From theholders.org
Translated by Admin
Di kota manapun, di negara manapun, pergilah ke
institusi mental atau tempat penampungan yang bisa kau datangi. Saat kau sampai di meja depan, mintalah ke resepsionis
dan bilang kau ingin mengunjungi seseorang yang disebut “Sang Penjaga Cahaya” [The Holders Of Light]
Dia akan menatapmu sebentar sebelum memintamu
memejamkan mata dan menarikmu mengikutinya. Kau akan dituntun ke sebuah pintu
yang akan membimbingmu menuju lorong yang panjang dan berliku-liku, kemudian
pegawai yang mengantarmu akan menyuruhmu membuka mata.
Buka pintu itu dan masuklah. Lorong itu akan sangat sempit. Bahkan semisal
kau meregangkan tangan, kau akan menyadari kedua telapak tanganmu bisa
menyentuh kedua sisi tembok. Terlebih, lorong itu juga gelap, jadi satu satunya
cara kau menyusurinya adalah dengan meraba tembok di sisi kiri dan kananmu.
Jika sewaktu-waktu saat kau berjalan menyusuri lorong,
tiba-tiba ada cahaya, tutup matamu dan cepatlah kembali ke pintu tempatmu
masuk. Jika matamu tetap terbuka lebih dari sedetik, apa yang kau lihat setelahnya
akan memaksamu untuk mencongkel matamu sendiri.
Namun Jika pejalananmu ditemani gelap gulita dari
pintu masuk sampai pintu di ujung lorong, maka kau akan baik baik saja. Catatan Penting : jika kau bisa melihat
cahaya dari celah di bawah pintu yang kau datangi, segeralah lari, apa yang kau
cari tidak ada di situ. Semisal tak ada cahaya keluar dari ruangan itu, maka
perlahan putar engsel pintu dan masuklah.
Ruangan itu akan benar-benar gelap, dan hanya disinari
cahaya dari sebuah lilin remang-remang yang ada di tengah ruangan. Di dekat
lilin itu, akan ada sosok berjubah yang meringkuk dan tidak bergerak. Di sini,
kau hanya bisa bertanya sebuah pertanyaan, dan tidak yang lain, “Apa yang bisa melindungi kita dari mereka?”
Katakan hal lain, dan pria itu akan mencungkil matamu,
dan memaksamu untuk menggantikannya di bawah jubah selama sisa hidupmu.
Jika kau menanyakan pertanyaan yang tepat, teriakan
memekakan telinga akan terdengar seiring padamnya lilin. Kemudian, entah
darimana, akan datang cahaya tanpa sumber yang remang memenuhi seisi ruangan.
Cahaya-cahaya itu akan mengungkapkan gambaran dari ide-ide
paling menyeramkan, fantasi-fantasi gila dan kenangan-kenangan penuh teror yang
dialami setiap alam bawah sadar yang pernah hidup.
Kebanyakan orang tidak bisa menangani ini, dan mereka
menjadi gila atau mati di tempat dengan luka otak yang parah. Namun jika kau
bisa selamat dari kejadian yang menyiksa ini, pria berjubah itu akan bangkit
perlahan dan menyetuh ujung kepalamu dengan telapak tangannya. Dia kemudian
akan memperlihatkan wajahnya yang tersembunyi dibalik tudung jubahnya.
Wajah itu adalah wajah muda. Entah karena dia memang
muda atau dia ‘sengaja’ membuatmu melihat wajah mudanya. Kemudian kau akan
menyadari rongga matanya yang kosong tanpa bola mata.
Lihatlah langsung ke dalam rongga matanya yang kosong
menganga itu. Jika kau berpaling dari pemandangan menyeramkan itu, kau akan
terdampar di ruangan ini, selamanya, terlupakan oleh waktu.
Jangan pindahkan pandanganmu bahkan sampai ia membuka
tangan kananmu dan menempatkan sebuah objek yang kecil bundar di telapak
tanganmu. Saat objek itu menyentuh tanganmu, detik itu juga kau akan mengetahui
kalau dirimu bisa tahan dari siksaan jenis apapun—kecuali jika kau dalam proses
mendapatkan objek yang lain, maka rasa sakit yang akan kau rasakan bisa
melebihi siksaan duniawi yang paling kejam sekalipun.
Ketahuilah bahwa bahkan kekuatan baru itu, takkan
pernah bisa membantumu mengatasi gambaran menyeramkan yang kau saksikan di
ruangan itu. Memori itu akan terus terpatri dan membekas permanen di kepalamu
sampai akhir hayatmu.
Mata yang
kau genggam adalah objek ke-5 dari 538.
Jika Kebangkitan telah dimulai, mereka seharusnya bisa disatukan.
Yth Pembaca,
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
0 Response to "Chapter 5 : The Holder Of Light"
Post a Comment