Membahas soal perampokan, memang selalu menarik.
Namun bukan sekedar perampokan biasa, yang Admin maksud adalah perampokan-perampokan
dengan ide brilliant dari para perampok yang mana membingungkan pihak berwajib,
seperti :
Yang satu ini, masih datang dari Negeri Jepang.
Namun alih-alih seperti dua perampokan diatas yang tidak memakan korban jiwa,
metode perampokan yang ini sangat kejam karena dalam prosesnya harus banyak
orang yang mati. Tidak, perampokan yang admin maksud bukan beberapa orang yang
tiba-tiba menerobos ke dalam bank dan menembaki semua orang. Ini, Err.. lebih
aneh dari itu.
Apa yang
terjadi?
Pada tahun 1948, Jepang kala itu masih dalam masa
pasca perang. Setelah kekalahan jepang dan pemulihan negara pasca kejadian
Nuklir Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945, jepang di tahun itu masih
diduduki oleh Amerika.
Kejadian ini terjadi di sebuah Bank, sebut saja
Imperial Bank. Seorang lelaki yang berumur sekitar 40 tahun masuk ke dalam bank
dan mengaku sebagai perwakilan Inspektur
kesehatan, dari pemerintah Kolonial Amerika. Dia memasuki bank di menit-menit terakhir sebelum waktu tutup
bank. Saat dia masuk, ada sekitar 16 orang yang ada di dalam, termasuk petugas
dan nasabah.
Awalnya, para nasabah dan pegawai bank tidak
mencurigai orang itu sama sekali, karena penampilannya memang benar-benar
meyakinkan, Lengkap dengan bandana petugas pemerintahan.
Menginterupsi kegiatan yang sedang dilakukan di
bank, pria itu menjelaskan bahwa di daerah ini (Tokyo) sedang ada penanganan
Disentri (penyakit radang usus) dan dia memiliki kewajiban untuk memeriksa
setiap orang.
16 orang yang ada di bank masih belum meragukan
Inspektur kesehatan ini. Karena memang pada masa itu, wabah penyakit memang
ancaman yang serius bagi penduduk Jepang. Mereka mengiyakan saja setiap hal
yang dilakukan oleh Inspektur kesehatan ini. Bahkan saat dia mulai memberikan
ke 16 orang tersebut sebuah pil dan obat lain (yang dia jelaskan sebagai
Vaksin).
Inilah saat semuanya menjadi kacau, pasalnya
beberapa saat setelah mereka diberikan obat-obatan itu, satu-persatu dari
mereka mulai tumbang dan tak sadarkan diri. Sedangkan Si Inspektur kesehatan,
dengan segenap tenaga yang dia punya mulai mengambil setiap uang yang ada di
dalam bank dan kemudian pergi begitu saja.
Dia adalah penipu.
Analisa
Kasus
Lantas di bagian mana dari cerita diatas yang
menjadi pembantaian? Ternyata pasca kejadian itu, 12 dari 16 orang yang ada di
bank tersebut ditemukan meninggal. Pasalnya, obat-obatan yang diberikan oleh
Inspektur kesehatan gadungan itu mengandung Sianida didalamnya. Korbannya
bahkan termasuk anak-anak juga.
Kasus ini termasuk dalam daftar perampokan bank
terkejam dalam sejarah. Pihak penyelidik yang menangani kasus ini memberikan
segenap tenaga yang mereka punya untuk menyelesaikannya. Dan penyelidikan itu
memberikan mereka sebuah barang bukti.
Ternyata, inspektur kesehatan gadungan itu (entah
dengan sengaja atau tidak) meninggalkan kartu nama di TKP. Kartu nama itu
adalah kartu nama bertuliskan Shigeru
Matsui dari Departemen Pencegah penyakit
Setelah diselidik, Shigeru Matsuri ternyata
adalah orang asli dan dia benar-benar bekerja di departemen pencegah penyakit.
Tentu polisi langsung menyelidiki Shigeru Matsuri
(Asli) dalam penyelesaian kasus ini. Sayang dari berbagai interogasi yang dilakukan,
Shigeru Matsui dinyatakan Tidak bersalah.
Karena dia memiliki beberapa alibi yang sangat kuat.
Merasa mereka belum menemukan pelakunya, polisi
pun mulai mencari bukti-bukti lain. Bak diantar dari satu titik ke titik lain,
dalam interogasi tersebut, Shigeru Matsuri menyebutkan bahwa dia pernah
memberikan kartu namanya kepada total 593 orang.
Informasi baru penyelidikan itu akhirnya
dianalisa polisi, mereka menyelidiki total 593 orang yang kemudian dapat mereka
susutkan angkanya menjadi 8 orang terduga saja. Salah satu dari 8 orang terduga
tersebut adalah seorang bernama Sadamichi
Hirasawa.
