Cerita Horor By Admin
Eps 3 : Chat
Namaku Zara,
umurku 19 tahun.
Sudah dua hari ini aku selalu dihubungi oleh Bibiku. Dia selalu
menanyakan kabarku tiap pagi, siang dan malam.
Aku tentu saja tidak mengharapkan chatnya saat ini, soalnya
dia memang tidak pernah mengirimiku pesan singkat sesering ini dulu. Bahkan
bisa dibilang, aku dan dia memang jarang berkomunikasi lewat pesan singkat.
Pagi ini juga sama, aku mendapati spam pesan singkat via
WhatsApp darinya, yang kurang lebih berisi.
‘Zar, kau dimana? Aku butuh bantuan.’
Aku sih, sengaja tidak membalasnya. Pasalnya aku memang tidak
mau berurusan dengan hal seperti ini sekarang. Kemarin, aku sempat
memperlihatkan chat itu kepada ibuku, menanyakan padanya tentang chat yang aku
terima dari bibiku. Namun ibuku itu bilang “Ah biarkan saja.”
Beberapa hari aku lewati dan Bibiku itu semakin sering
mengirimiku pesan. Bahkan di beberapa kesempatan, pesan yang aku terima
terkadang datang jam 2 pagi.
‘Zar. Chatku dibalas dong!’
Aku tau kalau ibuku itu memang tidak terlalu akur dengan
bibi. Namun tentu saja hal seperti ini membuatku semakin panik saja. Itulah
kenapa di keesokan harinya, aku memutuskan untuk datang ke rumah Bibiku.
.
Rumah bibiku itu tidak besar. Tempatnya berada di antara
deretan rumah lain yang lingkungannya memang tidak terlalu ramai. Namun
beberapa tetangga mengenalku dan memang tau kalau aku adalah keponakan penghuni
rumah tersebut.
Sesampainya di sana, aku pun tanpa disuruh segera masuk ke
rumahnya. Keadaan di dalam masih sama seperti terakhir kali aku kesini.
Karena aku sudah paham seluk beluk rumah ini, aku lantas
langsung menuju kamar bibiku di lantai dua. Saat sudah sampai di kamarnya, aku
memperhatikan kamar tersebut.
‘Yah memang belum
berubah.’ Pikirku.
Mengamati tempat tidurnya sebentar, dengan sigap aku lantas mendekati
meja riasnya dan membuka salah satu lacinya. Disana, aku menemukan
smartphonenya tergeletak rapi diantara tumpukan bedak. Layarnya memang retak
dan terdapat goresan dimana-mana.
Namun yang ingin aku lakukan hanya satu. Itu adalah tujuanku
datang kesini.
Aku langsung mengambil smartphone tersebut dengan tangan kiriku
dan membuka case dari smartphone
tersebut dan melihat isinya.
‘Ah, SIM cardnya masih
ada.’ Pikirku.
Aku lalu menoleh dan beralih ke smartphoneku sendiri.
“Jangan bercada! Bibiku sudah meninggal 1 minggu yang lalu
tau!” omelku entah pada siapa.
Aku diam berpikir. Bibiku itu tinggal sendiri dan tidak ada
orang yang tinggal di rumah ini. Bahkan kunci rumahnya saja aku yang pegang.
Yang lebih aneh, mana bisa orang lain menggunakan nomornya
kalau simcardnya saja masih disini?
.
Beberapa detik setelah aku terdiam, smartphoneku berbunyi
lagi.
Deg!
Aku terlonjak kaget kali ini.
Itu dari nomor bibiku lagi.
Dia ingin video call.
Yth Pembaca,
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
ini zara ngebunuh bibinya gitu????
ReplyDeleteYs enggaklah
DeleteWah bibinya mau video call dari dalam kuburan, hhiiii!!
ReplyDelete