Cerita
Horor By Admin
Episode 18
: “Mimpi”
Namaku Ira. Aku dan keluargaku
pernah menempati sebuah rumah hanya dalam 7 hari saja sebelum memutuskan untuk
pindah lagi dan mencari rumah baru. Kakakku sampai sekarang bahkan masih
menyalahkanku atas kejadian itu, karena aku dianggap sebagai biang kerok
kejadian tersebut. Jelas saja, soalnya aku di hari ketujuh menangis sembari
berlutut di kaki ayah untuk pindah hari itu juga.
Sebenarnya, aku tidak menyalahkan
kakakku, pasalnya rumah tersebut letaknya sangat dekat dengan sekolahannya dan
lingkungannya sangat nyaman. Namun, alasanku meminta pindah adalah karena sebuah
kejadian beruntun yang terjadi.
Kami pindah dari sebuah komplek
padat 20 kilometer dari tempat tersebut, alasan ayahku mencari rumah baru
adalah karena dia ingin kami lebih nyaman dan memiliki halaman yang lebih luas.
Dan karena rumah itu ditawarkan oleh kolega ayahku, harganya pun sangat murah.
Rumah baru itu memang sangat
rapih, bahkan ada sebuah kamar yang sangat bagus yang terletak di bawah tanah.
Karena aku langsung menyukainya, aku pun mengklaim kamar bawah tanah itu sesaat
setelah kami menurunkan barang. Malamnya, aku pun untuk pertama kali tidur di
kamar tersebut.
Malam pertama, semua berjalan lancar, hanya saja, aku bermimpi
aneh. Aku mengalami sebuah mimpi yang sangat panjang. Bahkan saking panjangnya,
aku ingat kalau aku menjadi seorang ibu rumah tangga dengan 6 anak yang tinggal
di rumah ini. Aku adalah seorang janda,
dan aku menyaksikan keenam anakku tumbuh besar dan menjadi orang-orang hebat.
Sayangnya, mimpi itu berakhir saat anak tertuaku menusukku dengan pisau karena
masalah warisan.
Paginya aku terbangun dengan
menangis, aku sempat linglung karena baru pertama kali itu aku merasakan mimpi
yang sangat panjang seakan berada di sebuah siklus kehidupan orang lain.
Malam Kedua, aku tertidur di meja belajar dan lagi-lagi aku
merasakan mimpi yang panjang itu. Kali ini, aku bermimpi sebagai seorang salesman yang hidup di rumah ini. Aku
adalah seorang pekerja bergaji minim, namun aku berhasil meraup keuntungan
sebagai penjual narkoba secara diam-diam. Kamar bawah tanahku ini dulunya
adalah gudang penyimpanan barang-barang haram tersebut. Aku terbangun setelah
ditembak 2 kali oleh polisi tepat di kepala.
Setelah hari kedua, aku mulai
sedikit takut untuk tidur, pasalnya aku tidak mau merasakan mimpi yang panjang
itu lagi. Itulah kenapa, aku minta kepada ibuku untuk menemaniku selama satu
malam dikamar. Di malam ketiga, ibuku itu mengelus kepalaku sembari menyanyikan
sebuah lagu untukku. Pada akhirnya, aku tertidur juga.
Malam ketiga, mimpi malam ketiga terasa singkat dibanding yang
lain. Pasalnya aku mati muda. Aku adalah seorang gadis kecil yang sering
disiksa ibunya. Ibunya itu sangat kejam bahkan dia berani memotong jari-jari
anaknya. Dalam mimpi, sebagai anak aku sudah berusaha berbuat baik, namun tetap
saja. Pada akhirnya, Aku dijual kepada seorang lelaki tua sebelum dibunuh dan
organku dijual.
Pagi harinya, aku terbangun di
pelukan ibuku dan langsung berteriak histeris. Aku hampir saja memukul ibuku
sendiri karena terbawa dengan mimpi semalam.
Karena aku sudah merasa trauma
untuk tidur di kamar, hari ke empat aku memutuskan tidur di sofa ruang
keluarga. Dan sialnya, mimpi itu tetap datang lagi.
Malam keempat, mimpiku sebenarnya sangat indah. Bahkan, berbeda
dengan mimpiku yang sebelumnya, aku tidak tinggal di rumah ini. Aku tinggal di
sebuah rumah keluarga kaya yang serba berkecukupan. Orang tuaku adalah pebisnis
sukses dan sangat memanjakanku. Hingga suatu ketika, aku diculik dan disekap
oleh dua orang asing. Mereka menyekapku di sebuah basement dan memperkosaku
berkali-kali. Aku meninggal karena mengigit lidahku sendiri.
Di pagi harinya, aku terbangun di
kamarku. Aku tentu saja kaget karena seharusnya aku tidur di sofa. Namun ibuku
bilang tadi malam aku berjalan sendiri kembali ke kamar.
