Cerita Horor By Admin
Eps 2 : Penyakit
Aku adalah seorang dokter. Suatu ketika, aku dipindah
tugaskan ke sebuah desa terpencil di pedalaman. Karena tempat tersebut memang akses
obat-obatannya sangat susah, aku pun membekali diri dengan peralatan medis
semampuku dari kota untuk membantu menangani berbagai macam penyakit di desa tersebut.
Oh iya, aku belum memperkenalkan diri. Namaku Tirto. Aku
memang sarjana kedokteran baru yang baru saja mendapat izin praktek 6 bulan
yang lalu. Namun karena keinginanku untuk membantu orang lain sangat besar, aku
selalu menerima dimana dan kapanpun jasaku dibutuhkan. Termasuk dalam urusan
pindah tugas ke desa terpencil seperti ini.
“Mas Tir, aku pulang duluan ya.”
“Iya Na. Hati hati.”
Aku sedang ada di puskesmas desa kala itu saat Nina, perawat
sekaligus asistenku berpamitan pulang karena jam sudah menunjukkan pukul 5 sore.
Nina itu umurnya masih belia, namun dia mau dan mampu bantu-bantu di puskesmas
kecil ini karena almarhumah ibunnya memang dulunya seorang tabib. Yah, itu juga
salah satu alasan aku dipindahkan, pasca ibu Nina meninggal, tidak ada yang
merawat orang-orang di desa terpencil ini.
Tugasku memang hari ini sudah selesai. Namun sebelum pulang
ke rumah, aku harus mampir ke rumah pak Anwar terlebih dahulu untuk memeriksa
keadaannya. Pak Anwar adalah seorang petani, dan dia hanya tinggal berdua
dengan putranya yang bernama Mudrik.
Dari berbagai macam kasus penyakit yang diderita orang-orang
disini, penyakit pak Anwar memanglah yang paling aneh. Sudah hampir satu bulan
dia terbaring di rumahnya karena dia mengaku bahwa dia tidak bisa bergerak.
Gejala penyakitnya pun sangat sulit dimengerti bahkan oleh orang medis
sepertiku.
Setiap sabtu pagi, pak Anwar pasti akan mengeluh ke anaknya
kalau dia selalu merasakan gejala penyakit baru di tempat tertentu. 3 kali aku
mendapat laporan dari Mudrik kalau ayahnya itu semakin hari semakin parah saja
keadaannya.
Minggu pertama di hari sabtu, pak Anwar mengaku kalau kakinya
tidak bisa digerakkan dan semenjak saat itu dia tidak bisa berdiri.
Minggu kedua di hari sabtu,
pak Anwar mengaku kalau nafasnya bertambah berat dan dia dadanya mulai
sering sesak.
Minggu ketiga di hari sabtu, dia mengaku kalau pandangannya
mulai kabur dan dia menjadi susah melihat.
Hari ini, adalah minggu keempat di hari Sabtu. Dan tadi pagi
Mudrik memberikan laporan yang paling aneh tentang ayahnya. Dia bilang Rambut
Ayahnya tiba-tiba memanjang dalam satu malam.
Aku tentu saja langsung mengernytikan dahi heran. Hah? Bagaimana bisa coba?
Mengemasi barang-barangku, aku pun berniat langsung menuju ke
kediaman pak Anwar. Tak lupa aku mengunci pintu puskesmas rapat-rapat.
Perlu sekitar 10 menit berjalan sebelum aku dapat mencapai
kediaman Pak Anwar dan Mudrik. Sesampainya di sana, sosok Mudrik sudah
menungguku di depan halaman rumahnya.
“Dokter Tirto!” sapanya padaku.
“Gimana keadaan ayahmu drik?” tanyaku kepadanya.
Mudrik nampak menggeleng pasrah.
“Rambutnya semakin panjang Dok.”
Aku tentu saja langsung mengernyitkan dahi mendengarnya. Hah,
ini Mudrik serius atau bercanda sih? Entah kenapa aku disisi lain seperti
tengah dikerjai, itulah kenapa aku berniat untuk langsung masuk rumah dan
bergegas melihatnya sendiri.
Memasuki rumah, aku pun langsung pergi ke kamar pak Anwar.
