Lagi-lagi masalah keamanan, banyak sekali kasus
soal Hacking yang terjadi. Jika normalnya kasus Hacking mengincar Perbankan
untuk profit keuangan. Siapa sangka, bahkan perusahaan film seperti Sony
Pictures juga dapat menjadi sasaran Hacker.
Memang sih, jika ini soal masalah hacking cari
duit biasa, pasti ini bukan masalah besar. Sayangnya, kasus ini adalah kasus
yang sangat penuh dengan skandal pasalnya kasus peretasan ini
dihubung-hubungkan dengan negara Korea Utara sebagai pelakunya. Negara dalam
artian, bukan oknum anonymous yang kebetulan tinggal di Korea Utara. Tapi
Negaranya, yap ‘katanya’ Negara Korea Utara
lah yang telah meretas Sony Pictures.
Apa yang
terjadi?
Seperti yang kita tau sendiri bahwa negara Korea
Utara adalah negara penyendiri yang bisa dibilang mengisolasi penduduknya dari
dunia luar. Dibawah pimpinan mereka yang bersifat diktaktor, setiap tatanan
negara dibuat sedemikian rupa agar segala kehidupannya terlihat sempurna.
Setidaknya sempurna menurut pemikiran Supreme Leadernya Kim Jong Un.
24 November 2014, pihak Sony Pictures mengetahui
bahwa sistemnya diretas. Banyak sekali data yang hilang termasuk arsip dan data
pribadi milik para karyawannya. Pembobolan sistem itu diketahui dilakukan oleh
sekelompok Hacker yang mengaku sebagai “Guardian Of Piece”
Sekelompok Hacker itu mengancam akan menyebar
informasi rahasia sony ke publik apabila mereka tidak mau menuruti setiap
permintaan yang mereka ajukan. Mengetahui bahwa informasi mereka disandera Sony
pictures tentu saja langsung kalang kabut. Mereka tidak paham apa yang terjadi
dan mencoba membenarkan apa yang salah.
Lantas apa hubungannya dengan Korea Utara?
Hubungannya dengan Korea Utara adalah permintaan
dari Para Hacker tersebut untuk membatalkan penayangan film “The Interview”
kepada publik.
The Interview sendiri adalah film yang berkisah
tentang reporter yang menipu ingin mewawancarai pimpinan tertinggi Korut untuk
menyusup ke Korea Utara dan kemudian berusaha membunuh Kim Jong Un. Memang sih,
film yang dibintangi James Franco ini seharusnya menjadi fim bertemakan komedi,
tapi siapa sangka kalau film yang harusnya menjadi hiburan ini malah menjadi
blunder tersendiri bagi pembuatnya, Sony Pictures.
(Poster film The Interview)
Perlu digaris bawahi bahwa pelaku peretasan
sistem ini tidak semena-mena dituturkan secara gamblang bahwa pihak Amerika
menuduh Korea Utara sebagai pelakunya. Namun Sony Pictures dan FBI mempercayai
bahwa Korea Utara lah pelakunya karena mempertimbangkan bukti-bukti yang ada
(Pemerintah Amerika juga sama-sama percaya, tapi tidak menunjukannya secara
langsung karena mengingat bisa merusak hubungan antar negara dengan Korea
Utara)
Timeline
Kasus
Untuk mempermudah, mengutip dan mengedit dari bankinfosecurity(dot)com. Admin akan
menampilkan secara menyeluruh linimasa kasus ini dari yang paling awal.
Silahkan disimak :
Konklusi
Ayalnya kasus ini mengajarkan kita tentang sebuah pelajaran
yang berharga. Terlepas dari caranya yang ekstrim dalam melakukan aksi,
sebenarnya admin setuju dengan quote yang diutarakan oleh Hacker G.O.P
(Guardian Of Piece) Yaitu, pembuatan film bertema terorisme memang sebenarnya
sah-sah saja. Namun apabila berlebihan, bisa jadi hal tersebut dapat memicu
ketegangan antar negara lain yang kemudian bisa juga menyulut peperangan.
Fyi, jika belum mengerti. Dari film diatas Kebanyakan orang
akan menganggap bahwa supreme Leader Korea Utara adalah Diktaktor public enemy,
namun dari sudut pandang lain pada dasarnya rakyat Korea Utara mungkin
beranggapan bahwa reporter (dan CIA) yang ingin membunuh pimpinan mereka lah
yang merupakan Teroris. Ini semua masalah sudut pandang saja.
Baca Juga :
Yth Pembaca,
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
0 Response to "Korea Utara dan Kasus peretasan Sony Pictures"
Post a Comment