Di titik ini, aku tau dimanapun
tempatku tidur di rumah ini. Aku akan selalu mendapatkan mimpi-mimpi yang
panjang itu lagi. Itulah kenapa di malam setelahnya, aku menghubungi temanku
Rika dan bilang ingin menginap di rumahnya. Dan Yap, aku pun tidur di rumah
Rika.
Malam kelima, Aku masih bermimpi panjang itu lagi, kenapa coba?!
Padahal aku kan tidur di rumah Rika. Dalam mimpiku kali ini, aku hidup samapai
menjadi seorang nenek tua. Nenek tua yang tinggal di rumah baruku itu. Rumah
itu dari sudut pandang mimpiku terlihat sangat lusuh dan seakan bukan rumah
yang layak ditinggali. Namun terlepas dari keadaannya yang buruk, ada hal yang
lebih buruk lagi. Di basement, terdapat beberapa daging anak kecil yang
teronggok tak berdaya, setiap malam aku akan turun dan mengambil seiris daging
itu untuk dimakan, sepanjang mimpi, aku merasakan sebuah keyakinan yang sangat
kuat dari dalam tubuhku, Keyakinan bahwa aku bukanlah manusia.
Aku terbangun karena mati dibakar
warga.
Keesokan harinya, aku terbangun di
latar rumahku sendiri. Aku dipergoki ibuku yang berniat menyapu. Aku menelfon
Rika dan dia bilang tengah malam aku pamit pulang sambil menangis. Sialnya, aku
tidak ingat kejadian itu.
Karena benar-benar putus asa, aku
sudah tidak tau lagi. Pada akhirnya aku memutuskan untuk tetap dirumah, namun
sebisa mungkin aku mencoba untuk tidak tertidur. Sayangya, metabolisme manusia
tidak bisa dibohongi. Hari keenam, aku terlelap secara tidak sengaja menjelang
pagi.
Malam Keenam, aku bermimpi sebagai seorang lelaki bernama Rafy.
Lelaki yang tidak punya tempat tinggal namun melakukan phrogging. Phrogging adalah sebuah gaya hidup dimana kau menetap di
rumah orang lain tanpa pemilik rumah tersebut tau kau ikut tinggal bersama
mereka. Biasanya para phrogger akan
tidur di sela-sela tembok atau ruangan-ruangan rahasia yang jarang ditempati. Aku tinggal di rumah ini, namun tempat tinggalku adalah di loteng, tepat diatas
kamar kakakku Mirna, setiap malam, aku akan memperhatikan Kakakku Mirna dari
lubang kecil yang ada di atap. Aku memiliki gejolak seksual yang tinggi kepada Mirna. Bahkan aku sudah merencanakan ingin memperkosanya, namun di malam aku
ingin melakukan aksiku, adik Mirna membunuhku menggunakan
linggis. Dia kemudian turun dari jendela loteng dan tidur di
latar rumah.
Aku terbangun siang hari dan
berteriak.
Tanpa membuang waktu, aku langsung
memohon kepada ayah untuk segera pindah dari rumah ini. Aku tidak mau tau
bagaimana caranya, pokoknya kita harus pergi.
Pada akhirnya, ayah dengan panik
pun mengiyakan. Kami kala itu tinggal 1 minggu di hotel dan langsung mencari
rumah baru yang dapat ditinggali. Pokoknya rumah yang tidak membuatku ketakutan
setengah mati.
Singkat cerita, beralih ke masa kini, sekarang semua sudah enak.
Memang aneh kejadian di rumah itu, namun aku akan selalu menganggapnya sebagai
sebuah kenangan yang sebuah pengalaman. Rumah kami yang baru lebih nyaman dan
damai.
BRAK!
Aku terkaget, kulihat dua orang
bermasker yang masuk ke rumah kami. Mereka membawa senjata.
“Siapa kalian?!” DOR!
Aku mematung, melihat ibuku yang
terkapar karena ditembak. Astaga,
perampok?!
“Kalian sia—“ DOR!
.
.
.
Aku terbangun di kasurku. Aku
mendapati ibuku yang menyodorkan segelas air putih.
“Rina, Masih Pusing?” tanya Ibuku.
Aku menatap Ibuku.
“Ini dimana ma?” tanyaku linglung.
Dia nampak tersenyum.
“Rumah baru kan? Kita baru pindah
kemarin lho, masak kamu lupa.” Lanjutnya.
Aku terdiam, mencoba
mengingat-ingat mimpiku tadi malam. Entah kenapa mimpi itu terasa sangat
panjang dan sangat nyata.
“Ma?”
“Hm?”
“Tadi malam mimpiku sangat
panjang..” Ujarku. Ibuku nampak tidak mengerti.
“Maksudnya?”
“Dalam mimpi. Aku menjadi gadis
bernama Ira”
Yth Pembaca,
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
Aku kok gpaham
ReplyDeleteMimpi dalam mimpi 🗿 apa jangan jangan mimpi dalam mimpi dalam mimpi lagi dan seterusnya 🗿
ReplyDelete