Bayangkan dirimu terbangun di sebuah tempat sempit dan gelap.
Udara menipis dan satu-satunya cara untukmu keluar sudah disegel. Kau barusaja
dimasukkan peti dan peti itu dikubur dan kembali ditutupi tanah.
Orang yang ada di luar mungkin akan move on karena mereka menganggap kau sudah mati. Namun untuk dirimu,
kau harus melewati jam-jam penuh kegelapan abadi dan kesendirian sebelum kau
mati kelaparan atau mati kehabisan oksigen.
Prematur burial, atau dikubur hidup-hidup adalah cara
yang paling memilukan untuk mati.
Saat kau hidup lagi
namun sudah terlambat
Ada sebuah cerita tentang seorang filsuf Skotlandia bernama
John Duns Scotus (1266-1308). Orang ini meninggal dan dikuburkan oleh
keluargnya. Dalam masa duka itu, dia diberikan upacara pemakaman secara layak
dan.. well kau tau, dikebumikan
layaknya manusia pada umumnya.
Beberapa waktu setelah
kematiannya, makamnya dibuka kembali karena ingin dipindahkan. Dalam kegiatan
itu, para petugas makam menemukan setengah badan jenazah di luar peti mati dan
tangan serta jari-jarinya berdarah karena nampaknya dia berusaha keluar dengan
cara mendorong dan mencakar tutup peti.
Dalam kasus dikubur hidup-hidup, jari-jari beradarah adalah
ciri-ciri yang umum. Seringkali ketika peti mati dibuka pasca seseorang
"mati," tubuhnya akan ditemukan dalam posisi tidak tidur tegak dengan
goresan di seluruh bagian dalam peti. Hal itu merupakan sebuah bukti dari upaya
keluar peti yang (sebagian besar) gagal.
Eksekusi dikubur hidup-hidup
di zaman dahulu
Sayangnya, berbeda dengan fenomena mati suri (dimana jenazah meninggal dan hidup lagi), zaman dahulu
ada sebuah prosesi eksekusi yang memang mengubur manusia hidup-hidup. Terkadang
seseorang pembelot, tahanan (atau siapa saja yang ingin dikubur) dimasukkan ke
dalam peti dan peti itu disegel. Kemudian dia dibiarkan berteriak dan berontak
di dalam peti sampai peti itu dikubur dan teriakannya tak akan terdengar lagi.
Prosesi eksekusi ini lumayan populer di daratan China
kuno.
Namun ada juga kasus dikubur hidup-hidup yang terbilang tidak
biasa. Dahulu, pada abad ke-6 seorang biarawan yang sekarang dikenal sebagai St. Oran secara sukarela meminta untuk
dikubur hidup-hidup. Dia melakukan hal itu karena dia ingin menjadi pengorbanan
manusia untuk memastikan keberhasilan pembangunan sebuah gereja di Pulau Iona
di lepas pantai Skotlandia.
Pemakaman berlalu, dan setelah beberapa waktu, peti mati pun
digali kembali dan dilihat. Pihak gereja terkejut karena Oran masih hidup
(hampir mati). Sayangnya, biarawan itu membawa berita buruk yang sangat tidak
disukai oleh Komunitas Kristen di tempat itu. Dengan sisa tenaga yang dia
punya, dia berucap : “Bapa, aku baru
kembali dari kematian, dan aku sekarang yakin kalau tidak ada yang namanya
surga dan neraka.”
Pada akhirnya, alih alih ditolong, dia malah dikubur kembali
hidup-hidup.
Kasus Dikubur
Hidup-Hidup (yang lain)
Yah, mungkin admin tidak akan menyinggung semua kasus tentang
penguburan hidup-hidup. Tapi setidaknya, admin akan mencoba mengulas beberapa
kisah lain tentang orang-orang yang dikubur hidup-hidup.
Angelo dan Asuransi
Aliksah hidup seorang pemuda doyan balapan bernama Angelo Hays. Suatu hari dia mengalami
kecelakan. Dia jatuh ke trotoar setelah menabrak dinding bata terlebih dahulu. Pada usia
19 tahun itu, ia dinyatakan meninggal karena trauma kepala yang sangat parah.
Wajahnya sangat cacat sehingga orang tuanya tidak diizinkan untuk melihatnya
sebelum dikuburkan. Dokter menyatakan dia sudah mati secara medis karena para dokter
tidak dapat merasakan denyutan nadi di badan Angelo. Dengan demikian, Angelo
dimakamkan.
