Cerita Horor By Admin
Episode 16 : Telapak
Kakakku itu sangat pemalas, saat dia pergi mendaki bersama
teman temannya, dia menyuruhku untuk membersihkan kamarnya. Awalnya sih aku
tidak mau, Namun karena dia bilang dia akan mengijinkanku menggunakan
komputernya selama dia pergi, aku pun pada akhirnya mengiyakannya
Suatu ketika, saat aku tengah bermain game online di
kamarnya, lampu kamarnya tiba-tiba mati. Aku tentu saja langsung kaget.
‘Pasti putus’ Pikirku.
Jujur, aku sebenarnya malas mengambil tangga dan mengganti
bohlamnya, namun karena aku butuh cahaya, aku pun pada akhirnya memutuskan
untuk melakukannya.
Singkat cerita aku pun mengganti bohlamnya. Saat itu, muncul
ide jahil di otakku. Kalian tau kan semisal telapak tangan kotor ditempel di
dinding atau ternit putih akan meninggalkan bekas?
Aku barusaja mengeluarkan tangga berdebu ini dari gudang dan
tanganku kotor sampai akan menghitam. Dengan
membayangkan apa yang akan dipikirkan kakakku nanti, aku sengaja membuat jejak
telapak tanganku di langit-langit kamarnya. Tidak banyak, hanya 6 buah jejak
yang berurutan seperti bekas orang merangkak (di langit-langit).
Aku tertawa.
Aku tidak tau apa respon kakakku nanti, namun karena ini
prank, aku akan bilang kalau telapak tangan ini adalah fenomena hantu.
Hah, aku ingin melihat ekspresinya.
.
.
Beberapa hari kemudian, dia pun pulang, aku yang kala itu
menyambut kedatangannya mulai menyinggung telapak tangan yang ada di
langit-langit.
“Kak.. Tadi pagi, aku melihat jejak telapak tangan di
kamarmu.” Ujarku.
Dia yang belum sempat menurunkan barang-barangnya langsung
kaget. Aku mencoba menahan tawa. Tanpa disuruh, dia pun langsung bergegas ke
kamarnya. Aku mengikutinya dari belakang.
Dia mendongak ke langit-langit dam memperhatikan telapak
tangan yang aku buat. Aku terkekeh tak bersuara di belakangnya. Saat dia
menoleh kepadaku, aku mencoba berekspresi datar.
“Kau masuk ke gudang?” tanya dia.
Aku mengernyitkan dahi. Oke, itu tidak seperti respon yang
aku harapkan
“Kau masuk ke gudang atau tidak?!” dia mengulang pertanyaannya.
“Um.. Ya. Kemarin.”
Mendengar itu, dia langsung bergegas mendekati rak bukunya
dan mengeluarkan sebuah handycam yang tersembunyi. Melihat layar handycamnya yang menyala, aku langsung
sadar kalau handycam itu pasti
merekam kamarnya sewaktu dia pergi.
“Tunggu.. Kau merekam kamarmu saat kau pergi?” tanyaku,
sayang pertanyaanku tidak digubris. Dia mencoba mengecek rekmannya. Lalu dia
menoleh kepadaku.
Dia hanya menatapku aneh. Kemudian, dia beranjak mencari Ayah
yang ada di dapur
“Yah!”
Aku pun mengikutinya. Masih dalam kondisi tidak mengerti apa
yang terjadi. Kakaku memperlihatkan sekilas rekaman yang dia pegang kepada ayah
yang sedang memperbaiki westafel.
Ayahku juga nampak terkejut. Mereka berdua menatapku aneh.
“Apa yang terjadi sih!” bentakku mulai tidak sabar.
Ayahku mengangguk dan mengisyaratkan sesuatu kepada kakakku.
Detik berikutnya, kakakku itu menyodorkan handycamnya
kepadaku. Aku melihat apa yang ditampilkan.
Pertama adalah rekaman aku yang sedang mengganti bohlam,
dan menempelkan bekas telapak tangan di
langit-langit kamar kakaku. Aku memutar bola mata, duh. Kalau kakaku meninggalkan Handycam di rak, percumah dong prank nya.
Sayangnya, rekaman yang diperlihatkan kakaku berlanjut. Dia
mem-forwardnya ke malam hari. Malam saat aku tertidur di kamar kakakku.
Aku terkejur saat melihat diriku sendiri yang mulai beranjak
dari tempat tidur dan berdiri. Tunggu, aku tidak ingat kejadian ini.
Detik berikutnya, lebih mengejutkan lagi.
Di rekaman itu, kepalaku berputar 180 derajat dan aku mulai
merangkak di langit-langit. Benar-benar sepenuhnya mengabaikan gravitasi yang
ada. Aku memposisikan diri di pojok langit-langit dan tertawa-tawa. Suara rekaman
itu sangat nyaring seakan itu bukan suaraku. Rekaman itu berlanjut sampai ke
diriku yang merangkak gila ke seluruh penjuru kamar, melompat-lompat sepert
orang kesetanan dan melakukan gerakan yang tidak bisa dilakukan oleh tulang dan
otot manusia normal. Sampai pagi menjelang dan aku kembali ke tempat tidur.
Setelah selesai, kakakku langsung menarik kembali handycam
itu. Aku menatap ayah dan kakaku minta penjelasan.
“A-Apa itu tadi?” tanyaku. Jawaban dari Ayah langsung membuat
aku terduduk di lantai..
.
.
“Ibumu juga seperti itu, Sebulan sebelum dia meninggal.”
Yth Pembaca,
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
0 Response to "Cerita Horor Pengantar Tidur Eps 16 : Telapak"
Post a Comment