RIDDLE
INDONESIA #191
“CONTAMINATION”
Aku adalah tekhnisi dari sebuah perusahaan kimia.
Aku bekerja disini kurang lebih sudah 8 bulan. Meskipun pekerjaannya beresiko, alasan
aku melamar disini adalah karena aku sangat tertarik dengan gajinya.
Namun hari ini pikiranku itu sudah 180 derajat
berubah. Aku tidak peduli lagi dengan gaji. Pasalnya perusahaan ini kini sedang
mengalami krisis zat kimia yang sangat parah. Cairan dari tangki kontaminasi
bocor tadi pagi dan percikanya mengenai beberapa staff pekerja. Membuat mereka
menjadi semacam mutan haus darah yang benar-benar tidak memiliki insting untuk
berpikir. Aku melihat Boss ku Rebecca dicabik-cabik oleh Sekertarisnya sendiri
di lorong beberapa jam yang lalu.
Namun krisis tidak berhenti disitu, pasalnya
apabila cairan kimia yang bocor itu terus mengalir dan sampai ke oven
pembakaran, maka akan menguap dan status racunnya akan berubah dari cair
menjadi gas. Jika hal itu terjadi, maka zat berbahaya itu sudah tidak bisa
dikarantina lagi. Gas kimia akan menguap dan keluar ditiup angin menuju kota.
Hal yang kau tau selanjutnya, seluruh kota akan berubah menjadi mutan dan
memakan satu-sama lain.
Satu-satunya cara untuk menghentikannya adalah
dengan cara mematikan oven pembakaran dan menutup pintu besi yang ada di ruang
produksi. Dr. Jeff mengatakan padaku bahwa itulah yang harus dilakukan. Dia memintaku
turun dan menyuruhku masuk ke ruang kontrol. Dia mengatakan bahwa aku harus
melakukan penutupan manual dari sana.
Dia dengan jelas bilang bahwa tombol untuk
menutup pintu besi berwarna hijau, sedangkan tombol untuk mematikan oven
pembakaran adalah tombol berwarna kuning. Aku harus mematikan oven dahulu
sebelum aku menutup pintu, jika tidak begitu, maka pintu tidak mau tertutup
karena overheat. Dia juga menekankan
bahwa diantara kedua tombol tersebut, ada tombol merah yang berfungsi sebagai
tombol evakuasi dan membuka semua pintu. Pokoknya, apapun yang terjadi aku
tidak boleh memencet tombol tersebut.
Aku sih, sebenarnya berniat protes dan menolak
tugas yang dia berikan. Namun sebelum aku sempat mengajukan banding, Dr. Jeff
sudah mati kehabisan darah.
Aku merutuki kebodohanku sendiri, kenapa pula aku
mau bekerja di tempat seperti ini? Mengabaikan resiko hal seperti bisa terjadi
dan aku mau tidak mau harus berada di posisi antara menyelamatkan dunia atau
malah menghancurkannya? Apa nilaiku memang semurah itu? Semurah gaji bulanan
sekian juta namun tidak sebanding dengan tanggung jawabnya?
Sial. Sial. Sial!
‘Aku
seharusnya tidak berbohong saat mengisi formulir lamaran pekerjaanku!’ batinku panik.
Ham-sama,
Kau Bisa
Memecahkannya? Jawab Di Kolom Komentar
Yth Pembaca,
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteSi narrator panik Karena tugas mudah tersebut tidak bisa dia lakukan, kemungkinan besar Karena dia buta warna. Dia bohong saat menjawab formulir "Apakah anda memiliki penyakit buta warna?" Semoga aja dia jago tebak.
ReplyDeletebener jg ya.. dia buta warna
DeleteNah gue setuju Ama lhu
DeleteMutan Apokalips
ReplyDeletedr. jeff bohong gaksih, biasanya merah untuk mematikan, hijau ignition/ menyalakan...
ReplyDelete