Pernahkan kamu disuatu saat tatkala menatap
langit muncul sebuah pertanyaan : Triliun
planet miliaran galaksi, kok kita cuman sendiri? Dimana para alien? Apa benar
cuman kita spesimen cerdas yang mampu membangun peradaban semaju ini?
Tentu saja hal itu adalah sebuah pertanyaan umum
yang sampai sekarang masih di cari bukti oleh para ilmuan. Namun
mengkesampingkan bukti, sudah beratus-ratus tahun otak manusia mencoba
merasionalkan rahasia tuhan tersebut dengan banyak teori.
Salah satunya adalah Fermi Paradox. Sebuah teori
penjelasan alam semesta yang bisa dibilang ‘paling masuk akal’ setidaknya bagi
pemahaman otak kita yang tebatas.
Potensi
kehidupan Luar angkasa.
Alasan kita tidak pernah tau kehidupan luar angkasa
mungkin karena adanya klasifikasi para ilmuan tentang ‘Local grup’
Jadi analoginya adalah, ibaratkan galaksi
bimasakti adalah apartemen, sedangkan tata surya kita (matahari beserta planet
yang mengitarinya) adalah kamar-kamar pada apartemen tersebut. Nah, local grup
yang dimaksud adalah blok berisi jajaran apartemen yang berdiri bersebelahan.
Diluar blok tersebut, masih ada jajaran apartemen namun apartemen itu tidak
satu daerah dengan kita.
Dengan kata lain, pada dasarnya Local Grup milik kita sepenuhnya hanya berkisar
pada galaksi Bimasakti dan galaksi sekitarnya saja, sedangkan Local Grup yang lain berpotensi ada
kehidupan, namun tempat tersebut akan ada diluar jangkauan kita selamanya
(karena jaraknya sangat jauh dan harus melewati kehampaan luar angkasa yang
sangat luas)
Potensi
kehidupan di galaksi BimaSakti.
Namun mengkesampingkan Local grup, galaksi Bimasakti
saja sebenarnya jumlah planetnya lebih dari 400 miliar. Logikanya dong,
seharusnya paling tidak satu planet
selain bumi pasti ada penghuninya.
Tata surya bertitik pada obyek sejenis matahari
di galaksi Bimasakti diperkirakan setidaknya sekitar 20 miliar banyaknya. Lima
diantaranya bahkan sudah diamati dan disimpulkan memiliki planet yang ukurannya
sama seperti bumi dan kemungkinan besar ekosistemnya dapat dihuni makhluk biologis.
Lah! Kan harusnya ada penghuninya tu! Udah jelas
kan? Karena apabila di hitung berdasar matematika, semiisal hanya 0,1 % dari
seluruh planet tersebut yang dapat dihuni, setidaknya harusnya ada 1 Juta
planet yang dapat menyokong kehidupan. Jika semisal ada dan peradaban di planet-panet
tersebut memiiliki tekhnologi maju, lalu kenapa kita tidak pernah bisa
menemukannya?
Mengukur
kemajuan peradaban berdasarkan Skala Kardashev
Skala kardashev adalah skala yang sering
digunakan oleh para ilmuwan untuk mengukur kemajuan suatu peradaban. Secara
mudah, skala tersebut dijelaskan seperti ini. Ada tiga kategori peradaban yang
dipisahkan untuk mengukur kemajuan.
Kategori 1
: “Peradaban tersebut dapat atau memiliki kemampuan
mengakses setiap energi yang tersedia dalam planet tempatnya tinggal.” Dengan kata lain,
peradaban tersebut dapat membuat pembangkit energi dari seluruh sumber daya yang ada di planetnya.
Kategori 2
: “Peradaban tersebut dapat atau memiliki kemampuan
mengakses setiap energi yang tersedia dalam pusat tata suryanya (matahari)” Atau peradaban
tersebut sudah berhasil menemukan cara untuk menyerap energi dari Matahari.
Fyi, yang dimaksud bukan tekhnologi sejenis PLTS (Pembangkit listrik tenaga
surya). Melainkan lebih dari itu yaitu kolonialisasi Matahari dan tekhnologi
sebesar Generator tata surya berbahan bakar Matahari.
Kategori 3
: “Peradaban tersebut dapat atau memiliki
kemampuan untuk mengontrol setiap planet yang ada di dalam galaksi tempat dia
tinggal.” Yang dimaksud adalah perjalanan intergalaktik, koloni antar
planet dan memiliki sistem pemerintahan berbendera galaksi. Dengan kata lain,
peradaban tersebut adalah penguasa dari satu galaksi.
Para ilmuan sepakat bahwa bumi di masa kini, dalam
skala tersebut memiliki nilai 0.73, yaitu mendekati Kategori 1
Nah, berdasarkan kepada skala tersebut, misal ada
diluar sana (di dalam galaksi Bimasakti) sebuah pradaban sebut saja kategori 3,
bukankah harusnya kita sudah melihat peradaban maju tersebut? Well, setidaknya mampir ke bumi kek.
Fermi
Paradox dan alasan kita tidak bisa menemukan Alien.
