Di jepang, pernah ada hari kelam dimana terjadi
sebuah perampokan yang memberikan kerugian sebesar 300 Juta yen (sekitar 38
Miliar kurs saat ini). Kasus ini adalah coretan buruk dari sejarah perbankan
jepang, pasalnya sampai hari ini pelaku yang bertanggung jawab tidak pernah
ditemukan.
Semenjak revolusi industri, Jepang seharusnya merupakan
salah satu dari sekian negara yang memiliki titel teraman dikarenakan mekanisme
kehidupan dan penjagaannya terhitung ketat. Namun, bak plot twist dari cerita-cerita negeri dongeng, nyatanya kriminal dan
penipuan masih saja dapat dilakukan oleh para otak-otak kejahatan yang berpikir
satu langkah lebih pintar dari pihak keamanan.
Apa yang
terjadi?
10 Desembar 1968, itulah tanggalnya. Dimana
seorang manajer dari sebuah bank di kota Fuchu sedang galau karena beberapa
bulan terakhir dia secara beruntun mendapat surat kaleng dari orang tak dikenal.
Dalam suratnya, orang tak dikenal tersebut mengatakan bahwa sang manajer harus
memberinya uang sebesar 300 Juta yen atau rumahnya akan diledakkan menggunakan
dinamit.
Sebenarnya, manajer tersebut sudah melapor ke
polisi, dan polisi pun sudah melakukan pengawasan dan penjagaan di rumah
manajer bank. Bahkan pihak kepolisian sudah mewanti-wanti kalau masalah ini
tidak boleh diceritakan kepada siapapun mengingat posisinya sebagai manajer dan
kemungkinan pelaku bisa saja adalah orang terdekat korban. Namun meskipun
diberi larangan untuk tidak menceritakan masalah ini, manajer pada akhirnya
menceritakannya kepada beberapa orang (ya lah, ada masalah kalau gak curhat
gimana), yang kemudian menjadi topik perbincangan beberapa orang pegawai bank.
Terlepas dari masalah yang terjadi, manajer bank
tetap menjalankan tugasnya.
10 Desembar
1968, Bank
Shintaku Ginko harus melakukan pengiriman uang ke perusahaan Toshiba sebesar
300 Juta yen. Uang ini adalah keseluruhan dari jumlah gaji bonus yang
seharusnya akan dibayarkan kepada para karyawan perusahaan Toshiba.
Memegang mandat dari pimpinan perusahaan yang
merupakan nasabahnya, manajer Shintaku Ginko pun menugaskan empat orang
karyawannya untuk melakukan pengiriman rutin.
Singkat cerita, keempat karyawan itu pun
berkendara di dalam sebuah mobil penuh uang menuju kantor perusahaan Toshiba.
Awalnya, perjalanan mereka aman dan tentram. Bahkan nyanyian burung dan cahaya mentari senantiasa mengingatkan
mereka kalau hari ini adalah hari yang indah.
Namun saat mereka berkendara di depan penjara
kota Fuchu, mereka dikagetkan oleh seorang polisi pengendara motor yang tiba-tiba
menghentikan mereka dengan buru-buru.
Keempat karyawan yang kebingungan pun pada
akhirnya menurut dan menepi, menghentikan mobil bank di jalan raya depan
penjara kota Fuchu. Dengan panik, polisi tersebut mengatakan bahwa rumah
manajer bank Shintaku Ginko telah diledakkan! Keempat karyawan itu tentu saja
langsung kaget. Selama beberapa waktu, mereka yang memang tau permasalahan
teror yang terjadi kepada manajer mereka langsung speechless.
Polisi tersebut juga menyebutkan bahwa ledakan
itu memakan korban, bahkan ada juga yang meninggal. Tidak berhenti sampai
disitu, polisi tersebut juga memberitahu bahwa ancaman teror tersebut belum
berhenti. Pelaku pengeboman juga memberikan ancaman yang sama kepada kantor
Shintaku Ginko dan mengatakan bahwa akan meledakannya juga. Tentu saja keempat
karyawan tersebut tambah kaget. Mereka mendengarkan pesan dari polisi tersebut
yang pada akhirnya bilang bahwa, mobil yang mereka tunggangi beresiko tinggi
dipasangi bom.
Karena mereka berempat tau kalau polisi ini
mencoba menjalankan tugasnya, keempat karyawan itu pun menurut saja saat polisi
tersebut hendak melakukan full check
kepada mobil dan menyuruh mereka keluar. Dalam bimbang, keempat orang itu
menunggu, memperhatikan Pak Polisi
yang sedang melakukan pengecekan.
Itulah saat prasangka mereka berubah menjadi
kenyataan. Saat melakukan checking di bawah mobil. Polisi itu tiba-tiba kembali
berdiri dan mundur. Keempat karyawan tentu saja tau apa yang terjadi karena mereka
melihat asap yang keluar.
“ADA BOM DI MOBIL INI! LARI!” Itulah kira-kira
kalimat yang keluar dari mulut polisi tersebut. Mengkomandokan keempat karyawan
bank itu untuk lari sejauh mungkin agar tidak terkena ledakan. Situasi menjadi
kalang kabut. Keempat karyawan yang masih sayang nyawa, pada akhirnya berlari
dan bersembunyi di balik tembok penjara kota Fuchu.
1 Detik mereka menunggu.
2 Detik mereka menunggu.
3 Detik mereka menunggu.
Sekian detik terlewati. Dibalik tembok tersebut
keempat orang karyawan bank menunggu suara ledakan yang seharusnya sudah
terdengar. Namun sayang selama apapun mereka menunggu, suara itu tak kunjung
datang.
Karena rasa ingin tau, salah satu dari mereka
mencoba mengintip. Namun yang mereka dapati malah mobil bank beserta polisi
yang tadi sudah hilang dari jalan raya.
Mereka sekarang kebingungan. Karena mengira kalau
polisi tersebut mungkin membawa mobil ke tempat yang aman, mereka pun
memutuskan untuk menelfon kantor. Dari kantor, Manajer mereka lah yang menjawab
panggilan. Manajer tersebut sehat dan mengatakan bahwa rumahnya aman dan
ledakan tidak pernah terjadi.
Ternyata. Polisi yang mencegat mereka tadi adalah
polisi gadungan yang membawa kabur 300 Juta Yen yang akan mereka kirim.
Analisa
Kasus
Saat dilakukan penyelidikan di TKP, ditemukan Flare yang digunakan oleh si polisi
gadungan untuk meyakinkan keempat karyawan bank sebagai bom.
Sebenarnya, penyelidik juga menemukan setidaknya
120 item yang seharusnya menjadi barang bukti kasus kejahatan ini. Namun
setelah diketahui, ternyata 120 item tersebut sengaja ditinggalkan oleh pelaku
guna membingungkan penyelidikan.
Sampai hari ini, uang 300 Juta Yen itu hilang,
dan kasus ini tidak pernah terpecahkan.
Credit
-Gambar diatas diambil dari youtubenya Kento Bento (Cek Channel Youtubenya, dia punya video yang keren-keren) .
Credit
-Gambar diatas diambil dari youtubenya Kento Bento (Cek Channel Youtubenya, dia punya video yang keren-keren) .
Yth Pembaca,
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
0 Response to "Shintaku Ginko, dan kasus prampokan 300 Juta Yen."
Post a Comment