Cerita Horor By Admin
Eps 26 : Titipan
Namaku adalah Claus dan aku adalah seorang pria dewasa yang
hidup di pinggiran kota. Aku tinggal hanya berdua bersama istriku.Well,
sebenarnya sih, Istriku itu sedikit tidak betah tinggal denganku. Bukan karena
pernikahan kami retak atau semacamnya, namun karena pekerjaanku.
Hm? Apa pekerjaanku?
Aku memiliki pekerjaan yang jarang dimiliki oleh orang. Pekerjaan
itu adalah petugas Otopsi. Bisa dibilang kalau aku adalah petugas otopsi senior
yang sudah menggeluti profesi ini hampir lebih dari 10 tahun. Yaps, anggap saja
aku sudah sangat sering melihat mayat sehingga banyak orang memanggilku ‘Sahabat
orang Mati’
Bahkan, saking besarnya dedikasiku dalam
pekerjaan ini, aku sengaja membuat ruang bawah tanah di rumahku sendiri sebagai
kantor. Yang dimaksud kantor tentu saja meja operasi, lengkap dengan pendingin
mayat di dinding. Sehingga, hal itu memudahkanku melakukan pekerjaanku karena
petugas medis dan kepolisian tinggal membawa mayat ke sini dan aku bisa ‘kerja
di rumah’
Suatu ketika, mobil ambulan membawa sebuah mayat ke rumah dan
mereka bilang kalau aku harus menyimpannya untuk sementara (menyimpan di dalam
lemari pendingin). Aku kala itu tentu saja tidak mau, pasalnya aku ingin pergi
beberapa hari ke rumah orang tua kami bersama istriku.
Namun karena para polisi itu memaksa, aku pun pada akhirnya
memperbolehkan mereka membawa masuk mayat itu ke dan menyimpannya ke bawah
tanah. Aku bahkan menitipkan kunci rumah cadanganku kepada mereka agar semisal
mereka butuh mayat itu kembali, maka mereka tidak perlu mengganguku yang sedang
pergi.
Singkat cerita. Aku Pun pergi dan mempercayakan segala
sesuatunya kepada mereka.
Kala itu pertengahan musim hujan dan kami (aku dan istri),
pada akhirnya menetap di rumah orang tua kami selama seminggu. Saat kami
pulang, aku terkejut saat melihat komplek perumahan kami sangat becek dan berair. Jalan-jalan tergenang
dan rumah-rumah terdapat kubangan dimana-mana.
Tidak sampai disitu, keterkejutanku bertambah saat aku
melihat lubang ventilasi basement ternyata lupa aku tutup sebelum kami pergi.
Dan sialnya, perkiraanku benar saat aku mengecek ruang bawah tanahku dan
mendapati tempat itu tergenang air.
Aku menepuk jidat. Karena kiriman air dari atas, ruangan itu
menjadi tidak karuan. Banyak dokumen basah, dan alat-alat berserakan
dimana-mana. Ini memang bukan pertama kali. Tahun lalu, hal serupa pernah
terjadi saat aku dan istriku pergi ke luar kota untuk menghadiri resepsi
sepupu. Namun tentu, kali ini nampaknya lebih parah.
Aku menyempatkan untuk mengecek lemari pendingin mayat dan
melihat isinya. Saat kulihat isinya tidak ada, aku asumsikan sepertinya para
polisi itu sudah mengambil mayat yang dititipkan kemarin disini.
Hari-hari berikutnya, aku dan istriku menghabiskan waktu
untuk bersih-bersih di ruang bawah tanah. Istriku yang sebenarnya tidak suka
berada di bawah, pada akhirnya merelakan segala perasaannya karena merasa iba
melihatku bersih-bersih sendiri.
Di sela kegiatan kami, aku sering mencandainya dengan
cerita-cerita seram yang pernah aku alami disini tatkala sendirian. Yang mana
tentu saja akan dia balas dengan nada marah dan sebal padaku.
Hah. Namun aku tidak bohong. Cerita-cerita seram memang
pernah aku alami tatkala aku melakukan otopsi sendiri. Terkadang sih aku
melakukan otopsi berdua, dan Chad (Asistenku dari rumah sakit) terkadang
menginap disini apabila ada mayat yang harus dibedah. Namun Chad tidak
terus-terusan ada dan tidak jarang aku melakukan pembedahan sendirian.
Pernah suatu ketika tatkala aku membedah. Lampu penerangan
tiba-tiba berkedip gila selama beberapa menit tanpa henti. Aku ingat kala itu
aku sedang membedah seorang perempuan bernama Hannah yang meninggal karena
diracun.
Atau di kala lain, saat aku sedang melakukan otopsi kepada
mayat dari seorang bocah yang tenggelam di sungai. Barang barang jatuh dengan
sendirinya sehingga membuatku tidak bisa konsentrasi.
Namun kalian tau? Aku adalah orang yang skeptis dengan hantu.