Karena Ayah Angelo terlibat masalah pencairan dana asuransi
yang mencurigakan. Pihak asuransi pun
meminta jenazah Angelo digali dan diotopsi ulang. Setelah tubuh digali peti
mati dibuka, mereka menemukan bahwa tubuh Angelo masih hangat dan ada detak
jantung yang samar. Melihat hal itu, Angelo langsung diberikan penanganan medis
dan pada akhirnya ‘Kembali Hidup’
Virginia MacDonald dan
penyakit
Setelah penyakit yang berkepanjangan, Virginia MacDonald,
yang tinggal bersama ayahnya, akhirnya meninggal karena penyakitnya. Dia
dimakamkan di Pemakaman Greenwood di Brooklyn. Ibunya, bagaimanapun, bersikeras
bahwa Virginia belum mati. Tidak peduli bagaimana kerabat berusaha menghibur
sang ibu dan meyakinkan bahwa Virginia sudah mati, dia tidak akan mempercayai
mereka.
Ibunya itu sangat yakin, bahan sikap ‘menolak kenyataan’ yang
dia lakukan sampai ke titik dimana para kerabat harus menggali kembali makam
Virginia untuk memperlihatkan pada ibunya kalau anaknya sudah mati. Ketika
mayat itu akhirnya digali, ditemukan mayat itu berbaring miring. Tangannya
memiliki banyak bekas gigitan dan mayat itu memiliki semua indikasi yang
membuktikan bahwa Virginia MacDonald memang masih hidup ketika dia dimakamkan. Penguburan
Hidup-Hidup putrinya itu terus menghantui sang Ibu.
Mary Noah dan Diagnosa
Kolera
Berusia 17 tahun, Mary Norah Best, yang kala itu diadopsi
oleh Ny. Moore Chew, menyerah pada penyakit kolera. Karena panasnya wilayah dan
penyebaran penyakit, keluarganya memutuskan untuk menguburnya dengan cepat. Tatkala
Dokter yang menangani Mary selesai menandatangani sertifikat kematian,
keluarganya pun membawa jasad Mary untuk disemayamkan di ruang bawah tanah pemakaman
tua prancis (Crypt). Mary disemayamkan di sebuah peti mati dari kayu pinus
dengan tutup peti yang dipaku (Mungkin maksudnya untuk menyegel penyakit Mary
agar tidak keluar). Memang sih, prosesi pemakaman itu banyak kekurangan. Namun
tak apa, toh Mary sekarang sudah beristirahat dengan tenang.
Sepuluh tahun kemudian, Salah satu saudara dari Ny. Mooew
Chew meninggal. Mereka memutuskan untuk meletakan peti matinya di sebelah milik
Mary. Ketika keluarga memasuki ruang bawah tanah untuk meletakkan peti mati
kedua, mereka menemukan tutup peti mati Mary terbuka. Jasadnya (yang tinggal
tulan belulang) ada dalam posisi tangan
menjangkau keluar. Nampaknya dia masih hidup dan berusaha meloloskan diri namun
gagal.
Lambat laun, diketahui bahwa penyebab kematian Mary bukan
karena Kolera yang dideritanya. Namun karena dokter yang menangani Mary 10
tahun lalu adalah dokter gila yang memberinya Racun.
(Crypt. Metode pemakaman seperti ini biasanya jasad tidak dikubur namun petinya dibiarkan tergeletak di ruangan khusus. Biasanya ruangan itu dibangun di bawah tanah. Dulu metode ini sangat populer di beberapa tempat di Eropa. Apalagi tatkala wabah Black Death)
Tiga kisah diatas hanyalah contoh dari bejibun kasus yang tidak bisa admin ceritakan satu persatu. Seperti
yang admin jelaskan diatas, dikubur hidup-hidup adalah cara yang paling
menakutkan untuk mati.
Entah apa yang dirasakan orang-orang itu sebelum meninggal,
kita tidak akan pernah tau.
Baca Juga :
- Kisah Thomas Busby dan Kursi terkutuk
- Kebenaran dibalik Russian Sleep Experiment
- Saat kau Lolos dari Kematian sebanyak 7 kali
- Museum Orang Mati, Hutan Aokigahara
Yth Pembaca,
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
0 Response to "Apa yang terjadi apabila kamu dikubur hidup-hidup?"
Post a Comment