From theholders.org
Translated by Admin
Di kota manapun, di negara manapun, pergilah ke
institusi mental atau tempat penampungan yang bisa kau datangi. Saat kau sampai di meja depan, mintalah ke resepsionis
dan bilang kau ingin mengunjungi seseorang yang disebut “Sang Penjaga Ketiadaan” [The Holders Of Nothing]
Kau akan menyadari sekilas, ekspresi Jijik akan muncul
di wajah resepsionis, kemudian kau akan dibawa ke sebuah kandang kayu yang
dilihat dari manapun adalah sebuah kakus*
yang letaknya terpisah dari gedung utama. Kakus itu aneh karena tatkala dibuka,
yang menyabutmu adalah sebuah koridor panjang yang ukurannya melebihi kakus itu
sendiri.
Kemudian Resepsionis akan menuntunmu masuk dan kau
akan mendapati Koridor itu akan benar-benar sepi. Di kesunyian itu, sebaiknya
kau menghindari membuat suara-suara yang tidak perlu semisal kau tidak mau
mendapat masalah.
Dalam perjalanan, Kau akan melihat sebuah cahaya di
ujung koridor yang semakin terang dan terang seiring kau mendekat. Bahkan di
satu titik kau akan mendapati dirimu disilaukan oleh cahaya itu .
Jika di situasi tertentu cahanya padam, cepatlah
berseru “Tidak! Hentikan! Yang kau
lakukan adalah salah!” sambil berbalik. Jika cahayanya tak menyala lagi,
larilah ke pintu tempatmu masuk tadi. Seharusnya sih pintunya masih terbuka
semisal kau belum masuk terlalu jauh,
Jika kau kembali dan mendapati pintunya tertutup, neraka
pun lebih baik apabila dibandingkan apa yang akan terjadi padamu setelahnya.
Semisal cahaya kembali bersinar setelah kau berseru,
lanjutkan berjalan di koridor. Di akhir lorong, kau akan menemukan sebuah ruangan;
si resepsionis akan membuka pintu ruangan tersebut untukmu sambil menatapmu
dengan jijik.
Dalam ruangan akan ada campuran warna-warna yang sangat
kontras, tersusun dalam beberapa formasi layaknya dandanan badut. Namun seharusnya bukanlah hal itu yang paling
mengejutkan,
di tengah ruangan, akan ada seorang wanita muda yang
telanjang, berlumuran darah dan terikat oleh helaian otot manusia. Apabila kau
terlanjut menatapnya, jangan sekalipun kau berpaling karena berpaling akan
mendatangkan konsekewensi. Fokus padanya dan tanyalah “Mereka itu dahulu apa saat
mereka masih jadi satu?”
Ia akan menatap matamu dan dan menjawabnya dengan
detail yang tidak masuk akal. Ceritanya tidak akan terdengar seperti cerita
manapun yang pernah kau dengar, membuatmu merasakan kegembiraan dan penderitaan
secara bersamaan (Bercampur aduk dalam kebingungan) Tidak jarang para pencari
Obyek (Seekers) akan kehilangan akal
dalam euforia tak terkontrol.
Namun disaat sepert inilah kau harus fokus. Kendalikan
logikamu dan cobalah sebisa mungkin untuk tidak melihat tato yang terukir di dada perempuan itu. Pikiranmu akan menggodamu
untuk melihat, tapi kau harus lawan sekuat tenaga.
Jika kau gagal, si perempuan akan bangkit dari
posisinya dan menyerangmu. Kemudian dia akan mengulitimu hidup-hidup dan
menambahkan dagingmu yang termutilasi ke ikatannya, dan kau akan terjebak
bersamanya, dengan kesadaran yang tidak akan pergi, kau akan menemaninya dalam
keabadian atau sampai tiba habisnya waktu.
Tato itu
adalah objek ke-4 dari 538.
Hasrat mereka adalah untuk menjadi satu lagi, namun mereka tak bisa.
Catatan Admin : Yang dimaksud Kakus adalah toilet diluar ruangan. Bisa
juga disebut Jamban. Di indonesia jarang,
namun ada. Kalau di luar negeri,
bentuknya seperti ini :
Yth Pembaca,
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
0 Response to "Chapter 4 : The Holder Of Nothing"
Post a Comment