Pasalnya, fenomena-fenomena seperti itu masih bisa dijelaskan dengan Occam Razor. Terlepas dari pekerjaanku
yang berhubungan dengan orang mati, namun orang mati tetap orang mati kan? Jika
jantung mereka sudah berhenti, maka selesai sudah.
Setidaknya itulah pendapatku sampai sebuah kejadian terjadi..
..
1 minggu pasca ruang bawah tanahku kebanjiran. Aku mendapat
komplain dari tetanggaku. Mereka bilang, mereka sering melihat lampu ruang
tamuku berkedip-kedip di tengah malam. Mereka bersaksi kalau kedip tersebut
tidak seperti gangguan listrik namun lebih seperti saklarnya sengaja dimainkan.
Aku tentu saja tidak mempermasalahkannya, pasalnya itu hanya lampu kan? Biarkan
saja, nanti juga benar sendiri.
Hari-hari berikutnya, aku dan istriku diganggu dengan bunyi.
DOK... DOK... DOK..
Yang terdengar dari loteng. Istriku adalah yang pertama mendengarnya
karena bunyi itu terdengar diantara jam 2 sampai setengah tiga pagi. Aku, tentu
saja jam segitu sedang asyik di dalam mimpi. Bunyi itu ayalnya sangat
menghantui Istriku karena dia selalu terbangun di jam yang sama setiap malam.
Pada akhirnya, dia memarahiku dan memaksaku untuk mengecek ada apa di loteng.
Aku pun mengiyakan dan berjanji padanya akan memeriksanya di
pagi hari.
Singkat cerita, di pagi hari, aku sedang ada di luar rumah
dan mengambil tangga yang akan kugunakan untuk naik ke loteng saat kusadari
mobil polisi masuk ke pekaranganku. Dua polisi keluar dan mereka kemudian
bilang padaku kalau mereka ingin mengecek mayat yang mereka titipkan tempo hari
sebelum nanti siang akan di ambil.
Mendengarnya aku tentu saja mengernyitkan dahi.
“Lah bukannya, kalian sudah mengambilnya?” tanyaku.
Mengasumsikan kalau mayat itu sudah hilang dari lemari pendingkin di basement
berarti sudah diambil dong.
Kedua polisi itu tampak saling pandang.
Yah, dari wajah mereka aku melihat raut heran.
“Justru kami mengambilnya hari ini karena kemarin-kemarin
pintu rumah anda tidak bisa dibuka.” Ujar salah satu dari mereka. Orang
berseragam itu kemudian mengembalikan kunci cadangan rumahku.
Aku tentu saja tambah bingung.
Aku hendak meluruskan obrolan ini dengan mereka semisal
Istriku tidak berlari ke luar rumah dan meneriakiku.
“Pa! Suaranya makin keras dan makin cepat!” Teriak Istriku
panik.
Aku hendak memintanya untuk menunggu karena aku masih
berbicara dengan polisi. Namun, dia nampaknya tidak peduli dengan itu. Dia
malah menarikku yang sedang memegang tangga ke lantai dua dengan tergesa-gesa.
Kedua polisi yang heran itu pada akhirnya hanya membuntuti dan ikut mencari tau
apa yang terjadi.
Di lantai dua, kami berempat mendengar suara yang datang dari
loteng.
DOK DOK DOK DOK DOK DOK
Suara itu temponya lebih cepat dan lebih keras dibanding yang
kami dengar di jam dua pagi.
Karena melihat istriku yang ketakutan, Aku pun dengan pasrah
langsung memasang tangga dan berniat naik. Kedua polisi yang ada di situ pada
akhirnya aku minta untuk membantu masalah ‘Ini’ dulu sebelum kami menyelesaikan
perbincangan tadi.
Saat kepalaku melongok ke loteng. Inilah hal menjadi sangat
mengerikan..
..
Kalian tau, dimana mayat yang dicari para polisi? Yap di atas
lotengku. Mayat itu tengah bediri di pojokan sembari mebentur-benturkan
kepalanya di tembok.
Oke, kukatakan padamu. Sepanjang hidupku aku sudah sering
melihat dan menjadi saksi kasus mati suri. Dan dalam sejarah medis, mati suri
memang sering terjadi.
Namun aku harus katakan. Mayat ini tidak masuk akal. Pasalnya
dia kini sedang membentur-benturkan kepalanya di tembok. Dan bentuknya masih sama persis seperti saat para polisi membawanya
kemari.... Kalian tau itu mayat apa?
Itu adalah mayat korban pembunuhan dengan cara dipenggal.
Yth Pembaca,
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
tolong review kasus ini kak Blanche Monnier
ReplyDeleteak penggemar baru mu
Hello..
DeleteAdmin masukkan ke catatan admin dulu yah. Sekalian cari materi..
hehehw
Gile. Kalo kejadian di RL auto masuk koran seminggu ini (Trus mereka yg lihat auto masuk RSJ)
ReplyDeleteBismillah, izin share dengan pengisi suara di Situs Youtube, dengan saya sertakan Sumbernya dan juga penulis, boleh ? Terima Kasih
ReplyDelete