
benda-benda itu?”
Kau tidak boleh bicara tatkala dia mengajukan
pertanyaan yang pertama maupun kedua. Pasalnya itu akan berakibat tenggorokanmu
dicabik dengan kuku tajam dan kau akan mati. Barulah saat pertanyaan ketiga
terdengar, kau boleh membuka mata.
Di depanmu kau akan melihat seorang wanita berbaring
di atas tempat tidur. Dilihat dari manapun, kau mungkin paham kalau kau
sekarang sedang ada di kamar tidurnya. Sama seperti aula dan lorong yang kau
lewati, mungkin saja wanita yang ada
di depanmu ini dahulunya menawan dan cantik.
Namun sekarang, yang terlihat hanyalah wanita gemuk
berkulit bopeng dengan bekas penyakit sipilis di tubuhnya. Lebih memuakkan lagi
karena di tempat tidur reotnya, dia sedang berbaring tanpa menggunakan busana
apapun.
Memperhatikannya cukup lama dan kau akan menyadari
ratusan kucing mulai keluar dari sela-sela barang di ruangan itu. Kucing-kucing
itu akan mendekat kepadamu dan seakan berniat menerkamu apabila kau salah
bicara.
Tugasmu adalah menjawab pertanyaan yang kau dengar
tadi dengan jawaban yang benar. Jawaban yang benar itu adalah “Aku akan melakukan apa yang harus aku
lakukan.”
Salah satu dari kucing itu kemudian akan mengajarimu
bahasa mereka. Tatkala kau sudah paham dengan apa yang dikatakan oleh para
kucing itu, mereka akan memberitahumu sebuah rahasia yang tidak pernah
diperuntukan untuk telinga manusia. Rahasia yang hanya diketahui oleh para ras
kucing dan merupakan rahasia yang sangat penting yang mereka jaga di kalangan
mereka sendiri.
Kemudian kau akan disumpah untuk tidak menceritakan
rahasia itu kepada siapapun sampai akhir hayatmu. Itu bukan sumpah magis, dan
hanya sumpah verbal saja. Jadi semisal kau ingin, kau boleh menceritakan
rahasia itu ke orang lain.
Namun kau harus tau. kucing adalah makhluk pencemburu
dan senang menyakiti siapa pun yang mengkhianati kepercayaan mereka.
Rahasia
tersebut adalah yang ke-16 dari 538.
Itu bukan obyek secara fisik, namun ingatlah bahwa kau sudah bersumpah untuk menjaganya.
Yth Pembaca,
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
0 Response to "Chapter 16 : Holder Of The Future"
Post a Comment