Sadamichi Hirasawa adalah seorang pelukis kala
itu. Saat ditanya apakah dia bisa memperlihatkan Kartu nama Shigeru Matsui yang
diberikan kepadanya, dia menjawab tidak bisa. Dia mengaku bahwa dompetnya
pernah dicuri dan kemungkinan kartu nama tersebut ada di dalamnya.
Sadamichi Hirasawa memang sangat mencurigakan.
Pasalnya saat dimitai alibi, dia juga tidak bisa menjawab. Polisi yang
melakukan penyelidikan latar belakang Sadamichi Hirasawa juga menemukan
beberapa kejadian penipuan yang melibatkan pria itu dengan Bank. Yang paling
parah dari semua itu adalah, kala polisi mengecek daftar kekayaannya, mereka
menemukan jumlah yang serupa setara dengan uang yang dicuri. Saat ditanya
darimana dia mendapat uang sebanyak itu, Hirasawa menolak untuk menjelaskan.
Hingga akhirnya, kasus ini mencapai konklusi saat
polisi mendapat konfirmasi dari 2 orang saksi mata kejadian di Bank imperial.
Saat diperlihatkan wajah Sadamichi Hirasawa, mereka mengatakan bahwa dia lah inspektur kesehatan gadungan itu.
Di akhir, saat interogasinya yang ke sekian. Sadamichi Hirasawa mengaku bahwa dia adalah
pelakunya.
Atas kejadian itu, dia divonis dengan pasal
Perampokan dan pembunuhan dan dijatuhi hukuman gantung,
KASUS DITUTUP.
Et..
Tunggu.
Kasus ditutup. Harusnya sih begitu. Namun setelah
itu, ternyata banyak kejanggalan yang ditemukan dalam penyelidikan Sadamichi
Hirasawa.
Pasca sidang, bahkan banyak orang yang
mempercayai kalau Sadamichi Hirasawa bukanlah pelakunya. Pasalnya Interogasi
terakhir yang dijalaninya ternyata melibatkan penyiksaan yang mengakibatkan
Sadamichi Hirasawa ‘terpaksa’ mengaku. Dengan kata lain, pengakuan itu adalah
pengakuan palsu.
Juga 2 orang saksi mata yang mengatakan bahwa
sadamichi Hirasawa adalah pelakunya sukar dipercaya.
Beberapa orang mempercayai bahwa uang milik
Hirasawa yang berjumlah ‘hampir’ sama dengan uang yang dicuri adalah hasil
penjualan lukisan pornografi yang dia lakukan. Mempertimbangkan reputasinya
sebagai pelukis.
Adapun bukti yang menjelaskan bahwa Hirasawa
bukanlah pelakunya adalah jenis sianida yang dipakai pelaku. Pasalnya sianida
itu adalah campuran sianida ‘langka’ yang hanya dipakai oleh militer. Dan sangat
tidak mungkin Sadamichi Hirasawa bisa mendapatkan jenis sianida tersebut.
Beberapa orang mengatakan bahwa, bisa jadi pelaku yang sesungguhnya
adalah seorang dari mantan pasukan unit 731 pasukan kekaisaran jepang. Unit 731
adalah unit Riset dan Persenjataan senjata Kimia yang diketahui sering
melakukan eksperimen-eksperimen berbahaya terhadap manusia pada masa perang.
Yang paling mengejutkan dari semua itu adalah
aksi dari Menteri Hukum dan Ham jepang kala itu yang mengatakan bahwa dia
percaya bahwa Sadamichi Hirasawa bukanlah pelakunya. Bahkan dia menolak
menandatangani persetujuan hukuman mati Hirasawa.
Hal itu mengakibatkan hukuman gantung Sadamichi
Hirasawa pada dasarnya tidak pernah terjadi. Dia menghabiskan hukuman seumur
hidup dengan dikurung selama 32 tahun di tahanan, yang kemudian pada tahun 1987
meninggal karena penyakit pneomonia.
Atas banyak keraguan yang terjadi, beberapa
meyakini kalau Hirasawa memanglah pelakunya. Yang lain, akan mengatakan bahwa
Hirasawa bukanlah pelakunya.
Sampai saat ini, beberapa orang percaya kasus ini belum terpecahkan.
Baca Juga :
Baca Juga :
- Kasus CoinCheck, 7 Triliun yan gdipanen Hacker
- Kasus Collar Bomb, Perampokan dengan metode yang paling gila
- Victor Lustig, Penipu yang menjual Menara Eiffel
Credit
-Gambar diatas diambil dari youtubenya Kento Bento (Cek Channel Youtubenya, dia punya video yang keren-keren) .
-Gambar diatas diambil dari youtubenya Kento Bento (Cek Channel Youtubenya, dia punya video yang keren-keren) .
Yth Pembaca,
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
0 Response to "Kasus Inspektur Kesehatan, Perampokan Berujung Pembantaian"
Post a Comment