Cerita Horor By Admin
Episode 7 : Jalanan
Mengemudi dimalam hari, aku memberhentikan kendaraanku untuk
mengangkut sekelompok keluarga yang butuh tumpangan. Keluarga tersebut
beranggotakan 2 orang anak, seorang anak lelaki dan seorang anak perempuan.
Aku tentu saja tanpa ragu memberikan mereka tumpangan tatkala
mereka memberhentikanku di pinggir jalan. Yah, Malam-malam seperti ini sangat
kasihan bagi mereka berjalan di jalanan gelap.
“Terima kasih. Kau menyelamatkan kami. Namaku Ali.” Kepala
keluarga mereka menyalamiku dan memperkenalkan diri.
“Rangga.” Balasku.
Aku pun melajukan mobilku perlahan setelah mereka semua naik.
Dari kaca mobil, bisa kulihat Istri Ali dan kedua anaknya mencoba memposisikan
diri di kursi belakang. Setelah melihat mereka cukup nyaman, aku pun mulai
berbicara kepada Ali.
“Jadi.. Kenapa kalian bisa berjalan kaki malam-malam di
jalanan sepi ini?” tanyaku.
Ali nampak tertawa. Seakan dia mentertawakan kebodohannya
sendiri.
“Mobil kami mogok dan handphone kami ketinggalan dirumah.”
Istrinya lah yang menjawab pertanyaanku.
Aku mengangguk tanda mengerti.
“Mobil kalian mogok dimana?” tanyaku lagi.
“4 Kilometer dari tikungan terakhir. Dekat pepohonan karet.”
Ali menjelaskan.
Aku mengingat tempat yang dimaksudkan. Wah, tempat itu sangat
jauh dari pemukiman terdekat.
“Astaga. Itu jauh sekali dari pemukiman.” Ujarku.
“Ya benar. Untung kau berhenti. Jika tidak. Kami pasti akan
berjalan sepanjang malam hahaha..” Ali masih tertawa kikuk.
Aku sendiri sedikit lega. Yah, untung aku reflek berhenti
saat kulihat keluarga ini. Memang tidak seberapa, namun bisa menolong orang
yang kesusahan merupakan sebuah kesenangan tersendiri bagiku.
.
.
Singkat cerita. Kami berkendara sambil mengobrol. Ali
bercerita tentang dirinya yang pernah mengabdi di militer dan sempat ikut misi
penyelamatan ke timur tengah. Aku hanya mendengarkan sesekali merespon dengan
pertanyaan singkat.
Disisi lain, disela obrolan kami, jalanan yang ada di depan
semakin gelap. Lampu yang ada di pinggir jalan pun mulai semakin jarang. Hanya
ada satu lampu yang menerangi yaitu lampu mobilku sendiri.
Ali masih sibuk bercerita saat secara tiba-tiba di depan
mobilku kulihat penampakan seorang perempuan berbaju putih.
“AWASSS!!!” Teriak Ali. Menandakan kalau dia juga melihatnya.
Aku tentu saja langsung menginjak rem sekuat yang aku bisa.
Sayang, reflekku tidak cukup cepat karena aku masih bisa merasakan ujung
mobilku menyentuh perempuan yang ada di depan mobilku.
Aku mencoba mengatur nafas tatkala mobil sudah berhenti. Aku
menoleh ke Ali dan bertanya.
“K-Kau juga melihatnya?” tanyaku. Ali mengangguk. Aku sempat
melirik ke kursi belakang dan melihat wajah khawatir keluarga Ali.
“Sebaiknya diperiksa untuk memastikan.” Saran Ali. Aku
mengangguk dan menyetujuinya.
Oke kejadian barusan terjadi sangat cepat. Kami barusaja
melihat penampakan perempuan berbaju putih tepat didepan mobil ku. Disisi lain,
aku cukup yakin dia tertabrak dan berarti dia bukan hantu. Yah, hanya satu cara
memastikannya.
Aku keluar dari mobil dan sesegera mungkin menghampiri bagian
depan mobil. Mobil kubiarkan menyala agar lampu mobil bisa menerangiku. Saat
aku melihat apa yang terjadi, aku terkejut. Itu bukan hantu!
Aku langsung menghampiri perempuan malang itu. Dia ternyata
adalah perempuan muda. Aku yang menyadari tidak ada darah keluar dari tubuhnya
langsung bernafas lega. Yah dia tidak mati. Namun pakaiannya kumuh dan terdapat
berbagai goresan di kulitnya.
“Hei Nona.. Kau tidak apa-apa?” tanyaku. Aku mengulangi
pertanyaanku itu sampai dia membuka mata.
Saat matanya itu sudah terbuka. Dia nampak takut melihatku.
“Tolong aku!!” Teriaknya, dia menengkram kerahku. Aku tentu
saja langsung paham apa maksudnya
.
“Ya.. tenang saja aku akan membawamu ke rumah sakit.” Ujarku
menenangkannya.
Namun dia menggeleng serius.
“A-Aku... B-Barusaja kabur dari gubug tua ditengah hutan..”
Jelasnya. Aku langsung terkejut. Namun aku lebih memilih mendengarkan. Sorot
mata perempuan itu langsung terlihat syok.
“G-Gubung itu.. Dihuni keluarga kanibal!!” Jelasnya.
Tunggu—Apa?
Aku masih mencoba memproses perkataan perempuan ini. Sedetik
kemudian, otakku langsung memunculkan kesimpulan yang membuat seluruh tubuhku
merinding.
Sebuah hasrat mendorongku reflek berdiri. Aku kemudian
menoleh ke kaca mobil.
Yah.. keluarga yang aku beri tumpangan beberapa menit lalu,
kini sedang menatapku dengan senyuman aneh di bibir mereka.
Yth Pembaca,
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
0 Response to "Cerita Horor Pengantar Tidur Eps 7 : “Jalanan”"
Post a Comment