Fermi paradox adalah pemahaman eksistensi berdasarkan
sebuah filter atau tembok. Tembok
yang dimaksud adalah sebuah kejadian yang terjadi kepada suatu spesies yang
membuat spesies itu dikategorikan sebagai spesies paling maju. Dengan kata lain, untuk mencapai peradaban maju,
kita sebagai spesies harus melewati tembok tersebut.
Pemahaman itu dibagi menjadi dua :
Tembok itu
ada, dan kita sudah melewatinya. Yang dimaksud adalah bahwa tembok yang
disebutkan adalah proses penciptaan (pembentukan biologis dari
skala atom ke skala manusia). Dan karena kita sudah melewatinya, maka kita
sudah ada di seberang tembok tersebut. Proses ini sangat kompleks dan susah
sehingga jika kita mengikuti pemahaman yang ini, maka kita percaya bahwa kita adalah makhluk paling cerdas di alam
semesta karena di planet lain kemungkinan kehidupan disana belum mampu
melewati tembok penciptaan (Seleksi dan faktor kegagalan)
Namun ada juga pemahaman yang kedua.
Tembok itu
ada, dan kita belum melewatinya. Yang dimaksud adalah, tembok proses kehancuran. Tembok tersebut akan
ada setelah kita mencapai sebuah tekhnologi super canggih yang dipercayai akan
menyelesaikan masalah umat manusia. Namun tekhnologi itu akan menimbulkan krisis
dan pada akhirnya menghancurkan seluruh peradaban. Tembok ini juga sering
disebut sebagai kiamat. Apabila kita
berhasil melewati tembok ini, maka kita akan dikategorikan sebagai spesies yang
dapat melewati filter/saringan
eksistensi (Peradaban Kategori 3)
Dari keduanya, ilmuan memiliki persamaan yang
menyebutkan bahwa “Peradaban manapun yang
berhasil melampaui tembok tersebut, maka dia dapat dikategorikan sebagai
peradaban paling maju.”
Sayang terlepas dari hal tersebut, kita tidak
akan pernah tau dimana posisi kita diantara tembok atau filter tersebut. Itulah kenapa hal ini disebut sebagai paradox
(perhitungan yang tidak bisa dipecahkan)
Ibaratkan sebuah tembok yang berdiri. Kita adalah
seorang anak yang ada di salah satu sisi tembok tersebut. Disana kita
menghabiskan waktu untuk menentukan mana sisi depan dan sisi belakang tembok.
Kita tidak akan pernah tau dimana sisi depan dan dimana sisi belakang karena
memang tidak ada yang pernah memberitahu kita. Dengan kata lain, kita selamanya
tidak akan pernah tau posisi kita dimana.
Teori-Teori
eksistensi Alien
Mengkesampingkan Fermi Paradox sebenarnya ada
beberapa teori yang dipercayai dapat menjelaskan keberadaan alien dan kenapa
kita tidak dapat menemukan dan berkomunikasi dengan mereka. Teori-teori
tersebut adalah
Teori 1 : Peradaban itu ada, namun jaraknya sangat jauh
dari bumi. Ada juga yang menyebutkan bahwa kita salah persepsi saat kita
mengatakan kalau kita adalah pusat dari alam semesta, padahal bisa jadi planet bumi hanyalah planet random yang ada di pinggiran/ujung
galaksi.
Teori 2 : Perbedaan linguistik membuat kita tidak bisa
memahami sinyal yang dikrimkan oleh makhluk luar angkasa. Contohnya kita tidak
bisa mendengar suara ikan/semut. Namun mereka secara non Verbal berkomunikasi satu
sama lain. Bisa jadi saat ini ada peradaban maju diluar sana yang sedang
melakukan komunikasi dengan bumi namun gelombang suaranya terlalu
rendah/terlalu tinggi sehingga tidak dapat menjangkau peralatan komunikasi
kita.
Teori 3 : Kehidupan luar angkasa masih berupa amoeba atau
spesimen tak bertulang. Jika kalian pernah nonton film Life yang dibintangi
oleh Jake Gylenhaal dan Ryan Reynolds, kalian akan tau maksudnya.
Diatas semua itu, masih banyak teori-teori yang
seakan mencoba menjelaskan semuanya. Namun tentu saja, karena itu hanyalah
sebuah teori, belum ada bukti
konkrit yang dapat membuktikannnya.
Itulah kenapa sampai hari ini pertanyaan tersebut
akan terus menghantui umat manusia.
“Dimana
yang lain?”
Baca Juga :
Baca Juga :
- Lukisan yang (katanya) bukti keberadaan Alien
- Extraterestrial – Kumpulan Kasus Alien dan Luar Angkasa
- True Crime – Kumpulan Kasus Kriminal Paling Unik
- Short Horror – Cerita Pendek Horor dua kalimat
- Kumpulan Riddle – 101+ Riddle Bahasa Indonesia
Yth Pembaca,
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
dan paradox
ReplyDeleteberasal dari cara berfikir manusia itu sendiri
yap. sebenarnya, pemikiran-pemikiran fermi paradox, skala kardashev atau yang lainnya. semua bisa juga runtuh dikemudian hari, apabila "fakta" dari keberadaan alien diketahui.
Deletebisa jadi, teori-teori dari "orang pintar" kita itu, sepenuhnya salah.