Disitulah saat aku melihatnya. Aku mematung tidak percaya.
Sosok pak Anwar, rambutnya benar-benar tumbuh!
Aku mengucek kedua mataku.
Eh tunggu. Ini aneh! Aneh sekali!
Awal kepindahanku kesini, aku bertemu pak Anwar. Dan karena
setiap minggu aku sering kerumahnya, aku tidak akan lupa bentuk rambut pak
Anwar. Pak Anwar itu sudah tua dan rambutnya sudah ubanan. Aku juga ingat kalau
bagian atasnya sudah botak!
Namun yang aku lihat sekarang? Pak Anwar tiba-tiba memiliki
rambut bergelombang berwarna hitam seperti kembang desa?! Apa ini sebenarnya?
Berniat memuaskan rasa penasaranku, aku pun langsung
mendekati pak Anwar. Dia nampak tertidur. Mudrik mengamatiku dari pintu kamar.
Aku kemudian menyentuh sebagian ujung rambutnya dan
menariknya pelan.
‘Rambut ini. Tertanam
di kulit! Benar-benar tumbuh!’ Pikirku saat aku merasakan kelembutannya.
Melepaskan peganganku dari rambut tersebut. Aku mencoba
mengguncang-guncang tubuh pak Anwar dan berniat membangunkannya.
“Pak Anwar!”
“Pak Anwar!”
Namun lelaki dewasa itu tidak bergerak.
Menyadari hal tersebut, aku pun lantas mengeluarkan stetoskop
milikku. Kemudian aku arahkan ujungnya ke dada pak Anwar sedangkan kedua ujung
lain aku tempelkan ke telingaku.
Sreek sreek... sreek
sreek
Aku langsung terkaget. Pasalnya yang kudengar bukanlah detak
jantung melainkan bunyi sreek sreek yang benar-benar sangat menakutkan.
Aku langsung seketika melonjak kaget dan menatap Mudrik.
Mudrik juga sepertinya balas melihat kerahku bingung.
“Ayah saya kenapa dok?” tanya Mudrik. Wajahnya nampak panik.
Alih-alih menjawab, aku menelan ludahku berat. Saking
kagetnya aku barusan, aku bahkan sampai berdoa dalam hati.
“Drik. Kamu coba ambil air buat bapakmu.” Ujarku kepada
Mudrik.
Dia nampak mengangguk dan lantas bergegas menuju dapur.
Saat mudrik sudah hilang dari pandanganku, aku pun kemudian
kembali mendekati pak Anwar dan duduk di ujung tempat tidurnya.
Mengeluarkan senter kecil dari kantongku, aku lantas membuka
mulut pak Anwar dan mencoba menyoroti mulurnya.
Aku tambah terkejut lagi sekarang, Soalnya aku menyadari
kalau lidah pak anwar hilang.
“Astaga!”
Namun aku belum menyerah untuk mengamati apa yang terjadi.
Dengan mantap, aku masih menyenteri mulutnya, sekitaran 5 detik aku mengarahkan
senterku.
Itulah saat aku melihatnya..
Helaian rambut menggumpal, mencuat keluar dari kerongkongan.
Dari gumpalan rambut tersebut, terlihat dua sorotan merah
menyerupai mata dan taring-taring kecil seperti duri ikan.
Ya tuhan, itu adalah makhluk hidup!
Yth Pembaca,
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
Abis buka Kaskus baru tau ada blog ginian.
ReplyDeleteApa ya istilah nya di kaskus? Auto Subscribe mungkin?
Halo gan. Wah iya kemarin saya memang buat thread di Kaskus untuk promote blog. Cuman karena blognya masih under construction, jadi masih berantakan. Butuh perbaikan sana sini hehew..
Deletelanjutannya ini ga ada ya ?
ReplyDeletecm stop sampai sini aja
ceritanya? yak. ini memang oneshoot, jadi tidak ada lanjutan.
DeleteCeritanya kek mirip Ama kejadian di desa gue 20 Tahun lalu
ReplyDeleteGumpalan rambut, sorotan mata merah, trus taring duri ikan, jangan-jangan itu jenglot ?!
ReplyDelete